chapter 5

46 5 0
                                    

Say "Hi" My Readers𔓘

Vote dan comment sebagai bentuk menghargai penulis, atau paling tidak follow penulis.

Follow Wattpad, Tiktok, Twitter dan Instagram saya➴
Tiktok: Tinta Cerita✎
Twitter: Lovely💤
Instagram: Lycivaaaa_

***

___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___

Luna menggosok-gosok tangannya yang menghangat lalu digenggamnya tangan Nadi, sejak masuk ke dalam mobil Nadi menjadi kekurangan oksigen dan gemetar kedinginan.

"Nadi tahan sebentar kita akan ke rumah sakit,"

Nadi menggeleng cepat, "bawa aku pulang, aku aman dirumah daripada di rumah sakit,"

"Kamu... Aku tidak tahu namamu, tapi bisakah membawa kami ke rumah Nadi?"

Laki-laki itu mengangguk, dia adalah Abigail. Abigail tidak sengaja melihat dua gadis berlari-lari di tengah malam dengan guyuran hujan deras. Karena Nadi memohon untuk menumpang, Abigail pun mengizinkannya karena kasihan.

Setibanya di rumah Nadi di gendong oleh Abigail karena sudah tidak kuat berjalan. Luna bertatih-tatih melangkah karena ia belum terbiasa berjalan seperti dulu.

Ibu membuka pintu setelah penantian panjang. Ibu membawa mereka semua masuk ke dalam, Abigail membawa Nadi ke kamarnya yang ditunjukkan melalui Ibu.

"Ibu ambil air dulu, Luna ambillah beberapa selimut untuk menghangat tubuhmu dan Nadi."

"Baik Bu,"

Nadi masih gemetaran, mulutnya menarik oksigen yang ada tak lupa tangannya masih mencengkeram kuat tangan Abigail sebab suhu tubuhnya semakin meningkat.

Luna khawatir dengan Nadi, dilihat tatapan mata laki-laki itu seperti ingin memakan Nadi yang mencengkram tangannya.

"Nadi lepaskan tanganmu dari dia, itu membuatnya kesakitan,"

Bagaikan tuli Nadi tidak mendengar Luna, suara hujan menguasai malam ini. Bagaimana dengan gelap sekarang, Nadi tidak bisa melihat apapun. Nadi tidak bisa hidup dengan keadaan lampu yang mati itu membuat nafasnya tidak teratur.

Luna menyusul ibu ke dapur untuk mengadu kalau keadaan Nadi memburuk.

"To-tolong aku," lirihnya.

Abigail mencium bibir Nadi, semua itu ia lakukan untuk memberi nafas buatan untuk gadis itu. Bukan untuk bermesum namun Nadi benar-benar membutuhkan oksigen. Dirasa Nadi sudah bisa bernafas normal langsung Abigail lepaskan ciuman itu. Tak lama Luna kembali bersama Ibu, Luna mengatakan kepada Ibu jika kondisi Nadi memburuk namun setelah dirinya lihat kembali Nadi sudah bernafas sedikit normal.

CRIMINAL LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang