13. Kenyataan Pahit

8 2 0
                                    

Gadis SMA bernama Yeeun itu jalan dengan terburu-buru setelah keluar dari dalam bus menuju ke gerbang sekolah. Gimana nggak, dia bangun kesiangan gara-gara tadi malam kelamaan pulang dari tempat ketoprak soalnya kebanyakan ngobrol sama Jingoo. Bahkan sampe mas penjual ketopraknya bilang gini.

"Ga pulang, dek? Udah jam 11 malem."

Barulah mereka berangkat pulang. Udah pulang kemaleman ditambah lagi Yeeun ga bisa tidur mikirin soal percintaan temen-temennya, seinget dia jam 4 pagi baru dia tidur lelap.

"Anjir, gerbang udah ditutup."

Yeeun ngeliat ga ada siapa-siapa di sekitar depan sekolah yang bisa dia mintai bantu. Akhirnya dia duduk di atas trotoar depan sekolah sambil normalin nafasnya yang ngos-ngosan.

"Masuk atau di sini?"

Yeeun noleh ke sumber suara yang dia kenal, suara Sohyun. Langsung aja dia berdiri dan senyum ke Sohyun yang lagi buka gembok pagar sekolah.

"Kok lo yang pegang kunci? Abis dari mana?" Yeeun nanya.

"Luar."

"Ngapain?"

"Ngambil absen."

"Absen guru? Atau absen kelas?"

Sohyun yang jalan di depan Yeeun menghentikan langkahnya dan natap Yeeun datar.

"Bisa gak lo gausah banyak nanya?"

Jlebb

Dunia seakan berhenti bagi Yeeun, jantungnya detak gak karuan setelah denger kalimat yang barusan diungkapin Sohyun.

"Hyun, gue salah apa?" Tanya Yeeun dengan suara pelan yang hampir ga kedengaran.

Sohyun gelengin kepala dan nunduk dengan raut wajahnya yang udah hanpir ngeluarin air mata. "Lo ga slaah apa-apa, sorry."

Sohyun lari ninggalin Yeeun yang diam kaku di halaman sekolah.

"Lo nangis gara-gara gue, Hyun?" Kata Yeeun sebelum akhirnya air mata dia ikut netes.

.
.
.

"Eun, gue mau bayar uang kas." Kata Jihoon yang jalan ke meja Yeeun. Yeeun ga respon apa-apa dan langsung ngambil uang Jihoon juga nulis di catatan uang kas. Jihoon heran sama tingkah cewek di depannya ini yang ga ceria kayak biasanya, sama sekali bukan tipikal Yeeun yang dia kenal. Jihoon pun mendongakkan dagu Yeeun dengan jari-jari tangan kanannya sampe mata mereka tatap-tatapan.

"Lo sakit?" Jihoon nanya dan Yeeun geleng-geleng kepala.

"Lagi badmood aja, gue."

Selesai nulis catatan uang kas Yeeun jalan keluar kelas dan Sohyun yang duduk di bangku pojok paling depan merhatiin langkah Yeeun, setelahnya mata cewek itu merhatiin Jihoon yang juga fokus ngeliat kepergian Yeeun.

Sebegitu cintanya ya, Ji, lo sama Yeeun? _Sohyun.

Yeeun jalan dengan langkah lambat melewati beberapa kelas dan ketemu Minjae di koridor.

"Eun, mau ke mana?"

"Ga tau."

"Badmood ya, lo?"

"Kalo iya kenapa emang?"

"Gapapa, nanya doang."

"Gaje banget, deh. Dah ah gue lagi males di kelas."

"Ya udah, sono."

Minjae lanjut jalan begitupun Yeeun. Tapi sebelum itu Yeeun balik badan ngeliatin Minjae jalan, dalam hatinya dia pengen tau tentang apa yang terjadi antara dia sama Sohyun, tapi diurungkan niatnya karena Yeeun ga mau terkesan ikut campur urusan orang lain.

Di depan kelas XII IPS 1 Yeeun ga sengaja ngeliat Jingoo lagi main gitar sama temen-temennya di dalam kelas. Yeeun pun berdiri ngintip dibalik pintu berniat ngajak temennya itu keluar.

"Jin, temenin gue dong."

"Kemana?"

"Ga tau, temenin aja."

Tanpa basa basi lagi Jingoo ngasih gitar akustik yang dia pegang ke salah satu temennya dan dia keluar nyamperin Yeeun.

"Tempat yang enak di sekolah ini apa, Jin? Yang suasanya tenang."

"Atap, gue sering ke sana."

"Bukannya ga boleh ke sana?"

"Emang ga boleh, tapi kunci cadangan pintu yang terhubung ke atap ada sama gue."

Yeeun ketawa kecil sambil nyenggol lengan Jingoo. "Enak ya jadi ketos."

Jingoo cuma senyam senyum doang. Doi langsung jalan naik anak tangga yang ada di ujung koridor diikuti Yeeun. Sesampainya di sana Jingoo buka sebuah kotak yang berisikan matras untuk mereka duduki.

"Matras punya sekolah ini?" Yeeun nanya.

"Gue bawa dari rumah buat rebahan kalau lagi males sama suasana bising sekolah."

Jingoo bentangin matras di deket tembok pembatas dan duduk di atasnya diikuti Yeeun.

"Enak di sini?" Cowok itu nanya ke cewek di sebelahnya. Yeeun ngangguk.

"Adem, tenang. Beneran gapapa kita di sini?"

"Selagi ga ada yang tau."

"Jin. Gue ada salah ya sama Sohyun?"

"Kenapa mikir gitu?"

"Belakangan dia kayak ga seneng sama gue. Apa tanpa gue sadari gue ikut campur dengan masalah dia sama Minjae? Gue bingung, Jin, aneh, kita berdua udah deket banget dan tiba-tiba asing kayak gini. Sohyun benci ya, Jin, sama gue? Salah gue apa ya?" Yeeun natap lurus ke depan sedangkan Jingoo mejamkan mata bingung harus naggapi Yeeun dengan kalimat apa.

Cukup lama Jingoo mikir sampe Yeeun nyenggol lengannya.

"Kok lo diem, Jin?"

"Yeeun."

Jingoo menghadap Yeeun dan megang kedua bahu cewek itu.

"Gue jujur, beneran gue mau jujur, lo simak baik-baik. Setelahnya kita pikir jalan keluarnya."

Jingoo berdiri membelakangi Yeeun sedangkan Yeeun masih ada di posisi duduknya.

"Orang yang ada di hati Sohyun tuh, Jihoon."

"Jin.."

"Sohyun mungkin bimbang antara berjuang atau pergi. Lo sama Jihoon sama-sama cinta, tapi lo ga bisa nerima Jihoon karena beda Agama."

Jingoo noleh ke Yeeun yang sekarang juga mendongak natap cowok yang berdiri di hadapannya itu.

"Sejak kapan Sohyun punya rasa ke Jihoon?" Yeeun nanya dengan jantungnya yang udah detak ga karuan.

Jingoo geleng-geleng kepala. "Gue ga tau pasti. Sohyun ga benci sama lo, Eun. Ga ada salah lo ke Sohyun. Dia cuma berkecil hati karena hati Jihoon adanya buat lo, dia juga ga masalah kalau kalian pada akhirnya bersama. Sohyun cuma bimbang karena kalian sampe sekarang gitu-gitu aja. Hal itu ngebuat dia ragu untuk berjuang tapi juga berat untuk ninggalin Jihoon."

Denger kalimat panjang yang diungkapin cowok di depannya ini pun Yeeun berdiri di hadapan Jingoo.

"Jin, lo tau semuanya?"

Jingoo cuma ketawa miring sebelum akhirnya narik nafas dalam.

"Sohyun cerita semuanya ke gue. Gue juga sakit, Eun. Cewek yang gue idamkan malah curhat ke gue tentang perasaannya sama cowok lain."

Yeeun mungkin bisa ngerasain apa yang Jingoo rasain. Dia bisa bayangin gimana seandainya dia yang ada di posisi Jingoo. Sesakit apa rasanya hati dia?

Yeeun melangkah mendekati Jingoo dan ngusap-ngusap punggung temennya itu tanpa ngomong apa-apa dan tanpa mereka sadari sedari tadi ada seseorang yang nguping pembicaraan mereka dari balik pintu yang terhubung ke atap.

Dan perlahan orang itu pun buka pintu menghampiri Yeeun sama Jingoo.

"Serumit ini, ya, pertemanan kita berlima?" _Jihoon.

.
.
.

12 12 2024

Math LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang