6. Bitter sweet

122 10 2
                                    

Wangi manis menyeruak di seluruh sudut rumah saat dua loyang kue baru saja keluar dari oven

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wangi manis menyeruak di seluruh sudut rumah saat dua loyang kue baru saja keluar dari oven. Wanita paruh baya itu meletakan kedua kue di atas besi anti panas agar tidak menghantarkan panas langsung ke meja.

Ia menatap sang menantu yang sedang menuangkan adonan ke loyang bulat dan memasukannya ke dalam oven yang sudah kosong. Ansa menutup kembali pintu oven dan melepaskan sarung tangan anti panas di atas meja. Ia mengambil peralatan yang kotor dan membawanya ke wastafel.

Daniar selalu suka setiap kali Ansa main kerumahnya untuk membuat kue atau melakukan hal-hal lainnya. Ia jadi merasa punya teman melakukan kegiatan rumahan yang sederhana dan menyenangkan untuk seorang gadis.

"Biarkan saja cucian kotornya. Orang lain yang akan mengerjakannya, Sa," kata Daniar mengambil air di dispenser, duduk di salah satu kursi meja makan. Dihadapannya dua kue yang masih menunggu dingin dan macam-macam krim kue dan pewarna makanan tersaji.

"Biar sekalian, Mah. Jadi tidak perlu mencuci banyak nantinya."

Daniar mengangkat kedua bahu. "Terserah kamu ajalah, Sa. Rumah ini dan aku sekarang milikmu."

Ansa tertawa ditempatnya. "Maksudnya? Aku boleh nih ngatur-ngatur semuanya disini?" ujar Ansa bercanda.

Daniar berdehem malas, membalas candaan Ansa pura-pura acuh tak acuh. Tapi dia menikmatinya.

"Kalau begitu aku pindah kesini aja deh sama Darren.. Kalau ayah nanya, bilang aja Mama yang suruh."

"Kamu coba mengancam Mamamu, Sa?"

Ansa kembali tertawa. "Oh, no.. maybe little." Mereka berdua tertawa bersamaan.

Ansa selesai mencuci piring. Dia mengeringkan tangan dengan lap dan ikut duduk dihadapan sang mertua. Ia mengambil baskom kecil dan mencampurkan krim putih dengan pewarna.

"Warna buat lidahnya merah kan?"

"Ya tapi jangan banyak-banyak, Sa. Nanti bukannya jadi cute malah jadi ugly cake entar."

Ansa tertawa. Mengangguk patah-patah karena tak kuasa menahan tawa. "Siap siap.."

"Warnanya jangan terlalu merah, Sa. Nanti lidahnya kayak abis makan permen kaki sama minum ale-ale strawberry. Nanti kuenya kelihatan kayak jamet."

"Duh Mama kalau ngomong suka fakta. Oh.. real atau fake. Oh no real?"

Daniar terkekeh tidak mengalihkan pandangan dari mencampur adonan krim lain di wadah yang berbeda dengan warna kuning muda. Sebagai mertua zaman now, Daniar bukanlah orang tua yang kolot, dia cukup mengikuti zaman dan kadang aktif bermedia sosial.

"Darren udah kamu suruh kesini, kan?"

"Ya katanya bakal kesini sama Ayah. Jadi bareng gitu datengnya dari kantor."

Yes, Mr. Husband?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang