incident house ♤ enam

51 7 0
                                    

Windy berdecak sebal karena pagi-pagi buta, suaminya mendadak ke luar kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Windy berdecak sebal karena pagi-pagi buta, suaminya mendadak ke luar kota. Biasa, urusan pekerjaan. Hugo terkekeh gemas melihat wajah cemberut suaminya. Hugo tahu jika Windy kesal. Semalam, Hugo dihubungi atasannya jika besok, ia akan pergi ke luar kota. Namun, Hugo tidak sendiri, melainkan bersama rekan kerjanya.

Hugo menarik bibir Windy gemas. “Nggak usah cemberut. Aku cuma tiga hari di luar kota. Kalau urusanku udah selesai, aku bakal secepatnya pulang.”

“Harusnya kamu tolak permintaan atasan kamu. Aku nggak mau ditinggal sendiri,” kesal Windy.

“Nggak bisa, Yang. Jangan khawatir sama aku, aku bisa jaga diri,” ujar Hugo berusaha menyakinkan istrinya.

“Ya udah, deh. Aku izinin kamu pergi.”

Hugo mencium bibir Windy dengan sedikit memberi lumatan. Windy terlihat menikmati ciuman itu.

“Hai, Hugo, Windy,” sapa Johan dan membuat mereka melepaskan tautan bibirnya.

“Hugo, kamu mau ke mana?” tanya Lizzy ketika melihat koper berukuran sedang, dipegang oleh Hugo.

“Aku mau ke luar kota, biasa urusan pekerjaan.” Hugo menghentikan perkataannya. “Hm, aku boleh minta tolong sama kalian?”

“Minta tolong apa? Siapa tau kita bisa bantu,” ujar Lizzy.

“Selama aku ke luar kota, aku nitip Windy. Kalau bisa, temenin Windy di rumah. Kalian bisa, nggak?”

“Iya, kami bisa,” balas Johan.

Hugo merangkul pundak istrinya. “Tapi kalian jangan kaget sama sifatnya Windy yang nyebelin, keras kepala—”

“Heh! Jangan buka kartu,” kesal Windy sembari memukul lengan kekar suaminya.

“Iya iya, maaf. Ya udah aku berangkat dulu. Kalian baik-baik di sini, ya.”

Hugo pun masuk ke mobil setelah memasukkan koper ke bagasi. Windy melambaikan tangannya ke Hugo.

Setelah Hugo pergi, Windy mempersilakan Lizzy dan Johan masuk ke rumah. Lagi-lagi, rumah yang ditempati Windy sangat bersih, kecuali hawa rumahnya. Lizzy tidak sengaja mengarahkan pandangannya ke anak tangga dan sosok perempuan itu ada di sana dengan tersenyum miring, sembari menatap Lizzy.

“Liz, kamu lihatin apa, sih? Dari tadi aku panggil, nggak dijawab,” ucap Windy dan membuat Lizzy tersadar.

“Maaf, aku kurang enak badan. Kamu kenapa manggil aku?” tanya Lizzy.

Windy menghela napasnya. “Kamu mau minum apa? Sirup ada, jus jeruk ada, dan–”

“Jus jeruk aja, Win,” balas Lizzy.

“Oke, kalian tunggu di sofa, ya. Aku ambilkan minumnya dulu.”

Windy berjalan ke dapur untuk menyiapkan jus jeruk dan beberapa camilan yang selalu ia stok, baik di rumah orang tuanya atau rumah ini. Lizzy duduk di sofa dan di sampingnya ada Johan.

[✔️] 👻 Incident House | wonruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang