"Frey" ara menoleh ke sana ke mari namun tidak melihat satu pun orang di kamar itu.
"Teryata mimpi lagii.." lirih ara ia mendudukkan dirinya dan menatap kosong ke depan.
'eh- tunggu, ini bukan kamar gw!,....chika, Freya' batin ara.
Brugh
Tap
Tap
Ara berlari keluar dari kamar, saat di luar ia menatap kaget.
"Di mana chika!" Tanya nya dengan nada yg tinggi.
"Frey!"
"Freya!"
"Tenang dulu, jamet!, lo mau manggil satu kampung ke mari?, hah?" Kesal olla karena permainan terganggu.
"Ck,ck, si Chika, zee ama freya ke pasar,.. belanja " jelas mira, namun mereka di bikin merinding karena ara tersenyum tampa sebab.
"Gila nih orang"
"Udah dari tadi?" Tanya ara sambil mendudukkan dirinya di sofa samping mira.
"Iya, palingan bentar lagi pu-" "adek pulang!" Suara cempreng freya langsung membuat ara bangkit dari duduknya.
Grep
"Akahhaaha, aa tinggi lagi, tinggi lagi" girang freya karena di junjung tinggi oleh ara, sedang kan chika mematung di depan pintu.
"Masuk, kak" chika pun tersadar ketika zee berucap.
"Ah-hm, kakak ke dapur dulu ya zee" Chika langsung pergi, ia masih canggung dan gugup bertemu dengan ara.
"Gw yakin bapa lo pasti lagi nyariin Kita" celetuk miraa ketika zee duduk di samping nya.
"Ya iya lah, kan kemarin waktu masih di jalan lo, nge aktifin hp butut lo itu!" Ucap olla.
"Heh jamet, bahkan gw duluan yg matiin daya hp gw" balas mira.
"Lo ga ingat sebelum kita makan di warteg, lo nunjukin jam di hp butut lo itu!" Jelas olla, seketika zee, menepuk jidatnya.
"Kok kakak goblok sih?" Heran zee" y-ya maaf, g-gw ga sadar, suer" mira dengan wajah bersalah nya.
"Kak olla juga kenapa baru bilang sekarang"
"Gw juga baru nyadar cil"
Keheningan pun terjadi di ruang tamu, olla, mira dan Zee tampak memikirkan sesuatu, sedang kan ara ia sedang memangku freya dan duduk di di sofa.
"Kita harus cepat pergi seb-" "belum apa?!" Semua nya sontak melihat ke arah pintu.
'mati kita' batin mira.
"Habiss.." lirih olla dan masih dapat di dengar oleh zee dan mira.
Grecio masuk tampa melepaskan sepatu nya, ia berjalan mendekati ara yg menatap datar ke arahnya.
"ARA!" tekan grecio bahkan urat di leher nya tercetak jelas.
"Mamaa!" Pekik freya karena merasa takut, ia mencengkram erat lengan ara yg memeluk tubuh mungil nya.
"Ayo kita pulang!" Ucap grecio menarik paksa tangan ara namun di tepis kasar oleh ara.
"Kau mau melawan saya!" Bentak grecio.
"Hiks, hiks, mamaa..."
"Diam bocah sialan!" Bentak grecio dan membuat tangis freya semakin keras.
"Hentikan semua ini, pa!" Tekan ara .
Grep
Chika datang dari dapur dan bahkan masih memakai celemek, ia mengambil Freya yg brada di gendongan ara, namun saat ingin pergi tangan nya di tahan oleh ara.
"Kalau papa masih ingin terus membenci Chika dan anakku.... Aku akan pergi bersama mereka-" "jangan bodoh ara!" Grecio memotong ucapan ara dengan keras.
"Jika kau masih Berani membantah saya!, saya tidak akan memberikan sepeserpun warisan!"
"Baiklah"
Plak!
Tamparan yg di terima ara membuat freya semakin gencar menangis"hiks mamaaa!" Ara melepaskan genggaman tangan chika, tampa berucap Chika langsung berlari ke kamar.
'maafin aku raa..' batin Chika ia memeluk erat tubuh putri nya.
"Hiks, ma hiks ma, da-hiks da,hiks" chika langsung menatap wajah yg putri yg merah karena menangis.
Di luar kamar perdebatan kian memanas " kamu tau!, dia itu tidak jelas asal usulnya!" Triak grecio.
"Lalu, apa ubah nya dengan papa?"
Plak!
Lagi lagi ara mendapatkan tamparan namun kali ini sudut bibirnya sampai mengeluarkan darah.
"Jaga ucapan kamu, ara!"
"Ini pasti karena wanita hina itu!, dan kamu zee"
Grecio berjalan mendekati zee, tubuh zee bergetar ia sebisa mungkin menguatkan dirinya.'gw udah siap kalau memang ini bakal terjadi ' batin zee ia langsung menegakkan kepala nya menatap datar sang ayah.
Plak
Plak
Plak
"Cukup papa!" Ara mendorong grecio dan memeluk tubuh zee yg bergetar.
"Awssh"
"Minggir kak" zee maju ke hadapan grecio.
"Aku lebih baik mati daripada melihat saudara ku hidup dengan rasa yg mati!"
"Kamu tau apa!" Kesal grecio.
"Aku rasa papa gak sebodoh itu, aku yakin papa bisa melihat hancur nya kak ara tampa kak chika"
Grep
Grecio hendak menampar zee namun ara dengan sigap menahan nya.
"Kalian tidak akan mendapatkan sepeserpun warisan dari ku!" Zee dan ara hanya terkekeh.
Grecio meninggalkan rumah Chika bersama juan.
"Maaf ya guys, kita ga bisa bantu " celetuk mira sambil menghampiri zee dan ara.
Karena ini masalah pribadi jadi menurut mereka, mereka tidak bisa sembarang campur tangan.
"Freya" ara langsung berjalan menuju kamar chika.
'sialan'
***
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak