4. Daripada aku

229 16 12
                                    

BMW terparkir didepan pintu masuk gedung hotel perusahaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BMW terparkir didepan pintu masuk gedung hotel perusahaan. Seluruh atensi terarah pada pria itu. Puluhan cahaya kamera berebut memotret sang pengusahawan muda. Ia berjalan gagah tanpa goresan sedikitpun dalam langkahnya.

Ia mengenakan jas dan celana licin, juga sepatu mengkilap yang memberikan gelombang bahwa dia benar memiliki semua kekayaan itu dengan usahanya. Didalam pesta beberapa orang yang dia kenal menyambut. Satu-dua dia mengenalnya langsung sebagai rekan sesama pebisnis dan sisanya tidak mengenal selain dari telinga ketelinga.

Mr. Holls mendekatinya, berbincang satu-dua topik yang menjadi panjang dan hangat. Dia tidak segarang kelihatannya. Sebagai wujud tertarik dan terkesan olehnga, dia memperkenalkan Darren pada seorang pria lebih tua darinya yang juga sedang berbincang dengan beberapa orang.

"Senang melihatmu, Lucanne."

Ketiga pria bertuxedo itu menoleh. Pria dengan mata setajam elang yang paling menonjol tersenyum tipis.

"Senang melihat anda. Mr. Holls," ucapnya melemparkan tatapan penasaran pada anak muda disamping pria tua itu.

"Aku ingin kau bertemu seseorang. Dia berasal dari keluarga yang aku segani. Perkenalkan Mr. Maximus, dia Darren Amero Pradiyya."

"Astaga itu dia. Aku mendengar banyak tentangmu, anak muda." Lucanne menerima tangan Darren tersenyum lebih ramah meski tak menghilangkan wajah tegas dia. "Senang bertemu denganmu."

"Senang mengenal anda, tuan Maximus."

"Tidak, panggil saja Lucanne. Mereka lebih mengenalku seperti itu."

Darren terkekeh, mengangguk. Ia juga menyalami beberapa pria lain disana. Berkenalan.

"Jadi setelah menikah, anda tidak lebih banyak tampil didunia maya." seseorang berkata disamping Mr. Holls.

"Sepertinya pernikahan kalian harmonis. Kau memang mulai berubah sejak ketahuan sudah menikah."

Yang lain tertawa. Lucanne hanya tersenyum tipis. "Bagaimana dia bisa menikah setertutup itu. Kau cukup hebat saat menyembunyikannya, Mr. Amero."

"Saya hanya tidak ingin mengutarakannya pada dunia. Kami sudah cukup bahagia berdua."

"Itu bagus, Mr. Amero. Setidaknya meski kau lebih muda dari Lucanne, kau bisa menikah lebih dulu darinya—sebelum kalian menua." Mr. Holls berkata mengejek membuat yang lain kembali tertawa.

Orang yang dituju hanya diam tak bereskpresi. Ia tidak tertarik dengan pembahasan mereka.

"Anda benar Mr. Holls, seseorang harus memperkenalkan dia kepada seorang gadis. Jika tidak dia akan kehabisan masa dewasanya sebagai pria. Bagaimana Mr. Maximus?"

"Tidak terima kasih. Aku masih terlalu sibuk tentang itu." Lucanne menjawab santai.

"Anda benar Mr. Maximus. Kami bisa mengerti kesibukan seorang pria sukses yang memberikan banyak inspirasi kepada kami semua." Darren menimpali.

Yes, Mr. Husband?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang