14. Bolos Sekolah

11 1 0
                                    

Perkara yang terjadi belakangan ternyata berpengaruh besar terhadap pertemanan kelima anak SMA ini. Minjae masih berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Sohyun. Kali ini bukan soal ada atau nggak nya feedback dari Sohyun untuk dia, tapi Minjae pengen dia bisa balik kayak dulu sebelum perasaan mereka kayak sekarang. Minjae berniat dalam hati kalau dia akan berusaha hilangin perasaannya terhadap Sohyun.

Untuk Yeeun dia merasa saat ini orang yang paling bisa untuk dia ajak ngobrol adalah Jingoo, bukan Jihoon yang notabene-nya orang yang paling dekat sama dia. Rasa bersalahnya terhadap Sohyun terngiang-ngiang di kepalanya dan itu ngebuat dia nyoba menjauh dari Jihoon untuk sementara waktu.

Begitupun Jihoon, cowok itu ga mempermasalahkan Yeeun yang menjauh dari dia. Karena dia tau semuanya ga ada yang bisa dia bela. Jihoon ga mendekati satu pun diantara keempat temennya itu dan hal yang banyak dia lakuin adalah menyendiri di suasana yang tenang.

"Lagi ada masalah ya, di circle kalian?"

Jihoon noleh ke kanan mendapati salah satu temen sekelasnya, Insoo duduk di sebelahnya tepatnya di anak tangga ke empat yang mengarah ke lapangan sepak bola.

"Biasa, konflik." Balas Jihoon.

"Gara-gara cinta pasti."

Jihoon ketawa miris.

"Hal klasik. Ga ada yang namanya sahabat sejati kalau cewek cowok udah terlalu deket." Insoo.

"Hal klasik dengan permasalahan yang itu-itu aja. Bosen ga sih?" Jihoon.

"Makanya itu gue ga mau terlalu deket sama cewek, gue takut dia baper sedangkan gue cuma anggap temen. Gue akan deket sama cewek yang nanti gue harap bener-bener bisa digapai."

"Kita udah terlanjur, Soo. Sementara kayaknya ga ada yang bisa dilakuin selain yaa ini lo liat sendiri." Kata Jihoon lagi.

Insoo ngangguk-ngangguk dan setelah ngabisin teh botol yang dia minum, Insoo ngajak Jihoon lari ke lapangan basket untuk join sama anak-anak basket yang lagi pada main di jam istirahat.

Di lapangan basket Jingoo yang berstatus sebagai pemain tetap ngelempar bola basket ke Jihoon yang baru dateng dan dengan sigap cowok itu nangkap bolanya. Jingoo ngasih isyarat ke temennya itu untuk masuk ke lapangan.

Beda dengan Jihoon yang nyoba mengasingkan diri dengan temen-temennya, Jingoo justru nyoba biasa aja terhadap keempat temennya. Entah apapun responnya, Jingoo ga peduli karena yang penting menurut dia adalah dia ga mau terlihat asing dengan keempatnya.

Setelah cukup main basket 10 menit di jam istirahat, semua bubar dari lapangan menyisakan Jingoo sama Jihoon yang duduk di pinggir lapangan dengan jarak hampir 2 meter.

"Renggang ya." Jingoo buka suara.

"Maksud?" Balas Jihoon dengan pandangannya yang ga ngeliat ke Jingoo sama sekali..

"Kita berlima. Lo kenapa sih, menghindar?" Jingoo noleh ke Jihoon berharap dapat jawaban yang tepat dari temennya itu.

"Ada harapan kita kayak dulu kalau gue ga menghindar?" Jihoon.

"Emang ada harapan kira kayak dulu kalau lo menghindar?" Jingoo.

Skak matt.

Jihoon ketawa miring dan noleh ke Jingoo. "Jadi menurut lo gimana baiknya?"

"Gue sih b aja, biar ga keliatan sama orang lain kalau lagi ga akur."

"Ribet banget, heran."

"Gimana lo sama Yeeun?"

Jihoon yang sebelumnya duduk merubah posisi jadi berdiri dan menghembuskan nafas panjang. "Lo yang sekarang lebih deket sama Yeeun, ngapain nanya ke gue?"

Math LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang