His Car Isn't Yours; 2. Déjà vu

860 73 4
                                    

-oOo-

"Sayaangggg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sayaangggg... ini hari minggu. Pliss taruh dulu sketchbooknya, aku juga mau di sayang sayang" Jeno merengek ketika Renjun memilih untuk bekerja di hari minggu pagi ini.

Minggu pagi ini yang harusnya digunakan untuk melakukan kegiatan sebagaimana seperti pasangan lainnya, mungkin bisa keluar untuk pergi berjalan jalan atau sekedar bengong bersama di danau yang jaraknya tak jauh dari kediaman apartement mereka. Namun Renjun memutuskan untuk berdiam di apartemen sambil menyelesaikan sketch design yang mungkin sudah terkena deadline oleh client. Sedangkan Jeno, bapak ketua perusahaan itu sedang berguling kesana kemari karena perasaan bodannya yang sudah sangat menyiksanya.

Jeno sudah melakukan kegiatan paginya yaitu pergi gym, sendirian. Yah, kalau mengajak Renjun, kekasihnya itu tidak akan pernah mau, jadi yah Jeno memilih untuk pergi sendiri saja. Nah dari Jeno pergi gym selama 30 menit hingga dia kembali dari kegiatannya, Renjun masih dengan kegiatannya yang fokus pada design sketchbooknya.

Renjun kalau sudah fokus, benar benar tidak bisa diganggu gugat.

"Sayanggg..." Panggil lagi, Jeno.

"Sayangg... mau ke rumah mami gak?" Tanya Jeno.

"Kemarin sudah ketemu di butik" Kata Renjun, dia masih fokus dengan sketchbooknya.

Jeno meringis, bagaimana cara membujuk Renjun. Susah sekali pria ini kalau diajak pergi keluar. "Oh yah kamu belum ada komentar apa pun tuh tentang mobil baru ku, tapi kayaknya kamu gak suka ya?"

Renjun memberhentikan goresan pensilnya. "Kenapa tiba tiba bahas itu?"

"Tuh kan kamu tuh gak suka mobil baru ku" Kata Jeno, dia sudah duduk disamping Renjun dengan kepalanya bertumpu pada bahu kecil milik si cantik.

"Bukannya gak suka, cuma... agak aneh" Kata Renjun, dia melanjutkan goresan pada sketchbooknya.

"Kenapa? Aneh kenapa? Aku gak cocok yah ngendarain mobil Jeep itu?" Kata Jeno, dia sesekali mencuri kecupan di pipi gembil si manis.

Renjun tampak berpikir sebentar, mencari kata yang cocok agar Jeno tak sakit hati dengan perkataannya. "Cocok aja kok, kayak penculik beneran"

"Tuhh kan bener... kamu mah. Aku jual aja deh mobilnya" Kata Jeno, dia merengek lagi kepada Renjun.

"Yah kan kamu sendiri yang bilang biar kayak penculik? Tampang mu udah cocok nah jadi penculik, serem dan sangar" Kata Renjun.

Renjun menahan tawanya ketika si pria tampan itu menampilkan wajah cemberut yang tampak tak cocok dengan tubuhnya yang kekar itu. "Asal kamu gak disekitar anak kecil aja, nanti mereka malah mengira kalau kamu penculik"

"Ya gak lah. Nanti kamu yang aku culik" Kata Jeno, dia menggelitik perut Renjun yang masih tertutup hoodie abu abu miliknya.

"Ahahah... geliii... stop it, aku udah di culik sama kamu sejak satu setengah tahun yaaa" Kata Renjun, dia sudah terbaring di sofa atas ulah sang kekasih yang menggelitiki perutnya.

His Car Isn't YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang