His Car Isn't Yours; 16. Apalagi yang harus diperbaiki?

455 53 10
                                    

-oOo-

Acara fashion week telah usai, semuanya telah selesai. Karena sudah booking hotel untuk satu bulan ke depan. Renjun dan semua rekannya akan memanfaatkan waktu tersebut dengan menyusuri kota Paris ini. Istilahnya liburan, mereka akan memanfaatkan waktu tersebut dengan mendatangi tempat tempat favorite yang berada di Paris.

Kota tersebut masuk ke dalam wish list Renjun, dia begitu sangat senang ketika mendapatkan undangan acara fashion week di Paris.

Menatap menara Eiffel yang tampak begitu nyata dipengelihatan Renjun, hanya melihat dari balkon kamar hotelnya pun sudah terlihat begitu indah. Syukurnya, Renjun masih diberi kesempatan untuk melihat hal indah seperti ini. Renjun merasa bahwa perasaannya menjadi jauh lebih baik.

Renjun terkejut ketika sebuah tangan melingkar di pinggang rampingnya. Ah kelakuan sang kekasih membuatnya sangat terkejut. "Astaga, Jeno"

"Sayang... aku kira kamu pergi karena tidak ada di kasur kita" Kata Jeno.

Pria tampan itu tidak mengenakan atasan apa pun, hanya celana joger berwarna abu dengan rambut yang sedikit berantakan khas orang bangun tidur.

Renjun masih menikmati, memandangi menara Eiffel dan juga beberapa burung yang lewat diantara menara Eiffel tersebut. Cuaca pagi ini memang sangat cerah, udara begitu sangat sejuk membuat Renjun merasa sangat nyaman.

"Mandi, sayang" Perintah Renjun.

"Malas, sayang. Kita kan gak kemana mana" Kata Jeno, pria itu masih sibuk menghirup aroma tubuh Renjun yang begitu menyegarkan.

Bahkan menurut Jeno, udara pun kalah segarnya dengan aroma tubuh Renjun. Jeno selalu menyukainya.

Renjun pun tak merasa risih akan hal itu, melihat Jeno yang seperti itu terlihat seperti seekor anak anjing yang begitu lucu.

"Gak mau jalan jalan kah?" Kata Renjun, dia sudah menghadap kepada Jeno.

Tentu saja melihat tubuh shirtless sang kekasih sudah menjadi makanan sehari hari bagi Renjun, jadi dia tak merasa aneh dengan hal itu.

Jeno tersenyum begitu tampan. "Kamu mau jalan jalan, sayang? Kalau kamu mau jalan jalan aku mandi sekarang"

"Nanti sore saja, aku masih belum tau ingin kemana" Kata Renjun.

Jeno mecium bibir singkat sang kekasih yang begitu menggemaskan. "Sayang ku, cantik sekali dengan warna rambut ini. Aku suka"

"Iya kah? Waktu pertama kali lihat di kaca aku ngerasa aneh, aku pikir itu bukan aku" Jelas Renjun.

Memang, Renjun pun merasa sangat terkejut ketika melihat perubahan pada warna rambutnya ketika sudah selesai. Renjun pikir itu bukan dirinya, dia merasa sangat asing ketika melihat dirinya di pantulan cermin salon.

Mengganti warna rambut adalah tindakan spontan, Renjun tiba tiba sudah berada di parkiran salon yang sering sekali dia kunjungi. Pada hari itu Renjun hanya ingin berniat mencuci rambutnya karena dia malas namun tiba tiba dia kepikiran untuk mengganti warna rambutnya dan saran dari pegawai salon warna rambut silver lah yang paling cocok untuknya.

"Aku suka, kamu cantik banget" Kata Jeno, dia terus terusan memuji Renjun.

Renjun menjadi salah tingkah karena kalimat pujian yang diberikan oleh Jeno. "Sayang, sudah. Kamu sudah mengatakan itu setiap menit"

"Ya kan aku jujur sayang. Kamu beneran cantik, makin kelihatan muda. Apa benar usia mu 24 tahun?" Kata Jeno.

"Sayang, sudah" Kata Renjun, dia tidak bisa mendengarkan pujian lagi dari Jeno. Kinerja jantungnya berdetak sangat cepat setiap kali Jeno memujinya.

His Car Isn't YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang