Beberapa hari berlalu, hari bahagia telah berlalu dan akhir untuk mengikuti Olimpiade akan berlangsung 3 hari ke depan.
Ferry menanyai diriku, Guru memanggil kami dan memberikan kisi-kisi 20 soal kepada kami berdua.
Kami berdua datang ke kantin dan mempelajari kisi kisi itu.
Ferry belajar dengan serius dan aku hanya memperhatikan keseriusan Ferry. Kutatap terus menerus tanpa henti.
Kia, Jeje, dan Julya datang. Melihat itu Kia terasa panas dan memberikan tatapan tidak enak. Aku memengang buku dan menyapa mereka.
"Hallo, guys"." Hallo Jirah. Ciee tumben nih berdua". Menggoda kami diriku.
"Biasa aja kali". Jawabku
Kuperhatikan Kia, Dia mendekati Ferry dan memberikan sebotol air minum yang ia bawa dari kantin dan memberikan tisu kepada Ferry.
Melihat itu Ferry menerimanya dan berterimakasih kepada Kia. Kia tersenyum malu.
Julya dan Jeje hanya memperhatikan sesaat, lalu mereka bertiga pergi ke luar gerbang sekolah.
Persiapan itu terasa tidak mudah, banyak pertanyaan-tanyaan itu. Bagian yang tidak kusukai adalah pelajaran berhitung dan IPA.
Ferry memberikan aku minum yang diberikan oleh Kia.
"Tetap semangat, Rah. Nanti kalau kita menang aku akan memberikan sesuatu yang sangat kamu suka". Memeberikan dukungan dan tersenyum manis.
" Terimakasih, tapi aku hanya butuh diriku seorang (meletakan aqua di meja), sebernanya Kia suka samamu Fer".
"Tidak, aku hanya menganggap teman dan orang yang kusuka adalah dirimu. Aku akan membantu dirimu dan menemani dirimu. Aku akan bekerja dan menikahi dirimu langsung di depan orang tuamu (mengusap muka Jirah), jangan takut aku telah berjanji". Jawab Ferry.
Merasakan kehangatan kata-katanya, aku bimbang dan merasa canggung mengatakan yang sebernanya.
Mengikuti alur itu mudah, namun menjalani begitu berat. Tatapannya tetap tenang akan tindakannya, memulai itu sulit.
Aku berpikir cukup lama dan melamun sambil memandang orang-orang di
kantin."Hey, Jirah kamu kurasa kurang fokus".
" Hah, Ng-gak kok. Aku fokus Ferry, tenang aja ". Sontak menjawabnya.
" Baiklah, Gimana kamu pelajari di rumah. Aku akan mengantarmu pulang dan membelikan cemilan ringan untukmu ke indomaret ". Berkata dengan lembut.
" Tidak perlu, aku bisa sendiri kok ". Sontak menjawab.
Ferry mengajakku dan menarik tanganku penuh perhatian. Kami menuju ke mobil untuk pulang dan bersiap-siap menyusun buku.
Ferry memberikan lembaran kertas itu dan menyuruh untuk mempelajarinya.
Ku lihat kertas itu, banyak pelajaran matematika tertera. Menghela nafas dalam-dalam dan memasuki kertas itu ke tas.
Ferry membuka pintu mobil dan tersenyum lembut kepada Jirah.
"Terimakasih". Ucap Jirah.
Pergi dan menuju ke indomaret, Dia beneran membelikan cemilan ringan dan memberikan cokelat.
" Bentar lagi valentine, jadi ku berikan cokelat ini khusus untukmu (memberikan ketanganku) ".
Aku hanya mengangguk dan tetap tersenyum manis di depannya.
Kulewati hari itu penuh semangat, sesampainya di rumah ku buka buku dan perlahan-lahan mempelajari kisi-kisi Olimpiade. Mengingit pensil tumpulnya dan meletakan cemilan itu adalah kebiasaan anak pelajar.
Rawut wajah begitu pening dan ingin rasanya ku ombrak ambrik kertas tersebut.
" Huft, susah bener ". Gumamku sambil memengang pensil.Kuletak tubuhku ke kasur sambil memikirkan jalan untuk matematika ini, walaupun lumayan rumit tetapi harus di jalanin
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih, Harapan, dan Cinta Darimu
Teen FictionJalanin hari penuh semangat, Tetap menikmati hidup. Namun, jika hasilnya tidak sesuai percaya kepada Allah SWT dan ingat akan kuasanya yang penuh rahmat. Ini adalah kisah dari Jirah Bermula dari pemaksaan cowok brengsek dan berakhir dengan cowok pe...