Lima

395 31 8
                                    


Chenle menjalankan hari - harinya seperti biasa. Usia kandungannya sudah berada di minggu ke - 14, hampir 4 bulan. Mual - mual yang dirasakan olehnya kemarin juga sudah berkurang, berganti dengan moodnya yang mudah berubah. Perutnya juga sudah mulai terlihat menggembung dibalik baju - baju yang biasanya ia pakai.

Saat ini Jisung sedang dibuat pusing oleh kesayangannya yang sedari tadi merengek meminta es krim. Bukannya Jisung melarang, tapi masalahnya kecilnya itu sudah menghabiskan dua stik es krim tadi siang. Jadilah ia tidak mengizinkan
Chenle untuk menambah porsi kudapan dingin itu.

"Ji.. satuu aja, satu lagi ya? boleh ya?" Chenle masih bersikeras membujuk yang lebih tua agar dirinya diizinkan menyantap es krim kesukaannya.

"Ngga, sayang. Ga boleh, kamu tadi udah makan dua loh." Jisung akan tetap tegas jika menyangkut kesehatan Chenlenya.
"Ih! tadi kan es krim nya kecil, aku mau lagii satu ajaa~" Masih belum mau menyerah, Chenle menggenggam tangan Jisung dengan dua tangannya dan sedikit menggoyangkan lengan itu. Matanya juga sudah memperlihatkan binaran memohonnya berharap Jisung akan mengabulkan pintanya.

Keduanya sedang berada di area dapur, posisi mereka berdiri di dekat counter table setelah Chenle mengikuti Jisungnya mengambil air mineral yang ada di lemari es. Sebelumnya mereka sedang menonton film di ruang keluarga, Jisung tidak bekerja karena hari ini hari libur.

"Besok lagi ya? Tadi kamu udah makan dua, jangan tambah lagi ya? Ga sehat loh kalau kebanyakan nanti kamu batuk apalagi belakangan ini cuacanya lagi berangin, sayang." Mendengar itu, Chenle menghempaskan tangan Jisung yang tadi berada di genggamannya. "Ck." Dengusnya lalu berjalan dengan menghentakkan kakinya ke arah ruang keluarga berniat kembali duduk di sofa yang ada di sana.

Oh.. keadaan sudah berbalik sekarang, semangat untuk Jisung si calon ayah yang sedang terbirit - birit mengikuti pujaan hatinya yang sedang merajuk itu.
Suasana hati Chenlenya itu memang mudah sekali berubah belakangan ini, mungkin faktor dari bayi yang ada di
dalam perutnya itu.

Jisung seketika panik melihat Chenlenya beranjak duduk di sofa. Tidak ada yang salah dengan itu, tapi yang membuat Jisung khawatir adalah Chenle yang menghempaskan tubuhnya begitu saja dengan kasar sehingga dirinya terlihat sedikit memantul saat mengambil duduk
di sofa itu. Ia susul untuk duduk di sebelah yang lebih muda.

"Sayang! Jangan gitu duduknya, bahaya."
Jisung reflek menyentuh perut Chenle dan tangan satunya juga memegang punggungnya. Namun, dua tangan itu langsung ditarik paksa oleh Chenle agar menjauh dari tubuhnya.
"Apasih!" Ujarnya ketus.

"Jangan kasar gitu geraknya sayang, aku takut kamu sama baby kenapa - napa." Chenle hanya diam dengan bibir yang masih cemberut dan alis yang cukup menukik pertanda dirinya sedang kesal. Tatapannya pun dialihkan ke arah lain, enggan menatap Jisung.

Yang lebih tua menghela nafas pelan, ia harus memiliki kesabaran yang ekstra untuk menghadapi Chenlenya di saat seperti ini. "Hey.. maaf ya? Aku bukannya gamau nurutin maunya kamu, tapi tadi kamu udah habisin dua es krim sayang.. aku takut kamu batuk kalau kebanyakan gula dari es krimnya, untuk hari ini udah dulu ya? Makan es krim nya besok lagi. Sekarang kita beli cemilan lain aja mau? Atau aku masakin aja okay?"

Jisung memberi pengertian dengan berbicara pelan lalu meraih tangan yang lebih kecil darinya itu, tapi lagi - lagi Chenle menepis kasar tangannya.
"Gausah pegang - pegang." Nada bicaranya terdengar tak senang sama sekali.

Jisung yang kembali mendapat penolakan pun terkejut, pasalnya Chenle tidak pernah sampai begini jika tengah merajuk.
"Sayang.. maafin aku.. aku masakin aja ya?
I'll make delicious food for you, kamu mau apa hm?" Tak menyerah, Jisung tetap meraih kedua tangan mungil itu dan menggenggamnya lebih erat dari sebelumnya.

Youth || jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang