Sepulang kerja Kyungsoo terkejut menemui Nayeon sedang menangis di rumahnya. Ia segera menghampiri gadis itu dan memeluknya.
"Hiks hiks" Nayeon langsung menenggelamkan wajahnya di bahu Kyungsoo.
Kyungsoo cuma membelai lembut rambutnya tanpa bertanya kenapa sampai Nayeon bercerita sendiri.
Cukup lama mereka dalam posisi seperti itu sampai tangis Nayeon mereda.
"Aku di usir" katanya.
Kyungsoo menggeleng pelan paham. "Kamu bukan di usir tapi kamunya yang memang ingin pergi"
Nayeon kembali marah karena respon Kyungsoo tidak sesuai dengan harapannya. "Kamu itu gak ngerti! Aku ingin menunjukkan ke papa kalau aku bisa hidup tanpa kemewahan yang dia berikan"
"Nay"
"Kamu enak! Kamu bebas, kerja terus tanpa istirahat. Liat aku! Semua di batasin cuma karena aku pakai fasilitasnya"
"Cukup Nay"
"Aku iri sama kamu"
Tanpa sadar Kyungsoo mengepalkan tangan menahan amarah agar tidak memukul Nayeon.
Ucapan Nayeon benar benar menyebalkan.
"Ayo aku antar pulang"
"Gak mau!"
"Kamu harus pulang!" Kyungsoo menarik paksa tangan Nayeon.
"KENAPA?! HARUSNYA KAMU ITU SENANG DAN PUNYA KESEMPATAN!"
"Nay, jangan teriak teriak ini udah malam!"
Nayeon menghembuskan nafas kasar lalu memeluk Kyungsoo. "Ayo kita buat anak"
"Kamu gila Nay"
"Ayolah" rengek Nayeon melepas pelukan dan melihat wajah Kyungsoo. "Cuma ini cara supaya kita di restui"
"Kamu makin gila, ayo pulang!" Kyungsoo kembali menarik tangan Nayeon dengan kasar.
"KAMU KENAPASIH?!" Nayeon kembali berteriak saat Kyungsoo tengah memasang helm.
Kyungsoo cuma diam dan memasangkan helm di kepala Nayeon.
"Kamu gak cinta lagi samaku?"
"Masih cinta" kata Kyungsoo tenang sambil menatap manik mata Nayeon. "Makanya aku antar kamu pulang supaya kamu sehat dan selamat"
"Kenapa kamu tolak?"
"Aku masih cinta sama kamu, tapi gak gini caranya"
"Terus?"
"Sekarang kamu pulang dulu, ayo cepat naik"
.
.
.
"KAMU MEMANG UDAH GAK SAYANG LAGI SAMAKU!" teriak Nayeon saat tiba di rumahnya.
Mendengar keributan itu, ayah Nayeon yang tadinya terlihat cemas karena Nayeon tidak pulang langsung keluar dari rumah melihat anaknya dan Kyungsoo sedang adu cekcok.
"Ada apa?" tanyanya.
"Dia!" Nayeon menunjuk Kyungsoo. "Dia ngusir Nayeon dan papa juga!"
"Papa gak ngusir nay" ucap ayahnya lembut. "Ayo kita masuk, maafin papa ya"
Nayeon langsung berlari masuk kerumah dan menangis sepuasnya.
"Om" panggil Kyungsoo sebelum ayah Nayeon menutup pagar.
JYP pun menoleh. "Terima kasih sudah mengantar pulang Nayeon"
"Sudah seharusnya saya melakukan itu ke putri om"
JYP tersenyum tipis pertama kalinya untuk Kyungsoo membuat lelaki itu sedikit lega.
"Saya janji akan membahagiakan Nayeon"
.
.
.
Ternyata selama ini Kyungsoo beralih profesi menjadi kuli bangunan gedung tinggi sebagai mandor. Makanya dia mengganti jadwal kerjanya di resto lebih larut.
Otomatis pendapatannya lebih banyak dari sebelumnya.
Walaupun tubuhnya sering lelah tapi Kyungsoo tetap semangat kerja dan siap membuktikan kepada ayah Nayeon.
Sudah seminggu berlalu dia mengabaikan Nayeon walaupun sebenarnya dia tidak sabar ingin mengabari gadis itu.
Dia ingin memberikan surprise dalam waktu dekat ini.
Walaupun Nayeon kasar sebelumnya, tapi gadis itu sudah minta maaf. Yah walaupun Kyungsoo pura pura mengabaikannya.
Tidak jauh dari tempat Kyungsoo bekerja, seseorang tengah mengawasinya.
Dia adalah JYP ayah Nayeon sambil berbincang bincang dengan kontraktor bangunan.
"Dia bekerja disini?" tanya JYP.
Kontraktor itu mengangguk. "Dia orang baru rekomendasi dari atasan karena kerja kerasnya"
"Oh ya?"
"Dia kelihatan sangat membutuhkan uang, padahal dia hidup sebatang kara"
JYP mulai hanyut kedalam cerita. Perlahan hatinya mulai luluh dengan kegigihan Kyungsoo.
Ditambah lagi dirinya merasa membutuhkan bantuan Kyungsoo karena Nayeon tidak pernah keluar kamar sejak Kyungsoo mengabaikan putrinya.
JYP jadi merasa bersalah.
Setelah ini JYP akan memohon pada Kyungsoo agar membujuk Nayeon.
"Kyungsoo"
Lelaki bernama Kyungsoo itupun menoleh kesumber suara. Ia terkejut melihat ayah Nayeon berdiri disana.
"Om?" Kyungsoo langsung menunduk hormat. "Sehat?"
"Sehat" JYP tersenyum sambil menepuk pundak lelaki muda itu.
"Nayeon sehat?"
Senyum JYP luntur. Ia menghela nafas sebelum berbicara. "Bagaimana hubunganmu dengan Nayeon?" tanyanya balik.
"Baik baik saja" jawab Kyungsoo menurutnya tanpa tau keadaan Nayeon sekarang ini.
"Nanti malam kamu ada waktu?"
"Ke-kenapa om?" tanya Kyungsoo ragu soalnya dia masih ada kerjaan di resto.
"Sudah seminggu Nayeon mengurung di kamar. Pintunya di kunci jadi om khawatir" kata JYP. "Kadang om sering dengar dia menangis. Om mohon kamu bujuk ya"
Kyungsoo terdiam merasa bersalah karena mendiamkan Nayeon.
"Kamu bisa kan?" tanya JYP.
Kyungsoo mengangguk. "Akan saya usahakan"
"Sebelumnya saya minta maaf atas perlakuan buruk saya selama ini sama kamu"
"Gak perlu om, aku udah maafin om dari dulu"
Mereka diam sebentar, sibuk dengan pikiran masing masing.
"Karena saya sudah lihat kegigihan mu bekerja dan saya percaya kebahagiaan Nayeon ada pada kamu. Saya merestui hubungan kalian"
Mata Kyungsoo langsung terbuka lebar tidak percaya dengan pendengarannya barusan. "Om serius?!"
Ayah nayeon mengangguk. "Tapi kalau kamu berani menyakiti putri saya, saya tidak segan segan menghabisimu"
Kyungsoo terkekeh geli mendengar ancaman calon mertuanya. "Saya siap menyerahkan nyawa saya untuk om kalau mengingkar janji"
tbc.