PART 14

3 0 0
                                    

Pagi hari, setelah selesai mandi, sarapan, dan make up  gua berdiri depan cermin besar di kamar sambil menatap bayangan yang ada di dalamnya. Gua jadi teringat masa SMP dulu

Quote:
Tahun 2008

Darno : “Merah”

Diki : “Biru”

Reno : “Hitam”

Dahlah : “kuning”

Abdul : “Ijo”

Mamat : “Belang-belang”

Darno : “Belang-belangnya warna apa ?”

Mamat : “Hitam putih”

Darno : “Oke, kumpulin dulu duitnya mana goceng-goceng, eh Lo belum bob”

Gua : “Hmmm… gua warna apa ya.. merah aja dah”

Darno : “Merah gua, lo warna lain aja”

Gua : “Yaudah gua warna pink aja”

Setelah menentukan warna tarohan, kami seperti biasa saat jam istirahat duduk-duduk nongkrong dekat dengan kantin. Disini bukan hanya anak SMP yang kami temui, juga anak SMK dengan rok pendek yang selalu memberikan pemandangan indah saat istirahat 

Setelah beberapa menit menunggu, yang kami nantikan datang yaitu Eva, Dewi, Sinta, dan Ajeng datang, mereka duduk di kantin yang engga terlalu jauh dari kami. Setelah mereka asik makan hasil tarohan pun ditentukan

“KAMPRET.. Warna Pink, Bobi lagi aja yang menang” Protes Darno

“Huh Bobi bisa liat tembus pandang kali, nih Bob duitnya” Kata Mamat sambil memberikan uang tarohan

Walau gua hanya anak SMP kelas IX tapi slera gua bukan dengan anak SMP melainkan dengan yang sudah menggunakan rok abu-abu, di depan sana ada Dewi yang berstatus pacar gua dengan sabat dekatnya Eva yang engga lain adalah selingkuhan gua. Eva selalu jadi bahan taruhan, dia paling sexy dengan rok pendek dan engga pernah menggunakan strit. Sambil ngobrol-ngobrol ringan gua mengirim sebuah SMS

Quote: to Eva : “Mayan, gocap 

 from Eva : “Inget Martabaknyaaaaa”

ANTARA AKU,KAU DAN SABUN MANDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang