incident house ♤ lima

59 8 6
                                    

"Pagi, Yang," sapa Windy saat tiba di dapur untuk menemui suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pagi, Yang," sapa Windy saat tiba di dapur untuk menemui suaminya. Windy terbangun setelah mencium bau masakan dan ia yakin jika yang memasak itu adalah suaminya.

Hugo mematikan kompor yang kebetulan sarapannya sudah matang. Lelaki berambut cokelat tua mengalihkan pandangannya ke tubuh Windy. Terlihat luka lebam di tangan dan kaki. Semalam, Hugo tidak menyadari istrinya terluka, dan baru kali ini melihatnya.

"Yang, kamu nggak papa? Kok badan kamu memar?" tanya Hugo sambil melihat Windy yang masih memakai piyama pendek bermotif kura-kura.

Windy menghela napasnya. Windy lupa menutupi luka ini agar Hugo tidak khawatir. Namun, sekarang, suaminya sudah mengetahuinya.

"Nggak papa, Yang. Aku habis jatuh," jawab Windy terpaksa berbohong.

"Kamu yakin? Nggak lagi bohong?" tanya lagi Hugo untuk memastikan.

Windy menangkup pipi Hugo, lalu memberinya ciuman di bibir. "Yakin. Aku habis jatuh, Yang. Mangkanya, kemarin Johan hubungi kamu."

"Ya udah kalau gitu."

Sebenarnya Hugo ragu ketika istrinya baik-baik saja. Memar yang ada di tubuh Windy, bukan karena jatuh, tapi ada sesuatu. Dari awal mereka menempati rumah ini, Hugo merasakan hawa tidak enak dan kurang nyaman, tapi ia sembunyikan dari istrinya. Bahkan, pernah Hugo bangun tengah malam dan ia melihat sang istri berkeliaran di ruang keluarga. Padahal Windy ada di kamar setelah Hugo kembali ke kamar.

"Halo. Gimana keadaan kamu, Win?" tanya Lizzy yang baru saja bangun dan sudah mandi.

"Agak membaik, kok. Makasih, ya, kalian udah bantuin aku kemarin."

"Iya, sama-sama, Win," balas Johan tersenyum tipis.

"Mending kita sarapan dulu aja," ajak Hugo dan diangguki mereka.

Menu sarapan hari ini adalah sayur sop ayam dan jamur krispi. Mereka menikmati sarapannya tanpa ada yang berbicara.

"Makasih, ya, untuk sarapannya. Maaf merepotkan," ujar Johan selesai sarapan dan tidak lupa Lizzy mencuci semua piring kotor.

"Ya, sama-sama. Nggak ngrepotin, kok. Justru kita seneng," balas Hugo merangkul bahu istrinya.

"Ya udah, kita balik dulu."

Johan dan Lizzy melangkahkan kaki keluar dari rumah dengan diantar oleh mereka. Setelah itu, Hugo dan Windy masuk ke dalam rumah.

"Yang, aku izin pergi ke butik, ya? Mau ngecek barang di sana dan ke rumah papa. Boleh, nggak?" tanya Windy menatap wajah suaminya.

Hugo mengelus rambut Windy. "Ya, nggak papa. Aku nggak ngelarang kamu ke mana aja, asal tau waktu."

"Makasih, Sayang," ujar Windy memeluk suaminya dari samping.

"Sama-sama. Udah, kamu siap-siap sana. Aku anterin kamu."

Windy memiringkan kepalanya, membuat siapa saja gemas dengannya, termasuk Hugo yang ingin menyerang Windy.

[✔️] 👻 Incident House | wonruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang