Dua minggu sudah berlalu...
Mew benar-benar sudah sangat bosan dengan tingkah istrinya, tidak pernah pulang sekalinya pulang hanya meminta uang dan setelah itu pergi lagi, sedangkan Jess dan Zoom tidak tau dimana keberadaannya sejak Mew dan Jenie selalu bertengkar mereka berdua menghilang begitu saja, dan tentu saja mereka menyesal karna sudah menjodohkan mereka disaat Mew sudah punya kekasih.
"Kau pulang hanya meminta uang, dan setelah itu pergi lagi kau pikir aku apa? Kau tau. Kau tidak pernah menghargai aku sebagai suamimu, bahkan sedikit saja apa kau pernah berpikir tentang putra mu? TIDAK BUKAN?"
"Lantas kau mau apa? Menyuruhku hanya duduk di rumah dan menjaga anak sialan itu,"
"JENIE!" Mew sudah siap untuk menampar Jenie, namun ia ingat dengan Sean.
"Kau tau Mew. Sejak ada anak sialan itu kau tidak pernah perhatian lagi padaku, bahkan kau tidak pernah lagi menyentuhku, kau hanya selalu memperhatikan dia kau tidak pernah melihatku lagi, dan aku merasa sangat kesepian itu sebabnya aku lebih memilih menyenangkan diriku,"
"Tapi tidak seperti ini caranya, aku hanya ingin kau di rumah dan menjaga Sean, apa sesulit itu?"
"Sudah kukatakan, bahkan sejak anak sialan itu berada dalam kandungan ku, jika aku tidak sudi memilikinya, aku hanya butuh dirimu Mew tidak dengan yang lain,"
"Tapi Sean adalah putramu darah daging mu, bagaimana bisa kau tidak menginginkannya?"
"Jangan memaksa ku Mew,"
"Baiklah, aku tidak akan memaksa mu lagi dan kau boleh pergi dari rumah ini,"
Jenie tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh suaminya, dan ini baru kali pertama Mew mengatakan itu padanya.
"Apa maksudmu Mew?"
"Sekali lagi aku katakan, kau boleh pergi dari rumah ini dan kau bisa menandatangani kertas ini,"
"Aku tidak mau, tolong jangan lakukan ini Mew,"
"Aku sudah bosan dengan tingkah mu, kau tidak pernah menyanyangi anak ku,"
"Aku janji aku akan merawat Sean dengan baik, tapi tolong jangan menceraikan ku,"
"Tujuh tahun aku memberimu kesempatan, tapi kau tidak pernah mendengar apa yang aku katakan, dan ini sudah menjadi keputusanku,"
Tentu saja Jenie tidak ingin berpisah dengan Mew, karna hanya Mew yang bisa memberinya uang dan Jenie tidak ingin kehilangan Mew.
"Mew tolong, kepala ku sakit,"
"Tidak perlu banyak alasan,"
"Tolong Mew,"
Saat Mew ingin pergi meninggalkan Jenie, tiba-tiba Jenie jatuh tak sadarkan diri, dan Mew bergegas membawa Jenie kerumah sakit.
"Bagaimana dok, keadaannya?"
"Tidak ada yang perlu di hawatir kan, selamat Tuan istri anda sedang mengandung, dan usianya sudah menginjak dua bulan,"
"Hamil? Bagaimana bisa sedangkan aku tidak pernah menyentuhnya,"
Bagaimana mungkin, jika Mew tidak pernah menyentuh istrinya bisa mengandung, siapa laki-laki yang sudah menidurinya.
"Maaf Tuan, saya permisi jika ada yang Tuan butuhkan pangil saja saya,"
"Baik dok, dan terimakasih banyak,"
Keputusan Mew bukankah sudah benar untuk menceraikan Jenie, untuk apa mempertahankan wanita itu bahkan Mew tidak tau Jenie tidur dengan siapa.
Tidak lama Jenie sudah sadarkan diri, ia memegangi kepalanya yang terasa sedikit pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan Yang Sama (Tahap Revisi)
RomanceCerita cinta yang begitu rumit dan membuat emosi... Akankah berakhir happy ending?