10. Jealous

1K 117 18
                                    


Thailand

07.00 am

Love Pov

Aku keluar dari kamar, memindai sekitar sejenak dan melangkahkan kaki ini menuju ke arah pantry dapur rumah.

Mencuci tangan dan mengenakan celemek sebelum menyiapkan bahan-bahan yang akan kumasak.

Hari ini aku ingin mencoba membuat bekal untuk P'Miw.

"Tumben kamu bangun lebih awal nak"

Suara Mama, tanpa menoleh pun aku tau itu Mama.

"Pagi Ma" sapaku.

Aku merasakan Mama berjalan melewati belakang tubuhku, membuka kulkas dan sedetik kemudian menutupnya kembali.

Sedangkan aku menyibukkan diri dengan memotong wortel yang kupegang.

"Love, anak Papa di dapur? Tidak biasanya". Papa tiba-tiba muncul tepat di sampingku.

"Aku juga baru mulai masak Papa, aku ingin belajar" jelasku.

"Itu langkah yang bagus, dia harus menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk anak dan suaminya mendatang" Komentar Mama.

Aku dan Papa saling berpandang tanpa suara.

Entah,

Aku merasakan Papa ingin mengatakan sesuatu yang tidak bisa ku artikan isi pikirannya.

Di bantu Mama, aku merasa masakan yang kubuat untuk P'Miw sekaligus semuanya lebih cepat.

Kami bertiga melakukan sesi sarapan pagi ini dengan tenang.

"Apa hari ini ada jadwal syuting" celetuk Papa tepat di saat kami sedang khusuk sarapan.

"Tidak, hanya P'miw sedang ada jadwal dan aku berencana ingin membawakannya bekal" jawabku.

"Gun tidak sekalian? Sedangkan dia juga pergi untuk meetting dengan pekerjaannya, masa iya dia yang selalu mampir ke rumah kita" ucap Mama.

"Uhm Ma, sebenarnya aku dan P'Gun sudah putus"

Mama menghentikan aktifitasnya, menaruh perlengkapan makan yang ia pegang berganti menatapku.

"Kenapa?" Tanyanya.

Ekspresi wajahnya terlihat tak senang.

"Hanya tidak cocok saja"

"Apa dia berselingkuh?"

"Tidak, bukan seperti itu"

"Jadi anak Mama yang berselingkuh"

Aku membelalakan bola mata tak percaya Mama berkata seperti itu kepadaku.

"Tentu saja tidak, Mana mungkin aku seperti itu"

"Lalu apa? Laki-laki sebaik itu sudah kamu sia-siakan, dia bisa menerima pekerjaanmu! Dia bisa menerima kamu bermesraaan dengan Milk di depan public, dia selalu memahamimu- tunggu! Jangan-jangan kamu dan Milk?"

Aku menunduk, sulit untuk di jelaskan, antara perkataan Mama yang tidak benar, tetapi juga benar adanya.

Hanya dia tidak tau siapa Gun.

Laki-laki seperti apa yang selalu dia banggakan itu.

Laki-laki kasar dan egosi, berani memperlakukanku dengan kasar.

"Astaga Love, Mama setuju kamu menjadi artist bukan untuk menjadikan itu kenyataan, hubungan kamu dan Milk tidak ada masa depannya, harusnya kamu tidak menyakiti perasaan Gun yang selalu percaya ke kamu"

#milklove is real ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang