3. New rutinitas

294 20 16
                                    

18+ AREA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

18+ AREA

***

"Apa kabar kamu sama Darren? Gimana kamu sekarang?" Martha dari sebrang sana melihat gadis itu yang duduk di meja belakang didepan layar sambil memakan pasta.

"Aku dan kak Darren baik. Tapi aku lagi enggak ada kesibukan apa-apa. Jadi agak gabut aja disini," kata Ansa memutar-mutar pasta. "Nih ya kak, aku ngabisin dua drakor hari ini sama kemarin. Aku bosen banget kalau kak Darren kerja, udah nggak ada temen ngobrol. Temen aku pada sibuk liburan,"

Martha tersenyum. "Semangat ya. Tapi kamu sudah coba cari kesibukan belum?"

"Ya udah. Aku masak-masak, bersih-bersih, ngabisi tujuh novel, chatting temen-temenku. Ngobrol sama kucing depan rumah aja aku jabanin, kak! Serius!" Dia bercelodeh sambil mengunyah pasta. Segera menelannya, hendak kembali bicara.

"Terus gimana kakak disana? Kaka enggak bosen dirumah terus?"

"Aku sih liburan gini juga tetep kerja nomer satu,"

Ansa mendesah paham. Dia baru tahu Martha memiliki sebuah butik di sana setelah wanita itu bercerita setelah dia kembali ke negaranya.

"Sekarang dimana Darren? Kerja lagi dia?" Martha bertanya.

Ansa tertawa. Mengangguk. "Dimana lagi jam segini, diruang kerja biasa kalau dia pulang cepat."

Darren masuk kekamar dengan kaos dan celana santai, outfit ala rumahan. Dia menutup pintu mengusap wajah.

"Suami kamu udah balik noh, aku tutup dulu ya. Bye!" video call dimatikan. Ansa menutup laptop. Menghabiskan pastanya.

"Kamu belum tidur?"

Ansa menatap jam. "Masih siang." Dia mengangkat sisa pastanya. "Mau?"

Darren menggeleng. Ansa menggedikkan kedua bahu, menyantapnya. Potongan kecil pasta menyangkut di sudut bibir gadis itu.

Darren mendekatkan wajah. membungkuk. Mengangkat dagu gadis itu. Mengusap sudut bibir Ansa dengan ujung lidah. Wajahnya berhenti. Kedua pandangan mereka menyatu.

Pria itu kembali memajukan bibirnya saat Ansa benar-benar menelan makanan. Dia melumat bibir sang istri lembut. Gadis itu membalas. Mulai mengalungkan kedua tangan di leher Darren.

Ciuman pria itu perlahan berubah semakin terburu-buru dan kasar. Ansa baru tahu Darren yang lebih suka bermain kasar setelah mereka berhubungan. Sang suami yang lebih kalem dan cenderung lembut biasanya berubah ganas diatas tempat tidur.

Tubuh Ansa dibopong, dia merebahkan gadis itu diatas kasur. Menindihnya tanpa menghentikan tautan bibir keduanya.

Ciuman panas Darren berhasil membuat Ansa mendesah. Tangan pria itu menahan kedua tangan sang istri. Ciumannya mulai turun ke tekuk gadis itu. Menghirup lalu mengigitnya hingga meninggalkan bekas kemerahan.

Yes, Mr. Husband?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang