28. Non-rank 5 - Delynn - Monarchy Satisfaction

5.7K 82 15
                                    

Baru-baru ini idol grup tersohor asal negeri Dewata tersebut baru saja menyelesaikan tur konser mereka di seputaran Jakarta. Sebagai kepala Dewan Perwakilan Rakyat, aku mengundang mereka untuk datang dan memperkenalkan sejarah dan politik Indonesia pada mereka.

Turun dari bis, mereka lalu berkumpul pada dropping point gedung DPR ini. Jumlah mereka banyak, dan mereka tampak begitu cantik.

"Selamat pagi, pak..", ucap perwakilan dari mereka.

"Pagi adek-adek, selamat datang di Gedung DPR Indonesia. Terima kasih sudah mau datang jauh-jauh kesini.."

"Sebelumnya, ada yang tau fungsi dari gedung ini?"

Namun semua hening dan diam, tak ada satupun yang menjawab.

"Baik, bapak jelaskan, ya. Gedung DPR ini fungsinya macam-macam. Ada fungsi dalam aspek legislasi (yang berkaitan dengan undang-undang), anggaran, pengawasan undang-undang dan representasi. Yuk, bapak ajak kalian kedalam.."

"Alamak, cuan ini. Cakep-cakep nih bocah-bocah..", batinku.

Bermula, aku mengajak mereka semua pada masing-masing ruangan.

"Nah, disini ada kantor Sekretariat Jendral DPR. Orang yang kerja disini tugasnya itu mengurus administrasi kebutuhan operasional DPR. Di seberangnya ada ruang rapat dan perpustakaan. Disini, kalian bisa mengakses informasi-informasi yang kalian perlukan..", aku menjelaskan beberapa ruangan penting secara garis besarnya saja.

Semua personil tampak menatap sekitar, sesekali mereka melihat beberapa patung setengah badan tokoh-tokoh penting seperti W. R. Supratman, Tuanku Imam Bondjol, dan lain-lain.

"Pak, di perpustakaan ini isinya ada dokumen asli supersem--"

"Lily!", tegur beberapa temannya mencegahnya. Mereka beranggapan hal tersebut adalah hal yang keramat untuk dibicarakan di depan khalayak ramai.

"Ehehe, maaf pak.."

"Hahaha. Sayangnya, disini kita ga punya dokumen supersemar, dek. Rata-rata dokumen yang rahasia begitu ada di Perpustakaan Nasional..", aku menjelaskan.

...

Satu persatu ruangan ku kenalkan pada mereka. Ruangan inti hingga fasilitas penunjang serupa kantin dan kafe kecil pun tak lupa ku perlihatkan.

"Kalian kalo mau jalan-jalan atau nongkrong, silahkan. Tejo! Tolong layani mereka semua, nanti minuman sama makanan mereka saya bayar..", pesanku pada salah satu penjaga kantin disini.

"Aduh om, jangan repot-repot..", ucap mereka semua yang baru saja duduk di sini.

" Udah, gapapa. Pesen aja, nanti om bayarin..."

"Makasih banyak om.."

"Saya pamit dulu. Oh iya, adek namanya siapa?"

"Delynn, om.."

"Oh, Delin.."

"Delynn, om. D-e-L-y- dobel N", imbuhnya memperjelas cara mengejanya.

"Oalah. Adek bisa ikut om sebentar, ada yang mau om omongin sama adek.."

"Hm?", dengan polosnya dan tanpa curiga, ia mengiyakannya dan mengikutiku ke dalam ruang kantor DPR.

"Duduk dulu di sofa..", sementara ia duduk, aku mengambil beberapa ikat uang.

Lantas kembali padanya, ia tampak bingung dengan apa yang hendak ku lakukan padanya.

"Adek..", aku menyusul untuk duduk di sampingnya.

"I-iya om??", seketika pahanya ia tutup rapat-rapat.

"Begini. Om tertarik sama badan kamu. Kamu mau ga main sama om? Nanti apa aja yang kamu mau nanti om beliin buat kamu.."

Prove me wrong or reveal me goodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang