★
★
★Aku benci suara petir, hujan, apapun yang berhubungan dengan semua itu.
Tubuhku bergetar setiap kali mendengar dentingan air terjatuh di atas atap. Napasku mendadak sesak, kepala ku seakan ingin meledak.
Ding .. Dong ...
"BRENGSEK!!"
Prangg!!
Sial! Suara dentingan jam dinding klasik itu semakin menambah ketakutanku. Berkali-kali aku mencoba menghancurkannya, benda laknat itu tak serta Merta rusak sedikitpun.
Aku tidak suka kegelapan, tapi aku merasa nyaman berada di dalamnya. Tempat di mana aku bisa memeluk tubuhku sendiri, meredam rasa sakit yang setiap tahun datang seakan ingin membunuh jiwaku secara perlahan.
.
.
.Berawal dari masa kecil seorang bocah tampan, bernama Xiao Zhan. Bocah polos berusia 4 tahun, yang selalu tersenyum ceria saat menatap wajah cantik ibunya.
"Ibu, apa ayah masih bekerja? Aku merindukannya, aku ingin bertemu dengannya." ujar Xiao Zhan kecil.
Semenjak bocah itu lahir, dia sama sekali belum pernah melihat sosok sang ayah. Setiap kali dia bertanya pada sang ibu, wanita itu selalu menjawab. 'Ayah sedang bekerja, Sayang .. sebentar lagi dia pasti akan pulang menemui Zhan-Zhan.' namun saat-saat itu tak kunjung datang, sang ayah tak pernah pulang menemui mereka.
Hingga tahun-tahun berikutnya. Semua masih sama. Xiao Zhan melewati malam ulang tahunnya bersama sang ibu seorang. Dalam doanya dia berharap akan kehadiran sang ayah untuk merayakan hari ulang tahun bersama mereka.
"Selamat ulang tahun, Sayang ..." Senyuman lembut sang ibu, yang selalu Xiao Zhan kagumi di setiap malam bulan Oktober.
"Ibu!!" serunya, menatap penuh binar kue ulang tahun di kedua tangan sang ibu.
Yeah, hari ini merupakan hari di mana Xiao Zhan genap menginjak usia ke sepuluh tahun.
"Apa yang kau inginkan, katakan, Sayang ..." lembut sang ibu.
Seketika wajah Xiao Zhan mendadak murung, "Aku ingin bertemu ayah."
Sang ibu membeku, namun setelahnya dia tersenyum, dan pergi meninggalkan Xiao Zhan seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK [TAMAT]
FanfictionWARNING! 21++✓ YIZHAN ✓ MAFIA ✓ BxB ✓ M-PREG✓. Xiao Zhan, remaja tampan yang hidup dalam ketidak adilan. Dibenci oleh ayahnya sendiri, karena sebuah kekurangan. Hingga membuatnya nekat masuk dalam gelimang dunia gelap...