Say "Hi" My Readers𔓘
Vote dan comment sebagai bentuk menghargai penulis, atau paling tidak follow penulis.
Follow Wattpad, Tiktok, Twitter dan Instagram saya➴
Tiktok: Tinta Cerita✎
Twitter: Lovely💤
Instagram: Lycivaaaa_-
***
Langkah Nadi terhenti ketika kehilangan jejak laki-laki itu. Kemana dia pergi? Cepat sekali menghilang? Pikir Nadi tak kuasa merasa heran kepada laki-laki yang dia sukai.
Nadi membalikkan tubuhnya namun dikejutkan oleh seorang pria... Sepertinya Nadi mengenal.
"Mau apa kamu, Tuan Mesum?" tanya Nadi.
Ardega menyeringai, "Jadi kamu yang mengajari wanitaku berkata kasar?"
"Kasar dari mana? Kamu kan memang Tuan mesum," cibir Nadi.
Ardega terus menatap Nadi, gadis itu membuatnya kesal. "Di mana wanitaku,"
Nadi menyeringai, "Di ambil pria lain, yang memiliki otak suci, kaya, baik dan lemah lembut. Oh ya, tidak memiliki otak selangkangan sepertimu!"
Ardega mendorong tubuh Nadi ke tembok. Gadis itu meronta-ronta karena perilakunya, namun apakah gadis itu menyadari bahwa Ardega marah besar akibat perkataannya tadi. Itu menyinggung perasaan Ardega.
"Ini kampus, jika kamu membunuh ku kamu akan di penjara," ujar Nadi tersendat-sendat karena nafasnya menipis.
"Kamu tidak mengenal ku?"
"Oh tentu, aku mengenal mu,"
"Siapa aku? Jika kamu menjawab dengan benar akan ku lepaskan," ucapnya bak seperti mengatakan kepada seekor burung yang akan dilepaskannya.
"Tuan mesum, Tuan otak selangkangan, Tuan tidak tahu diri yang dapat merusak merdekanya negara ini, dan kamu—" Nadi menjeda ucapannya, pria itu semakin mencekiknya.
"Dan aku?"
"Dan kamu pria tua otak mesum, jahanam! Pergi saja sana ke neraka, kamu sudah melukai hati temanku—akh!" ringis Nadi diakhir kata.
Rahang Ardega mengeras, otot-otot tangannya semakin terlihat karena mencekik kuat leher Nadi hingga membuat wajah Nadi memerah. Sedangkan Nadi tidak peduli dirinya mati di tangan pria itu, yang sekarang Nadi harus lakukan adalah memaki pria itu yang kini sudah berada di hadapannya, tanpa perlu dicari lagi. Nadi sudah lama menyimpan dendam kepada Ardega karena berani menyakiti Luna.
"Aku pemilik kampus ini," beritahu Ardega.
Disaat nafasnya ingin habis, Nadi masih sempat tersenyum mengejek. "Aku cerdas, aku sudah mengetahuinya lebih dahulu, Tuan mesum..."
"Kamu ingin mati?"
"Ya, bunuh saja aku asalkan Luna kamu lepaskan setelah kematian ku,"
"Luna ku tidak akan pernah ku lepas. Dia milikku. Dia wanita ku. Dia bahagia ku. Dia—"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIMINAL LOVE
General FictionSETELAH BACA WAJIB VOTE SERTA FOLLOW‼️ Bedakan mencintai tulus dari hati dan mencintai hanya karena nafsu. Akibat dari perasaan yang keras dan susah membedakannya, akhirnya jatuh ke dalam jurang manusia tak berotak.