part 7

467 94 17
                                    

Setelah seharian bekerja Mew tidaklah langsung pulang kerumah, ia pergi ke apartemen yang Gulf dulu tempati, setiap mendatangi apartemen itu Mew hanya mendapati bayangan Gulf yang tengah duduk di sofa menunggu dirinya seperti biasa, senyuman manis yang selalu Gulf berikan membuat Mew merasa semakin merindu laki-laki manisnya itu.

Mew memeriksa setiap sudut ruangan itu, namun tetap saja yang ia temui hanya keheningan bahkan bau samar Gulf sudah tiada, duduk termenung di ujung ranjang Mew menyesali semuanya namun nasi sudah menjadi bubur dan semua itu tidak bisa ia kembalikan seperti dulu.

"Tiada hari tanpa aku merindukanmu, kenapa aku begitu bodoh menduakanmu tanpa memikirkan perasaanmu,"

Mew hanya bisa memandangi foto yang ada di meja rias milik Gulf, foto kenangan bersama nya saat mereka berkencan untuk pertama kali.

"Aku merindukanmu,"

Mew membuka setiap laci yang ada disana ia mencari sesuatu yang mungkin Gulf tinggalkan untuknya, dan benar saja ia menemukan buku diari milik Gulf yang sudah usang, buku diari yang kesehariannya menceritakan tentang hidupnya, saat membuka buku diari itu tiba-tiba ada sebuah benda terjatuh karna merasa penasaran Mew mengambil benda itu dan saat melihat benda itu jantung Mew berdebar sangat kencang.

"I-ini tidak mungkin, pasti semua ini salah, GULF.... Kenapa kau tidak memberitahu ku tentang semua ini, kenapa? Tidak ini pasti salah ya pasti salah,"

Saat tengah memikirkan semua itu, tiba-tiba ponsel miliknya berdering dan ternyata Jenie yang menghubunginya.

"Mew! Kau dimana?"

"Aku masih di kantor, ada apa? Apa kau butuh sesuatu?"

"Cepatlah pulang Mew, perutku tiba-tiba sakit,"

"Tunggu aku kau jangan melakukan apapun, sepuluh menit aku sampai di rumah,"

"Aku menunggumu, hati-hati Mew di jalan,"

Mendengar kabar Jenie yang tengah kesakitan Mew langsung bergegas pulang, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada istri dan anaknya.

Benar saja tidak sampai sepuluh menit Mew sudah sampai di rumah, dan mendapati Jenie sedang kesakitan di ruang tamu.

"Jenie!"

"Mew, Cepat tolong aku, perutku sakit sekali Mew,"

"Kita pergi ke dokter ya,"

Karna tidak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan Mew membawa Jenie ke rumah sakit terdekat, ia merasa sangat hawatir jika bayi yang ada di dalam kandungan istrinya mengalami hal buruk.

"Dok, bagaimana keadaan istri dan anak saya?"

"Tuan tenang saja, tidak ada yang perlu di hawatir kan, istri anda hanya mengalami kelelahan,"

"Syukurlah, lalu apa boleh langsung pulang?"

"Tentu saja, karna saya sudah memberinya obat penguat kandungan,"

"Baiklah, terimakasih banyak dok,"

"Sama-sama!"

Mew membawa Jenie pulang kembali setelah memastikan jika keadaannya baik-baik saja, namun ia begitu kesal karna Jenie begitu ceroboh dan hampir membuat anaknya celaka.

"Apa yang kau lakukan seharian ini? Sudah aku katakan bukan jangan pergi kemanapun,"

"Aku bosan Mew jika harus di rumah berdiam diri, aku tidak bisa,"

"Tapi kau harus memikirkan bayi yang ada di dalam kandungan mu juga, jangan egois,"

"Semua ini gara-gara kau, asal kau tau aku belum siap memiliki anak, jika perlu akan aku gugur kan bayi sialan ini, karna kehadirannya aku tidak bebas seperti dulu,"

Kesalahan Yang Sama (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang