incident house ♤ empat

52 10 5
                                    

"Astaga, aku lupa nggak bawa air ke kamar," menolog Windy ketika ia lupa membawa air putih ke kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga, aku lupa nggak bawa air ke kamar," menolog Windy ketika ia lupa membawa air putih ke kamarnya.

Seperti biasa, Windy terbangun jam dua dini hari. Perempuan yang menggunakan piyama kaktus lupa tidak membawa air putih. Dengan sangat terpaksa, Windy turun ke bawah untuk mengambil air putih di kulkas, walau rasa takut ketika sosok itu muncul.

Windy turun dari ranjang, memakai sandal rumah bermotif hiu warna biru muda, kemudian keluar dari kamar. Suasana di rumahnya cukup sepi, tapi Windy tidak terlalu memikirkan.

Namun, atensi Windy tertuju ke seseorang yang sedang membuat kopi di dapur miliknya. Windy mengenal siapa orang itu, terlihat dari punggung, baju, dan potongan rambutnya.

"Lho, Hugo. Kok kamu udah pulang? Nggak jadi lembur?" tanya Windy berjalan menemui suaminya.

Yang dipanggil Hugo, lantas menoleh ke belakang dengan senyum mengerikan. Windy langsung memundurkan langkahnya ketika mengetahui jika yang ada di rumahnya bukan Hugo. Ia juga baru sadar jika Hugo tidak menyukai kopi, lebih suka air putih, karena suaminya memiliki penyakit lambung.

"Si—apa kamu?!" tanya Windy agak menaikkan nada bicaranya.

Sosok yang menyamar jadi Hugo langsung berubah menjadi sosok perempuan yang mengganggu dirinya. Sosok perempuan yang masih menggunakan pakaian sama, tersenyum mengerikan, kemudian ia melayang dan mendekati Windy.

"Serahkan suamimu ke aku! Aku tertarik dengan dia!" teriak sosok perempuan itu tepat di depan wajahnya.

Windy melangkah mundur dan memberanikan diri menatap sosok menyeramkan di depannya. "Nggak akan! Kalian itu beda alam. Kembalilah ke alam kamu, tempatmu bukan di sini, tapi di akhirat. Jangan ganggu keluargaku."

Sosok perempuan itu tidak menyukai perkataan Windy. Tanpa pikir panjang, sosok itu melempar tubuh Windy ke dinding dan di sebelahnya ada meja.

"Argh!" teriak Windy ketika punggungnya mengenai dinding dan ujung meja.

Sosok perempuan itu tertawa melihat Windy kesakitan. Dia tidak akan pernah melepaskan Hugo dan akan membawanya ke akhirat bersamanya. Bersamaan dengan itu, Johan dan Lizzy keluar dari kamar ketika mendengar teriakan Windy.

Johan mengepalkan tangannya ketika melihat kondisi Windy yang jauh dari kata baik. "Hentikan! Jangan ganggu mereka! Tempatmu bukan di sini!"

"Nggak akan! Laki-laki itu milikku, bukan miliknya. Aku akan membawanya bersamaku ke akhirat!"

Johan sudah tidak bisa menahan amarahnya kepada sosok perempuan itu. Johan meminta Lizzy melindungi Windy dari sosok itu. Lizzy berlari ke arah Windy, tapi sosok perempuan itu hendak menyerang Lizzy. Johan langsung membacakan mantra agar sosok perempuan itu pergi dan berhasil.

"Sa ... kit ..." lirih Windy sebelum kesadarannya menghilang.

Setelah sosok perempuan itu pergi, Johan membawa Windy ke kamarnya dengan diikuti Lizzy di belakangnya. Johan membaringkan tubuh Windy ke ranjang, lalu menyelimutinya. Lizzy duduk di tepi ranjang Windy, menatap sendu orang yang sudah ia anggap seperti saudarinya sendiri, karena Lizzy adalah anak tunggal.

[✔️] 👻 Incident House | wonruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang