1. Dulu atau kini?

316 17 4
                                    

SPAM KOMEN UNTUK LANJUT!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SPAM KOMEN UNTUK LANJUT!

HAPPY READING

***

"Gg sih, Sa.. emang cuma cowok lo yang bisa begitu!" Rabea memberikan dua jempol di hadapannya. Kedua gadis itu kembali ke kelompok kelas karena dipanggil untuk bersua foto.

Sejak kedatangan Darren gadis itu sejak tadi tidak berhenti menyebut Darren dengan kata 'cowok lo'. Padahal mereka tidak pernah jadian. Ini hanya karena faktor Darren dan dia terpaksa tinggal bersama, makanya Darren memberikan benda itu. Jika kontraknya sudah habis Ansa akan mengembalikkannya.

Tapi dia tidak bicara apapun pada sang sahabat. Kedua gadis itu melangkah mendekati barisan kelas yang sudah berbaris hangat didepan adik kelas—OSIS. Kamera bertengger dilehernya.

Ansa dan Rabea berdiri diantara para gadis. Senyum mereka semua merekah saat foto gaya formal selesai. Ketua kelas memberi instruksi gaya yang mereka ikuti selaras.

"Terakhir tarakhirr guys!!"

Semua orang berhenti melangkah. Gagal bubar.

"Masa kita melupakan satu hal. Ini lho.. mantan cinderella kelas sama pangerannya belum foto!"

Semua berseru mengangguk. "Cepet-cepet sini gue yang fotoin! Eh tapi nanti bagian gue sama cowok gue juga fotoin ya?" mereka ikutan excited.

"Sip dah!"

Wajah Ansa menekuk. Punggungnya mendadak didorong oleh dua gadis.

"Eh eh apaan nih, Lan?"

"Fotbar doang buat mantan terindah. Kalian tahu gak sih, kalian yang putus kita semua yang gamon," kata Aslan menimpali.

"Gue sih enggak." Rabea mencibir dari jauh sesi foto.

Ansa yang tidak enak dengan kehadiran Darren ingin sekali melarikan diri. Tapi mengingat semua orang ada disana, sepertinya sampai Ansa lari dengan heels pun tetap akan dipaksa oleh teman-temannya.

Sial. Hal yang paling Ansa tidak suka dari mereka hanya saat dia lagi-lagi dijodohkan oleh sang mantan!

Ini resiko satu kelas dengan mantan pacar dan ditembak didepan banyak orang. Padahal mereka pacaran hanya tiga bulan dan Aaron menembaknya karena sebuah taruhan bodoh. Dan kenapa cowok itu sekarang diam saja saat disuruh berfoto bersamanya?!

"Nice nice! Deketan dong jangan PPKM gitu, covid udah kaga ada!" seru Aslan disamping tukang foto.

"Bacot lo! Buruan ah ortu gue nungguin!"

"Yee.. sabar kek mbak, gak sabar pulang naik helikoper ye? Santaii~"

Ansa memutar bola mata jengah. Mulai. Ini semua karena Darren yang malahan menjemputnya dengan benda itu hingga menarik perhatian semua orang. Dan untungnya salah satu dari teman-temannya tidak ada yang menganggap Darren sebagai sang kekasih. Padahal mereka semua tidak pernah bertemu Darren di pentas seni lalu.

Yes, Mr. Husband?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang