chapter 3

60 6 0
                                    

Say "Hi" My Readers𔓘

Vote dan comment sebagai bentuk menghargai penulis, atau paling tidak follow penulis.

Follow Wattpad, Tiktok, Twitter dan Instagram saya➴
Tiktok: Tinta Cerita✎
Twitter: Lovely💤
Instagram: Lycivaaaa_

_

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sudah sebulan Luna terkurung di kamar Ardega. Luna tidak pernah diizinkan melangkah keluar dari kamarnya, kegiatannya bahkan hanya makan tidur di dalam kamar. Luna depresi karena bolak-balik melakukan hubungan intim dengan Ardega karena dirinya berani kabur waktu itu. Luna sudah menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin menemui Abigail untuk menggantikan menjaga Nadi namun Ardega tidak mau dengar dan malah menganggapnya ingin mencari pria lain.

Luna kini duduk memandangi ke arah luar jendela. Matahari masuk hanya dari celah-celah kecil di atas jendela. Bagaimana kabar Nadi sekarang? Apakah gadis itu sudah bangun dari koma? Apakah Nadi masih hidup? Apakah Nadi mencari keberadaannya sekarang? Tolong Luna untuk berpikir positif sekarang.

"Luna,"

Luna mengabaikan panggilan dari Ardega, dirinya memeluk dirinya sendiri untuk melindungi diri dari Ardega walau tahu tak akan mempan.

"Di mana suaramu yang berisik itu? Kamu bisu?"

Lagi dan lagi Luna mengabaikan pria otak mesum itu. Ardega berdiri di depan Luna, menutupi cahaya yang masuk mengenai wajah Luna. Wanitanya menjadi muram sejak sebulan yang lalu, setelah Ardega kurung di kamar dan membuat kaki Luna lumpuh sementara.

Luna masih tidak menggubris perkataan Ardega. Dirinya malah berbalik badan lalu menarik selimut untuk kembali tidur, padahal tadi baru bangun.

Ardega melirik tiga nampan yang terletak tanpa di sentuh di atas meja kamar Luna. Ardega pikir Luna akan makan dengan baik karena tidak melihatnya, justru wanita itu malah tidak makan saat Ardega tinggal ke luar negeri.

"Kamu marah?"

"Menurut mu?!" ketusnya di balik selimut. Heran sekali Luna kepada Ardega, sesudah pria itu mengurungnya dan membuatnya lumpuh masih bisa bertanya apakah ia marah? Ardega bodoh atau tidak peka? Dasar Tuan mesum!

"Kamu salah jadi harus di hukum,"

"Sudah aku jelaskan bahwa aku tidak selingkuh dengan laki-laki itu! Aku keluar dari rumah sakit untuk mendatangi apartemennya, memintanya menjaga Nadi karena aku mau pulang mengambil perlengkapan buat Nadi,"

"Lalu?"

"Tapi kamu malah berpikir aku menyukainya. Dengar baik-baik Tuan mesum, dia adalah laki-laki yang Nadi cintai, tentu saja aku tidak akan merebut dia dari temanku—"

CRIMINAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang