Hugo menatap rumahnya dengan tersenyum. Hari ini, Hugo pulang ke rumah karena urusan pekerjaan sudah selesai. Lelaki tampan yang menggunakan kaos oblong warna hitam dan celana kain hitam panjang sengaja tidak memberitahu sang istri, jika dirinya pulang. Anggap saja sebagai surprise.
Hugo melangkahkan kaki masuk ke rumah, melepas sepatu, lalu meletakkan di rak dekat dengan pintu. Hugo membuka pintu rumah, tapi hal yang pertama ia lihat adalah rumahnya seperti kapal pecah. Hugo merasa aneh karena biasanya Windy itu rajin membersihkan rumah. Berdebu sedikit, langsung dibersihkan.
"Sayang," panggil Hugo. Namun, tidak ada sahutan dari sang istri.
Hugo berjalan menaiki tangga, siapa tahu istrinya ada di kamar. Perasaan Hugo tidak enak, seperti sesuatu terjadi di rumah ini selama ia pergi ke luar kota. Kamar Hugo dan Windy terbuka lebar, kemudian lelaki itu masuk dan terkejut dengan kondisi kamarnya, persis seperti di lantai satu.
Pandangan Hugo tertuju ke sang istri yang terduduk lemas di tepi ranjang dengan kondisi berantakan. Hugo meletakkan tas ke meja, kemudian berjalan menghampiri istrinya. Hugo yakin sesuatu telah terjadi di rumah ini.
"Sayang," panggil Hugo berjongkok di depan istrinya.
Windy mendongakkan kepala dan melihat suaminya di rumah. "Ini beneran suami aku, Hugo?" tanyanya sembari memegang pipi Hugo.
Hugo mengelus tangan kanan istrinya. "Iya, Sayang. Ini aku, Hugo, suami kamu."
Grep!
Windy langsung memeluk suaminya erat. Perempuan yang mengenakan piyama dinosaurus lega karena Hugo sudah pulang. Tadi pagi, sosok perempuan itu datang dan mengganggu Windy. Windy yang takut, melempar barang ke semua arah agar sosok itu pergi. Windy membaca mantra yang diberikan oleh Jason dan Lizzy sebelum pulang ke rumah.
"Aku ... takut ..." lirih Windy mengurai pelukannya.
"Why? Apa yang sebenarnya terjadi di rumah ini? Rumah juga berantakan dan nggak biasanya kamu kayak gini. Cerita sama aku."
"Dia ... datang lagi, Hugo," ucap Windy menatap wajah suaminya.
Hugo mengernyitkan dahinya bingung. "Dia siapa, Yang? Aku nggak ngerti."
"Dania, hantu perempuan yang sering muncul di depan aku," jawab Windy.
Deg!
Hugo terdiam setelah mendengar nama yang diucapkan oleh istrinya, seolah Hugo mengenalnya. Hal itu disadari oleh Windy.
"Kenapa bengong? Kamu kenal sama dia?"
Hugo tersadar dari lamunannya. "Ah ... nggak kenal, kok. Ya udah, aku bantu kamu naik ke ranjang. Kamu harus banyak istirahat. Rumah biar aku bersihkan."
"Iya, Yang."
Hugo menggendong Windy ala koala dan merebahkan istrinya di ranjang. Hugo menarik selimut hingga menutupi dada Windy. Lelaki itu mencium kening istrinya lembut.
"Istirahat, ya. Aku mau bersih-bersih rumah dulu."
"Iya, Yang."
Hugo keluar dari kamar, melangkahkan kaki menuju ke lantai satu. "Kenapa dia muncul lagi, ya?" gumamnya.
Satu jam kemudian, Hugo selesai membersihkan rumah, mulai menyapu, membuang sampah, dan mengepel. Masalah baju, sudah dicuci oleh istrinya. Hugo melihat jam di dinding, sudah pukul sepuluh pagi.
"Aku mau—"
"Argh!" teriak Windy dari kamarnya.
Hugo langsung berlari menaiki anak tangga setelah mendengar teriakan istrinya. Hugo panik dan khawatir dengan kondisi Windy.
Hugo membuka pintu kamar dan terkejut melihat Windy tergeletak tidak berdaya di lantai dengan kondisi buruk. Ada bekas cakaran di perutnya. Tanpa pikir panjang, Hugo membawa Windy yang tidak sadarkan diri setelah Hugo datang ke kamar.
Di ruang keluarga, Hugo tidak sengaja berpapasan dengan Lizzy dan Johan. Mereka sama-sama terkejut dengan kondisi Windy.
"Windy kenapa?" tanya Lizzy khawatir.
"Nanti aja aku jelasin. Kalian kalau mau ikut ke rumah sakit, ikut aja nggak papa."
"Iya, kita ikut," balas Johan.
Johan, Lizzy, dan Hugo pergi ke rumah sakit terdekat. Windy tidur di paha Lizzy, sementara Hugo dan Johan duduk di depan. Hugo mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.
Setiba di rumah sakit, dokter langsung menangani Windy dan membawanya ke ruang operasi karena sejak tadi, darah tidak berhenti keluar dari perut Windy. Hugo menyandarkan punggungnya ke dinding sambil berdoa untuk keselamatan istrinya.
"Yang, udah saatnya kamu cerita yang sebenarnya terjadi," bisik Lizzy ke Johan.
"Iya, Liz. Aku bakal ceritain semuanya."
Johan menghampiri Hugo, bersiap memberitahu apa yang sebenarnya terjadi di rumah yang ditempati Hugo dan Windy.
"Hugo," panggil Johan.
"Ya, ada apa?" tanya Hugo menoleh ke Johan.
"Maaf sebelumnya, aku harus memberitahu satu hal tentang apa yang terjadi sama istrimu." Johan mengambil napasnya. "Selama ini, Windy diserang oleh makhluk tak kasat mata dan pemilik rumah sebelumnya. Namanya Dania. Dia ingin membawamu ke dunianya dan itu alasan Windy diserang."
"Aku nggak tau kenapa dia ingin dirimu, Hugo. Aku takut Windy diserang lagi," lanjut Johan.
"Dania Isabella," gumam Hugo yang masih bisa didengar oleh Johan dan Lizzy.
"Kamu kenal sama makhluk itu?" tanya Lizzy penasaran.
"Ya, aku kenal sama dia. Biar aku ceritakan yang sebenarnya. Sebenarnya dia ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] 👻 Incident House | wonruto
Horror👻 Setelah menikah, Hugo dan Windy menempati rumah barunya yang agak dekat dengan tempat kerja Hugo. Rumah itu dibeli dengan hasil kerja keras Hugo sebagai produser lagu dan desain grafis di kantor. Windy sendiri memiliki usaha batik milik mendiang...