chapter 6

35 3 0
                                    

Say "Hi" My Readers𔓘

Vote dan comment sebagai bentuk menghargai penulis, atau paling tidak follow penulis.

Follow Wattpad, Tiktok, Twitter dan Instagram saya➴
Tiktok: Tinta Cerita✎
Twitter: Lovely💤
Instagram: Lycivaaaa_

DIKERASKAN SEKALI LAGI! SETELAH BACA WAJIB VOTE ATAU TIDAK DI BLOCK‼️

***

Luna memejamkan matanya dan mengeratkan pelukannya di pelukan Nadi. Luna takut, Luna tidak ingin tertangkap dan rasanya Luna ingin mati saja.

Nadi mengelus rambut Luna berupaya menenangkan gadis itu. "Sudahlah Luna kamu tidak perlu takut, ada aku di sini,"

"Dia mencari ku sampai ke sini," cicitnya takut.

Nadi menatap Abigail, apakah benar laki-laki itu bertemu Ardega saat perjalanan kembali ke apartemen? Benarkah itu?

"Tidak perlu menatapku seperti itu, kamu mencurigai ku?" tanya Abigail.

"Sedikit, aku curiga kamu bekerjasama dengannya," ujarnya. Pasalnya belum pasti informasi dari laki-laki itu benar, sampai detik ini Nadi juga belum mengetahui namanya siapa. Nadi takkan segampang itu mempercayai seseorang walau dirinya cinta kepada laki-laki di depannya.

"Buat apa aku berkerja sama dengan musuh?"

Luna melepaskan pelukannya, "musuh? Ardega adalah musuh mu?"

Tanpa ragu Abigail mengangguk. Iya kan saja apa kata kedua gadis itu. "Aku musuhnya, aku juga tidak suka melihat dia saat di kampus, di fakultas ku,"

"Maksud mu?" tanya Nadi, dirinya tidak pernah melihat Ardega berada di fakultasnya, mana mungkin pria itu masuk ke kelas laki-laki itu namun tidak masuk ke dalam kelasnya.

"Dia dosenku,"

"Apa?!" pekik Luna. "Selama ini dia hadir di kampus memata-matai ku sebagai dosen?"

"Mungkin," jawabnya santai sembari menyilangkan kakinya.

Nadi melirik Luna, "kamu tidak pernah tahu Ardega adalah dosen?"

Luna menggeleng cepat, "aku sama sekali tidak pernah melihat dia di kampus, tidak pernah mengetahui dia itu dosen, aku hanya mengetahui Ardega adalah pemilik kampus kita itu pun saat kamu membongkarnya sebulan yang lalu,"

Abigail mengangguk-angguk mendengar perkataan Luna. Sudah lama Ardega dan Luna tinggal serumah tetapi Ardega tidak banyak memberitahu tentang dia kepada Luna yang dia anggap sebagai cinta-nya Ardega. Beruntung sekali Luna mendapatkan seorang teman seperti Nadi, sampai kapanpun Nadi menolong sampai kapanpun juga Nadi akan terjatuh karena berhadapan dengan Ardega.

"Bolehkah aku mengetahui namamu? Agar aku bisa percaya padamu jika kamu benar-benar membantu kami," ujar Nadi, semoga kesempatan ini membuat laki-laki itu memberitahu identitasnya.

"Kamu ingin bekerjasama padaku?"

Nadi mengangguk cepat. Tadi Nadi tidak kepikiran untuk bekerjasama namun laki-laki itu menebak-nebak yang membuat Nadi tertarik. "Iya, aku ingin bekerjasama denganmu untuk membantu Luna terlepas dari jerat obsesi Ardega,"

"Baiklah—"

"Nadi kamu sangat mudah mempercayainya, siapa tahu dia sedang berakting? Atau dia ada maksud lain membantu kita?" ucap Luna mulai tidak percaya laki-laki. Pria mana lagi yang harus Luna percaya setelah kepercayaannya dipatahkan oleh Ardega yang berpura-pura polos saat pertama kali pertemuannya dengan pria itu.

CRIMINAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang