18. Trauma Masalalu

7 2 0
                                    

Di sebuah rumah bernuansa coklat putih dua kakak beradik, Minjae dan Jingoo lagi sama-sama menikmati aktivitasnya di teras depan rumah. Ditemani secangkir kopi hangat Minjae asik dengan PC nya lagi nyusun folder yang katanya udah berantakan dari lama. Dan adiknya, Jingoo asik dengan medsos untuk scroll berbagai macam aktivitas warga medsos.

"Yash, rapi." Kata Minjae kesenangan dengan ekspresi yang udah kayak orang menang undian.

"Ngapain?" Jingoo nanya.

"Beresin folder." Balas Minjae sebelum ngambil cangkir kopinya untuk diseruput isinya. Minjae lalu nutup laptopnya dan masuk ke dalam untuk ngeletakun laptop sambil ngambil  gitar akustik miliknya. Setelahnya doi balik dan duduk di tempat sebelumnya.

Satu persatu senar gitar dipetik menampilkan intro sebuah lagu. Jingoo tau lagu ini, salah satu lagu kesukaannya juga lagu kesukaan banyak cowok di Negara ini. Jingoo nutup aktivitasnya dengan medsos dan mulai menikmati alunan petikan gitar yang dimainkan abangnya.

Well I was there on the day
They sold the cause for the queen
And when the lights all went out
We watched our lives on the screen
I hate the ending myself
But it started with an alright scene

It was the roar of the crowd
That gave me heartache to sing
It was a lie when they smiled
And said, you won't feel a thing
And as we ran from the cops
We laughed so hard it would sting
Yeah yeah, oh

If I'm so wrong (so wrong, so wrong)
How can you listen all night long? (night long, night long)
Now will it matter after I'm gone?
Because you never learn a goddamn thing

Jingoo merasa lagu yang dinyanyiin abangnya kerasa menyayat hatinya banget. Entah apa yang lagi mengganggu pikirannya, tiba-tiba perasaannya berubah seketika, perasaan aneh yang campur aduk membuat dirinya seolah ikut larut dalam lagu.

Minjae yang merasa adiknya menikmati musiknya itu pun ngasih kode ke Jingoo untuk nyambung lirik dan tanpa ragu Jingoo masuk ke bagian chorus dengan suaranya yang sebenernya bagus cuma ga terlalu dia pamerkan untuk bermusik.

You're just a sad song with nothing to say
About a life long wait for a hospital stay
And if you think that I'm wrong
This never meant nothing to ya

Minjae masih melanjutkan petikan gitarnya tapi Jingoo malah berhenti nyanyi dan narik nafas dalam sambil nyandarin tubuhnya di kursi. Minjae yang sadar sama hal itupun mengakhiri petikan gitarnya dan natap adiknya.

"Kenapa, dah?"

"Gue juga ga tau kenapa."

Denger jawaban adiknya yang dirasa kurang atau bahkan ga jelas Minjae nyentil pelan dahi Jingoo dan lanjut metik tali gitarnya.

"Gue udah ambil keputusan." Kata Jingoo tiba-tiba yang membuat Minjae mengakhiri petikan gitarnya yang masih masuk di bagian intro.

"Gegayaan keputusan, apaan?" Tanya Minjae sambil nyandarin gitarnya di meja.

"Buat lupain Sohyun."

Seketika mata Minjae sedikit melotot natap heran adiknya. "Kenapa harus lupain?"

"Gue kalah."

"Kita ga pernah kompetisi jadi ga ada yang kalah." Balas  Minjae lagi.

Jingoo ketawa miring. "Gue cuma perunggu, lo perak dan Jihoon emasnya."

Math LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang