part 27

349 80 10
                                    

Seperti biasa pagi ini Gulf sedang di sibukan mengurus anaknya, ia sedikit kesiangan karena semalam Bright kembali lagi ke Bangkok menjelang pagi dan mau tidak mau Gulf harus menemaninya terlebih dahulu, mereka berbincang hingga lewat tengah malam.

"Papa! Dimana seragam milik Win?"

"Ada di lemari Papa, Win ambil sendiri saja ya,"

"Papa terlihat terburu-buru, apa Papa kesiangan?"

"Iya, tadi Papa sedikit kesiangan, karena semalam uncle kembali ke Bangkok sudah lewat tengah malam,"

"Uncle sudah pergi? Kenapa tidak berpamitan pada Win,"

"Kata siapa? Uncle menghampiri Win, namun melihat Win sudah tidur jelas saja uncle tidak berani membangunkanmu,"

"Benarkah seperti itu,"

"Iya sayang, sudah sana cepat pakai bajumu, nanti kau terlambat,"

Gulf hanya bisa tersenyum saat melihat tingkah Win yang seperti ini, sejak kenal Bright Win selalu bersikap manja dan bahkan semalam ia tidur di pangkuan Bright, tidak di ragukan lagi jika sikap Bright pada anak-anak memang sangat lembut sama seperti Joss, itu sebabnya Win sangat nyaman ketika berada di dekat Bright.

"Sayang, cepatlah Nanon sudah datang, katanya dia ingin berangkat bersamamu,"

"Sebentar Pa,"

"Kau sudah sarapan belum sayang?" Tanya Gulf pada Nanon.

"Sudah Papa nya Win,"

"Kau cukup panggil aku Papa saja, seperti Win oke,"

"Iya Pa!"

"Bagaimana kabar Mama dan Papa mu? Mereka baik kan,"

"Seperti yang Papa katakan, Mama dan Papa baik,"

"Sampaikan salam ku pada orang tuamu,"

"Iya Pa, nanti akan Nanon sampaikan,"

"Maaf, menunggu terlalu lama," Ucap Win yang baru keluar dari kamar.

"Tidak apa-apa, tapi kita harus cepat berangkat, kalau tidak gerbangnya akan di tutup,"

"Kau benar, Papa kami berangkat dulu, sampai jumpa nanti siang,"

"Hati-hati di jalan,"

Setelah putranya berangkat sekolah Gulf pergi mandi, ia hari ini akan sedikit sibuk karna bunga yang ia pesan akan datang untuk menggantikan bunga-bunga yang sudah layu karena ia tinggal terlalu lama.

"Phi Dew!"

"Haiii Kana,"

"Masih pagi Phi sudah berangkat ke klinik saja,"

"Pagi darimana, ini sudah siang, lalu kenapa bunga-bunga mu ini kau keluarkan semua,"

"Sudah layu Phi, tidak bisa di jual lagi,"

"Jadi kau pesan yang baru lagi?"

"Mau tidak mau, harus begitu,"

"Saran saja ya, lain kali jika kau ingin pergi habiskan dulu bunga yang kau jual supaya tidak mubajir, kalau seperti ini kan sayang kau hanya membuang-buang uang,"

"Phi benar, sebenarnya tabungan ku pun sudah menipis, tapi tak apa yang terpenting anak ku masih bisa sekolah dan tidak kekurangan, melihat dia tersenyum lagi saja sudah membuatku senang, karena hanya dia kekuatan yang aku miliki,"

"Sudah ku katakan, menikah saja kau dengan Joss agar kau tidak bekerja terlalu keras seperti ini, lagi pula Win pun sudah sangat cocok dengan joss,"

"Phi, aku tidak ingin membahas masalah ini, walaupun aku bisa menerima Phi joss tapi aku takut jika aku akan hanya menyakitinya, jadi lebih baik biarkan hubungan kami seperti ini,"

"Apa kau masih berharap dengan laki-laki itu?"

"Entahlah, aku akan hanya mengikuti takdir ku, karena Tuhan senang sekali mempermainkan hidupku,"

"Aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu, siapapun pilihanmu pasti dia yang sudah di takdirkan Tuhan untukmu, sudah ya aku pergi dulu,"

"Iya Phi hati-hati,"

Terkadang Dew sangat heran pada Gulf, ia kerja terlalu gigih dan terkadang sakit pun tidak ia rasakan, Dew pun sering menasehati nya jangan terlalu lelah namun Gulf tetap lah Gulf asal melihat putranya bahagia ia pun tidak masalah mencari uang hingga larut malam.

"Tuhan, tolong jangan permainkan aku lagi, sudah cukup rasa sakit yang dulu kau berikan dan membuatku sangat terluka, sekarang aku hanya ingin hidup bahagia meskipun tanpa pendamping,"

Saat ini Gulf akan hanya mengikuti alur cerita yang Tuhan berikan padanya, jika Mew memang jodohnya ia tidak akan menolak, karena kenyataanya ia masih sangat mencintainya, namun entah mengapa begitu sulit untuknya menerima Mew kembali lagi.

☀🌻

Sejak kemarin Mew uring-uringan membuat Papa nya merasa sangat kesal, Mew tidak ingin pergi ke kantor ia hanya mengurung diri di dalam kamar entah apa yang dipikirkan oleh putranya itu.

"Ma, Mew ingin pindah ke desa bersama Gulf,"

"Apa? Mama tidak salah dengar?"

"Tidak, tolong izinkan Mew untuk tinggal bersama Gulf dan Win,"

"Kau akan hanya membuatnya repot, lebih baik kau fokus membantu Papa mu Mew,"

"Tolong Ma, Mew mohon beri waktu satu bulan untuk membujuk Gulf agar mau kembali kesini,"

"Gulf sudah mengatakan pada Mama, jika ia tidak akan kembali sebelum Win lulus,"

"Tidak apa-apa, Mew akan menunggu sampai Win lulus tapi tolong izinkan Mew tinggal disana,"

"Untuk apa kau ingin tinggal bersamanya? Biarkan Gulf hidup dengan apa yang dia inginkan kau jangan menganggu nya lagi,"

"Tapi Mew mencintainya,"

"Jika kau mencintainya kau tidak akan pernah meninggalkannya, apa saat itu kau tidak memikirkan bagaimana perasaannya saat kau melakukan semua itu?"

"Mew minta maaf, Mew mengaku salah,"

"Semua sudah terlambat Mew, kata maaf mu tidak ada gunanya lagi, apa kau mengerti?"

Ya, Mew tau kesalahannya sangatlah fatal, tapi apa ia tidak pantas di maafkan bahkan selama bertahun-tahun Mew menyesali apa yang sudah ia perbuat hidupnya bahkan tidak pernah bahagia.

"Kau tau, Mama hanya tidak ingin Gulf menderita lagi, sudah cukup Gulf menderita selama bertahun-tahun dan hidup dalam kesusahan karena ulahmu, apa kau tau bagaimana rasanya mengurus anak seorang diri? Itu sangat sulit Mew bahkan Mama tidak ingin membayangkan bagaimana keadaan Gulf saat itu,"

"Maafkan Mew Ma, bahkan saat itu Mew pun tidak tau jika Gulf tengah mengandung, jika pada saat itu Mew tau Gulf mengandung sudah pasti Mew akan mempertahankan nya,"

Memang benar apa yang dikatakan oleh Mew, jika pada saat itu Gulf mengatakan jika ia tengah mengandung sudah pasti Mew akan mempertahankan nya, namun karena rasa kecewanya Gulf pergi begitu saja menghilang tanpa jejak dan tidak ada satu orang pun yang tau ia pergi kemana, dan Mew sudah bertekad jika ia akan terus mendekati Gulf hingga Gulf kembali padanya dan hidup bersamanya lagi.

"Mama hanya tidak ingin kau menyakitinya lagi,"

"Mew janji tidak akan menyakitinya lagi, karena Mew ingin menikahinya Mew hanya ingin membangun rumah tangga bersamanya, hanya itu yang Mew inginkan,"

"Jika Gulf tidak mau, jangan kau paksa,"

Kehawatiran Mama Jong bukan tanpa alasan, meskipun Mew anaknya sendiri tapi tetap saja ia lebih menyanyangi Gulf, bahkan dulu Mama Jong sudah berniat mencoret Mew dari daftar kartu keluarga namun Papa Jong melarang nya karena bagaimanapun Mew putra tunggal mereka dan tidak mungkin Papa Jong membuang Mew begitu saja, apa lagi disaat itu Mew akan memiliki anak tidak mungkin bukan Papa Jong tega melihat Mew menderita.



Bersambung...

❤️❤️

Kesalahan Yang Sama (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang