CH ⁰⁸

1.9K 122 3
                                    





Pagi-pagi sekali Wang Yibo datang ke rumah sakit di mana Xiao Zhan menjalani perawatan, namun tanpa dia duga, pemuda itu sudah meninggalkan tempat tersebut.

Yibo sedikit tersulut emosi, saat mengetahui jika kepergian Xiao Zhan di karenakan oleh Xiao Mo.

"Maaf, Tuan .. pasien sudah dijemput oleh keluarganya beberapa jam yang lalu." ujar seorang perawat, yang tengah membersihkan bekas kamar rawat Xiao Zhan.

"Beraninya." geram tertahan Wang Yibo, dia tau betul jika Xiao Zhan belum sembuh sepenuhnya.

Tanpa basa-basi, Wang Yibo bergegas pergi dari rumah sakit tersebut, menuju ke kediaman Xiao Mo.

.
.

Plak!!

Baru saja sampai di ambang pintu, Xiao Mo sudah memberikan hadiah berupa tamparan keras di wajah Xiao Zhan.

"Tidak berguna!! Bagaimana bisa kau mengecewakan tuan Wang, hah??! Karenamu, hutangku bertambah dua kali lipat!!" murka Xiao Mo.

Xiao Zhan terpaku, sial!! Kenapa semua permasalahan harus dilimpahkan padanya? Hutang, penderitaan, semua harus ditanggung Xiao Zhan seorang diri.

"Tenanglah, aku akan membayar semua biaya yang sudah kau keluarkan untuk ku."

"Membayar?!! Hahaha!!" tawa jenaka Xiao Mo, seolah apa yang dikatakan Xiao Zhan begitu lucu. "dengan cara apa kau akan membayar biaya hidupmu?! Cara tercepat adalah dengan kau melayani tuan Wang, tapi apa?! Kau justru menyusahkan pria itu!"

"Cukup!! Aku akan menghasilkan banyak uang tanpa menjual tubuhku!" Teriak Xiao Zhan.

"Aku tidak peduli!! Tubuhmu sudah menjadi milik tuan Wang!! Ingat itu!!"

Xiao Zhan mengeraskan rahangnya, menahan diri agar tidak melenyapkan pria di hadapannya ini. Tak ingin memperumit keadaan, Xiao Zhan memilih untuk pergi meninggalkan rumah reot tersebut.

"Kau mau kemana?!! Hei! Bocah sialan!!" teriak Xiao Mo, yang sama sekali tak digubris oleh Xiao Zhan.

Beberapa menit setelah kepergian Xiao Zhan. Suara bel pintu berbunyi.

Ting .. Tong ...

"Xiaobao!! Buka pintunya!" pinta sang ayah.

"Ck," decak malas pemuda itu, dia tengah sibuk bermain ponsel.

Ting .. tong ..

"Xiaobao! Apa kau tidak dengar, hah?!"

"Iya! Iya!" Dengan sangat terpaksa Xiaobao melangkah ke arah pintu, lalu membukanya.

Xiaobao membuka mulutnya tak percaya, saat melihat siapa sosok yang berdiri di ambang pintu rumahnya.

"Pa-Pak Dosen?" Gumamnya.

Sosok itu, Wang Yibo menatap datar wajah terkejut Xiaobao.

"Siapa--" ucapan Xiao Mo terhenti saat melihat wajah datar Wang Yibo, dengan cepat dia bersujud di hadapan pria tersebut. Membuat Xiaobao kebingungan.

"Tu-Tuan Wang, maafkan saya." gugub Xiao Mo.

"Papa, apa yang kau lakukan?" bisik Xiaobao, sesekali mencuri pandang ke arah Wang Yibo.

"Diamlah!" gertak pria itu, membuat sang putra bungkam.

"Di mana Xiao Zhan?" datar Wang Yibo.

"Di-dia tidak ada di rumah, Tuan." Sahut Xiao Mo.

Wang Yibo melirik tajam ke arah Xiao Mo. "Jangan pernah menyentuh milikku, jika kau masih ingin hidup." ancam Wang Yibo, sebelum kemudian pergi meninggalkan kediaman Xiao Mo.

Hah ..

Xiao Mo membuang napas lega, beruntung Wang Yibo masih memberikan kesempatan untuk nya.

"Papa, siapa dia? Kenapa kau terlihat ketakutan?" penasaran Xiaobao.

"Dia tuan Wang, yang membeli Xiao Zhan tempo hari."

Xiaobao terbelalak, "Apa?!"

Xiao Mo memicing tajam, "Ada apa denganmu?"

"Di-dia dosen baru di universitas ku, Pa!"

Xiao Mo tak kalah terkejut, "Benarkah?" gumamnya, sedikit berpikir. Apa mungkin pria itu sengaja masuk ke ranah universitas, hanya untuk mendekati Xiao Zhan?

"Xiaobao, apapun yang kau ketahui. Jangan bicara pada siapapun. Tuan Wang sangat berbahaya." peringat sang ayah.

Xiaobao hanya diam, sedikit kesal dengan ucapan sang ayah. Padahal dia juga mengincar tuan Wang, kenapa justru Xiao Zhan yang harus dekat dengan pria itu?

Xiao Zhan datang ke rumah Zhu Zan Jin, menceritakan apa yang sejujurnya terjadi padanya. Karena Zhu Zan Jin terus saja mendesak Xiao Zhan, meminta pemuda tersebut menjelaskan perihal hubungannya dengan Wang Yibo.

Zhu Zan Jin membuka mulutnya syok, jadi dosen mereka adalah seorang pemimpin gangster besar? Dan dia berhubungan dengan Xiao Zhan?

"Xiao Zhan, kau harus berhati-hati dengannya! Bagaimana jika dia tau siapa dirimu?"

Xiao Zhan terdiam sejenak, "Aku tau, aku akan berusaha merahasiakan identitas ku."

Zhu Zan Jin meraup wajahnya kasar.

"Zhu, apa ada tawaran?" tanya Xiao Zhan.

"Em, tapi tidak untuk turnamen." sahut Zhu Zan Jin.

"Lalu?"

"Membunuh sekelompok penagih hutang."

"Tidak masuk akal, tapi itu cukup menantang." kekeh Xiao Zhan. "Terimalah."

"Tidak! Apa kau sudah gila, hah?!" tak setuju Zhu Zan Jin.

"Ayolah, aku butuh olahraga." ujar Xiao Zhan, merenggangkan otot-otot lehernya.

Zhu Zan Jin tak dapat mengelak, apapun yang diinginkan Xiao Zhan harus terwujud. Penolakan adalah musuh besar bagi Xiao Zhan.

.
.

Xiao Zhan menatap pantulan tubuhnya di depan cermin. Bayangan tentang kejadian buruk di universitas kembali terngiang di dalam benaknya. Reflek lubang pantatnya berdenyut ngilu, dia meraba area bokongnya dengan mencebikkan bibir ke bawah.

"Sangat menakutkan."

"Zhan! Zhan! Apa kau tidur?" tanya Zhu Zan Jin dari luar kamar.

"Tidak, ada apa?"

"Xiaobao datang mencari mu."

Xiao Zhan memejamkan matanya erat, "Ada apa lagi?" geramnya lirih. Dia pun keluar dari dalam ruang kamarnya, menemui sosok pemuda tersebut.

"Xiao Zhan." Xiaobao berlari dan langsung memeluk tubuh Xiao Zhan. Membuat pemuda itu terheran-heran.

"Ada apa dengan sikapmu?" bingung Xiao Zhan, mendorong tubuh Xiaobo.

"Maafkan aku, mulai sekarang aku tidak akan jahat lagi padamu." senyum manis Xiaobo.

Zhu Zan Jin menaikkan sebelah alisnya, sepertinya ada yang pemuda ini rencanakan, batinnya.

MASK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang