★
★
★Yibo membawakan sarapan pagi untuk Xiao Zhan, meletakkan nampan yang ia bawa ke atas kasur tempat Xiao Zhan berbaring.
"Masih marah?" tanya Wang Yibo, menatap wajah cemberut Xiao Zhan.
"Jangan menyentuhku lagi!" Kesalnya, memalingkan wajah.
Yibo menarik sudut bibirnya, "Aku tidak tau jika bercinta bisa membuatmu amnesia."
Xiao Zhan berdecak malas, "Jangan bahas hal itu!"
Yibo mengambil mangkuk berisikan sup yang baru ia bawa, menyendok isi mangkuk itu, meniupnya pelan lalu menyodorkannya ke depan mulut Xiao Zhan. "Buka mulutmu!" pintanya.
Xiao Zhan melirik sinis, dengan takut-takut dia membuka mulutnya. Ayolah, dia sangat lapar.
Mengunyahnya perlahan, mengecap rasa nikmat sup yang baru saja masuk ke dalam mulutnya. Eum, enak .. mata Xiao Zhan berbinar.
"Apa kau yang memasak?" tanyanya.
"Hm, apa kau tidak suka?" khawatir Wang Yibo.
Xiao Zhan menunduk, "Masakan mu mengingatkan ku pada seseorang." lirihnya.
Yibo memasang wajah datar, "Siapa? Kekasihmu?"
Xiao Zhan menggeleng kecil, "Ibu ku."
Yibo mengatupkan bibirnya rapat, sejujurnya dia ingin sekali mengetahui lebih dalam perihal kehidupan pemuda ini. Namun masih terlampau dini untuk bertanya.
"Yibo." Xiao Zhan mengangkat wajahnya.
"Hm?"
"Bisa kau membayar ku, setiap kali kita bercinta?"
Yibo menukikan sebelah alisnya.
Xiao Zhan terkekeh hambar, "Maaf, seharunya aku lebih tau diri. Paman sudah menjual ku padamu, jadi aku tak ada hak untuk meminta bayaran darimu."
Yibo meletakkan mangkuk di tangan kirinya, lalu menangkup wajah tirus Xiao Zhan. "Tatap aku! Aku akan memberikan berapapun uang yang kau mau. Asal, kau mau berjanji padaku. Kau hanya milikku, dan kau hanya boleh bercinta denganku." ucap Wang Yibo penuh penekanan.
Xiao Zhan tersenyum lembut, sungguh .. itu sangat manis. "Terima kasih."
Yibo tersenyum lebar mendengar kata-kata lembut yang terucap dari bibir Xiao Zhan.
"Apa aku boleh tau, untuk apa uang itu?"
Xiao Zhan meremas kuat selimut yang menutupi separuh tubuhnya.
"Semenjak ibuku tiada, aku tinggal bersama paman. Dan dia meminta ku untuk mengembalikan biaya yang sudah dia keluarkan untuk kehidupan ku."Yibo merepalkan genggaman tangannya, tak menyangka jika kehidupan Xiao Zhan sesulit ini.
"Tinggalah bersamaku, aku akan melindungi mu."
Tinggal bersamamu? Dan bahkan aku belum mengenal siapa dirimu. Bagaimana jika kau sama saja seperti Xiao Mo, baik pada awalnya dan berakhir kau meminta balas budi. Tidak, aku tidak boleh terjerumus untuk kedua kalinya.
"Aku tidak bisa, aku tidak ingin menjadi beban hidup orang lain."
Yibo menatap sendu wajah sedih Xiao Zhan, pemuda ini begitu keras kepala. Dia memiliki harga diri yang terlampau tinggi.
.
.
.Yibo menelusuri lebih dalam kehidupan Xiao Zhan yang penuh dengan misteri. Siapa Xiao Mo? Bagaimana latar belakang kehidupan pria tersebut?
Wang Zhuocheng memperlihatkan beberapa data yang ia temukan mengenai latar belakang Xiao Zhan. Yibo semakin penasaran, saat mengetahui jika ayah Xiao Zhan masih hidup, dan sosok itu menghilang bak ditelan bumi.
"Urus semua ini, aku harus menemui Xiao Zhan." ujar Wang Yibo tiba-tiba. Dia teringat akan Xiao Zhan yang ia tinggalkan di rumahnya sendirian.
Ringgg .. dringgg ..
Ponsel Wang Yibo berdering, dengan santai dia mengangkat sambungan telponnya.
"Hm, ada apa?" datar Wang Yibo, menjawab panggilan telpon dari bawahannya. Yang sengaja ia perintahkan untuk menjaga Xiao Zhan.
"Tuan Xiao Zhan meninggalkan mansion."
Yibo mengeraskan rahangnya, "Ikuti dia!" perintahnya, sebelum kemudian mematikan sambungan telponnya dan bergegas mencari bocah liar tersebut.
Di sisi lain, Xiao Zhan tengah menuju ke tempat tinggal Zhu Zan Jin. Hari ini adalah waktu di mana Xiao Zhan harus menjalankan misi, untuk mendampingi seorang petinggi dunia bawah. Melakukan pertemuan, jual beli barang ilegal.
"Kau harus hati-hati, jangan sampai dirimu terluka." Ujar Zhu Zan Jin.
"Em, aku tidak akan terluka." percaya diri Xiao Zhan.
Zhu Zan Jin memeluk erat tubuh sahabatnya, entah mengapa dia merasa begitu khawatir pada Xiao Zhan.
Xiao Zhan pun pergi setelah mempersiapkan semua perlengkapannya.
Sesampainya di perbatasan kota, Xiao Zhan di jemput oleh sebuah mobil mewah. Dua pria berdandan stelan jas rapi, mempersilahkan Xiao Zhan untuk masuk ke dalam mobil mereka. Xiao Zhan pun menurut.
Di dalam mobil tersebut, nampak seorang pria paruh baya tersenyum ke arah Xiao Zhan.
"Senang bertemu denganmu." ujar pria itu.
Xiao Zhan hanya mengangguk tanpa membalas sapaan pria tersebut.
"Bisa lepas penutup wajahmu? Aku ingin melihat siapa Rabbit Mask, sebenarnya." pinta pria tersebut.
Xiao Zhan melirik sinis ke arah pria di sebelahnya. "Jangan lampaui batasan mu, Tuan." datarnya.
Pria itu nampak kelicutan, membenarkan kaca matanya. "Em, maafkan aku. Ah, perkenalkan .. nama ku--"
Ckitttt!!!
Belum selesai pria itu berucap, mobil yang mereka kendarai tiba-tiba berhenti mendadak.
"Apa yang terjadi?!!" kesal pria paruh baya itu.
"Tuan, ada yang menghadang mobil kita."
Pria itu segera mengamankan koper yang ia bawa. "Brengsek! Sudah aku duga ini akan terjadi." gumam pria itu.
Beberapa pria berbadan kekar keluar dari dalam mobil di depan sana, dan menggedor mobil yang Xiao Zhan tumpangi.
Xiao Zhan beserta anak buah pria paruh baya tadi keluar, dan terjadi baku hantam di antara mereka.
Pria paruh baya itu tersenyum menang, bangga akan kehebatan bocah Rabbit Mask. Yang dalam sekejap mata berhasil melenyapkan para pria kekar yang menghadang jalan mereka.
Xiao Zhan kembali menemui kliennya, "Tuan bisa melanjutkan perjalanan." ujarnya, lelah.
"Tidak perlu, kita kembali ke markas." ucap pria itu, sontak membuat Xiao Zhan bertanya-tanya.
"Kenapa?" penasaran Xiao Zhan.
Pria itu terkekeh datar, "Heh .. terkadang untuk memenangkan bisnis, kita harus bermain kotor."
Xiao Zhan diam, sedikit kesal. Namun kembali lagi, yang terpenting saat ini misi yang ia lakukan sudah selesai. Dia hanya membutuhkan bayaran dari pria ini saja, tanpa peduli jika pria tersebut seorang bajingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MASK [TAMAT]
FanficWARNING! 21++✓ YIZHAN ✓ MAFIA ✓ BxB ✓ M-PREG✓. Xiao Zhan, remaja tampan yang hidup dalam ketidak adilan. Dibenci oleh ayahnya sendiri, karena sebuah kekurangan. Hingga membuatnya nekat masuk dalam gelimang dunia gelap...