5

52 7 0
                                    


Mempelai dengan baju pengantinnya telah siap, beberapa orang yang membantu sedang membuat riasan di wajah eloknya, tidak seperti wanita yang memakai riasan tebal sang mempelai hanya di rias tipis tipis untuk mencerahkan aura wajahnya.

Tangan lain meraih kepalanya untuk menambahkan tudung putih menutupi wajahnya, orang lain yang berada di sana berdecak kagum melihat calon mempelai yang sangat cantik meski dengan tampilan sederhana.

Pria Crimson yang terus berdiri di depan kaca puas dengan tampilannya, dia bisa membayangkan bagaimana ekspresi langa jika melihat dirinya.

"Apa aku terlihat aneh?" Tanyanya pada pemuda raven yang berdiri di sampingnya menyuguhkan senyuman lebar.

"Tidak ini sangat cocok untukmu, diam disana aku ingin memotret mu" titahnya, tangan yang memegang kamera terjulur kedepan mencari tempat yang bagus untuk mulai menekan tombol potret.

Iris ambernya kini beralih pada sebuah gaun putih yang di pajang tidak jauh dari tempatnya berdiri, gaun pernikahan dengan rok panjang menjuntai dan hiasan mewah disetiap jahitanya.

Langa memberikan gaun itu bukan untuk di kenakan di depan banyak orang, tapi ia memberikannya untuk di lihat oleh langa sendiri, kekehan keluar dari bibirnya saat mengingat pria bluenette yang merengek memaksanya untuk mau mengenakan pakaian besar dan berat itu.

Tanganya menyentuh gaun, meraba merasakan tekstur kasar pada kainya, memang sangat indah jika dirinya mengenakan ini apakah langa akan senang?, reki mulai menghayal dengan senyum senyum.

"Apa yang kau pikirkan huh?" Pria raven menepuk pundaknya membuat lamunannya buyar.

"Aku hanya berhayal maafkan aku" reki berucap dengan cengiran khasnya menggaruk tengkuknya, tanganya di tahan oleh miya.

"Jangan lakukan itu nanti tudung itu rusak"

"Maaf"

Dering si ponsel reki menghentikan percakapan mereka, ikon bertuliskan nama langa muncul di layar.

"Langa?"

"Kau sudah selesai?" Suara langa dari seberang.

"Iya sebentar lagi aku akan pergi, apa terjadi sesuatu?"

"Tidak hanya saja aku tidak sabar, melihat mu dengan baju pengantin, mengucapkan janji dan juga.."

"Cukup..!" Reki memutuskan ucapan langa selanjutnya, wajahnya di buat bersemu panas padahal ini masih pagi buta.

Terdengar Kekehan dari seberang.

"Maafkan aku"

"Aku sudah siap dan juga mereka sedikit merias ku, mau melihatnya?, aku akan mengirim fotonya"

"Tidak, biarkan itu menjadi kejutan untukku, aku akan menunggumu di altar"

"Baiklah, aku akan segera menemui mu" setelahnya panggilan terputus.

Reki bernafas lega tidak ada halangan di acara bahagia mereka, ia kembali pada miya yang berdiri menunggunya

"Apakah kalian sudah tidak sabaran lagi?, apa kalian bisa berhenti bermesraan sebelum waktunya?"

"Maafkan aku langa menelepon mendadak"

Bola mata miya berputar malas.
"Stalker itu selalu khawatir tentang semua, yang membuat ku heran kenapa kau mau menikah denganya, padahal sebelumnya kau juga membencinya"

Reki ingin sekali menggaruk tengkuknya tapi tanganya kembali di tahan untuk tidak merusak tudungnya.

"Mungkin karena aku mengandung anaknya"  cicitnya, namun kenyataannya adalah dirinya juga mulai tertarik pada pria blasteran yang sering menculiknya bahkan menyetubuhinya tanpa izin itu.

nightmare ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang