"ALARIC AWAS!" Teriak Sky yang melihat half orc tersebut mengangkat pedangnya untuk membunuh Alaric.
Alaric yang sadar akan hal itu dengan cepat memanggil golem akarnya untuk melindungi dia dari pedang yang akan menusuknya.
Golem akar tersebut berhasil melindungi Alaric dari serangan half orc, ia melempar half orc tersebut dengan kuat membuat half orc tersebut terlempar cukup jauh.
Ketujuh manusia dan satu elf yang melihat peristiwa tadi menghela nafas lega, mereka sampai lupa bagaimana bernafas sebelumnya.
Begitu juga dengan Alaric ia menghela nafas lega lalu ia tersadar dengan luka dibahu kiri miliknya, ia dengan segera kembali menghentikan pendarahannya dan berlari mendekati Sky dan ketujuh manusia lainnya.
•
•
•Sekarang mereka semua sedang berada di kastil yang mengadakan pesta penyambutan untuk kedatangan mereka sebelumnya.
Aeris lah yang mengajak mereka kesana, setelah ia sadar dan menyembuhkan dirinya sendiri beserta menyembuhkan luka Alaric.
Tujuan Aeris mengajak mereka ke kastil dan menghadap ratu peri adalah untuk melaporkan apa yang mereka alami sebelumnya, dan berharap ratu peri akan menolong ketujuh manusia pendatang tersebut.
Ratu peri menatap ketujuh manusia didepannya dengan sendu ia sudah mengira akan seperti ini akhirnya, tidak ada manusia yang akan hidup tenang di dunia mereka jika kehadiran mereka diketahui oleh ratu penyihir darah.
"Bagiamana cara kami keluar dari sini ratu?" Tanya Lauuna dengan wajah ketakutan, ratu peri melihat kearahnya "Ada waktu kalian akan keluar dengan sendirinya, saya tidak tahu itu kapan" Jawabnya.
Ketujuh manusia itu menghela nafas, "Apakah anda tidak bisa mengembalikan kami kedunia kami sendiri?" Kali ini Chelsea bertanya yang diangguki oleh keenam temannya.
Ratu peri menggeleng pelan "Saya tidak bisa," ia juga sangat ingin menolong para manusia manusia itu namun memang hukum alam mereka begitu.
Setiap pendatang yang masuk kedalam dunia tersebut mereka akan kembali kedunia mereka dengan sendirinya, biasanya waktu mereka didunia itu enam bulan atau lebih.
Ratu peri menatap Aeris, Alaric, dan Sky ia merasa bersalah dengan kehadiran ketujuh manusia itu. Jika pendatang dibunuh didunia mereka, manusia akan benar benar mati dan tidak bisa kembali kedunia mereka.
Jika jasad pendatang dibawa melalui ruang dan waktu jasad tersebut akan menghilang bagaikan debu, lebih parahnya lagi keluarga dari korban akan melupakannya dan tidak akan mengingat apapun hak tentang korban.
Kahadiran sang korban seperti dihapus oleh dunia.
Aaron menoleh kearah David dengan wajah cemberut begitu juga dengan David, mereka takut sekali jika mereka dibunuh.
Oh ayolah, mereka kesini hanya mau bermain main menikmati dunia fantasi yang mereka bicarakan dan siapa tau ketemu jodoh -Alexa & Lauuna.
Tapi sebenarnya mereka tak sengaja masuk sih kedunia ini, mereka juga gak bakal expect kalo ni dunia beneran ada kan gak masuk akal.
"Saya akan membantu kalian" Ucap ratu peri tiba tiba yang membuat ketujuh manusia didepannya itu memandangnya dengan penuh harap.
"Pergilah kalian ke pegunungan psikamorfi temui penyihir putih disana dan pinta sesuatu yang dapat membantu kalian, bilang saja kalian utusanku" Ucapnya lagi dengan panjang lebar.
Ketujuh manusia pendatang tersebut saling berpandangan, "Dimana dah?" Tanya Alexa pada Thea dengan berbisik yang dibalas angkatan bahu tidak tahu oleh Thea.
"Tenang saja mereka bertiga akan ikut dengan kalian" Seakan tahu apa yang dipikirkan oleh manusia manusia itu, ia menunjuk ketiga makhluk bertelinga runcing di sampingnya.
Aeris, Sky, dan Alaric tersenyum kearah mereka sembari mengangguk pertanda mereka menyetujui apa yang ratu peri katakan.
•
•
•Sekarang mereka semua sedang berkumpul dirumah Aeris lagi, mereka sudah akan berangkat menuju gunung yang akan disebutkan oleh ratu peri kemarin.
"Apakah gunung yang disebutkan oleh ratu dekat?" Tanya Thea kepada tiga makhluk yang selalu menemani mereka bertujuh selama didunia tersebut.
"Sebenarnya gunung itu sangat tinggi namun dekat dari sini, tidak mungkin kita sampai dipuncaknya hari ini juga" Ucap Sky yang membuat ketujuh manusia disana terkejut.
Yang benar saja mereka harus mendaki selama berhari hari, membayangkannya saja membuat mereka merasakan lelah yang teramat.
"Diantara kalian tidak ada yang memiliki kekuatan untuk teleport?" Tanya David, ia berharap sekali salah satu dari mereka mengangguk supaya mereka tidak repot repot mendaki.
Namun ketiga makhluk dengan telinga runcing tersebut menggelengkan kepala mereka serempak membuat ketujuh manusia yang melihatnya mendesah kecewa.
"Tenang saja, kita pasti bisa walau tanpa teleport" Ucap Aeris menenangkan mereka sembari tersenyum manis.
Setelah melewati perdebatan untuk tetap berangkat atau tidak akhirnya mereka tetap akan berangkat walau ditemani dengan ocehan ocehan tidak jelas dari Aaron dan David.
Mereka sudah sampai di kaki gunung yang disebutkan oleh ratu peri kepada mereka sebelumnya.
"Memangnya rumah penyihir itu dimana?" Tanya Alexa kepada Sky, mereka selalu saja berdekatan membuat Thea dan David selaku manusia paling suka bergosip menatap sinis mereka berdua.
"Di atas puncak" Jawab Sky dengan senyuman, membuat Alexa mendengus gunung itu sangat tinggi dilihat dari bawah saja tidak bisa melihat puncaknya.
Mereka bersepuluh mulai mendaki dan hari sudah siang, mereka memang sengaja berangkat dipagi hari supaya bisa sampai besok atau lusa.
"Kita akan menemukan banyak hal yang menarik nantinya" Ucap Sky sembari memandu mereka semua, ia berusaha membuat mereka dibelakangnya tidak terlalu kesal karena perjalanan mereka.
"Sky benar" Balas Aeris yang tau akan niat Sky, memang benar apa yang dikatakan oleh Sky dan Aeris gunung yang mereka daki sekarang adalah gunung yang paling banyak penghuninya.
Dan banyak tempat tempat yang mengagumkan.
"Memangnya apa?" Tanya Leo yang tertarik dengan apa yang disebutkan oleh Aeris dan Sky, "Yah.. banyak namun yang paling mengesankan menurutku adalah ditingkat ke-6 nanti kita akan diantar oleh naga untuk mencapai puncak" Jawab Aeris.
Pegunungan psikamorfi memiliki 8 tingkatan, tingkatan ini sama halnya dengan pos. Dan disetiap tingkatkannya memiliki masing masing tempat yang berbeda.
"Tidak bisakah naga itu turun kesini?" Tanya Aaron, Aeris menggeleng "tentu saja tidak."
Aaron menghela nafas lelah langit sudah mulai berubah warna menjadi jingga kekuningan namun mereka SMA sekali belum melihat puncak gunung tersebut.
"Sebentar lagi kita akan sampai dipuncak pertama" Ucap Sky membuat manusia manusia semakin bersemangat, "Benarkah? berapa menit lagi?" Tanya Lauuna.
"30 menit lagi."
"Apaan anjir, setengah jam lagi" Sahut Chelsea ia sudah sangat berharap satu menit lagi atau dua menit tersisa dan ternyata masih setengah jam lagi.
°°°°
Tbc....
Hii all!
Aku double up niehh, sebagai permintaan maaf aku karena gak up kemaren. Aku berharap banget kalian selalu nungguin cerita aku.Aku buat pendek aja chapter kali ini soalnya gak tau mau nulis apa, sama susah banget nyari kata katanya.
Koreksi juga kalo ada typo.Jangan lupa voment guys
Nantikan part selanjutnya 🧚🏻♀️

KAMU SEDANG MEMBACA
The Fantasy
FantasíaKeingin tahuan mereka membuat mereka merasakan hal yang luar biasa, siapa sangka semua mitos yang sering mereka bicarakan menjadi kenyataan. Penasaran dengan kelanjutan ceritanya silahkan dibaca >//< By:sevenchild