"Kita undur saja pernikahannya, aku belum siap"
Kyungsoo menggerutu kesal setelah membaca pesan terakhir dari Nayeon.
Pasalnya sudah berhari hari ia menghubungi Nayeon tapi slow respon. Tidak biasanya.
Ia tau Nayeon punya masalah karena tidak biasanya seperti ini, dan biasanya juga setelah hati mulai tenang perlahan Nayeon mulai bercerita padanya.
Tapi tidak selama ini.
Sudah beberapa kali dirinya mengunjungi kediaman Nayeon tapi perempuan itu selalu bilang "aku butuh waktu sendiri"
"Sudah sampai mana persiapan acara kalian?"
Suara Sehun membuyarkan lamunannya, Kyungsoo pun menoleh sedikit heran karena tidak biasanya Sehun ingin tau.
"Pernikahannya di undur" kata Kyungsoo terdengar sedih.
"Kenapa?" Baekhyun ikut penasaran.
"Sepertinya ada masalah pada Nayeon, dia belum cerita padaku"
Baekhyun mengusap punggung Kyungsoo guna menenangkan sahabatnya itu.
Sedangkan Sehun tersenyum tipis.
.
.
.
Nayeon memeluk lututnya dan menggigit jarinya ketakutan, wajahnya pucat, rambutnya berantakan dan kantong matanya mulai hitam. Pikirannya kacau sekarang.
Seringkali ia menamparkan diri mengingat betapa menjijikkan tubuhnya.
Ia pikir setelah kejadian waktu itu dia dan Sehun akan melupakannya. Tapi lelaki brengsek itu terus menerornya.
Apa yang harus dia lakukan?
Nayeon sangat mencintai Kyungsoo tapi dia tidak ingin membohongi kekasihnya itu.
"Keluarlah"
Nayeon membaca satu persatu pesan yang baru masuk dari nomor tanpa nama, nomor Sehun - dia tidak menyimpannya.
"Aku merindukanmu"
"Kalau kau berani mengabaikan ku, akan ku beri tau pada Kyungsoo"
Tanpa pikir panjang, Nayeon segera membukakan setengah pintu. Ia melihat si brengsek itu tersenyum menyebalkan ke arahnya.
"Ma-mau apa kau?" bibir Nayeon bergetar.
"Oh ayolah, biarkan aku masuk" Sehun mendorong pintu bahkan ia menjepit salah satu kakinya disana. "Aku punya penawaran menarik"
"Aku tidak butuh itu" Nayeon berusaha menjepit separuh tubuh Sehun di pintu. Rasanya ia ingin membunuh lelaki ini sekarang juga.
"Kau pasti butuh, ini adalah cara supaya kau tidak dihantui rasa bersalahmu pada Kyungsoo"
Nayeon terdiam dan saat itu juga Sehun langsung mengambil kesempatan untuk masuk kedalam rumah Nayeon dan menguncinya.
"Ka-kau!"
"Dengarkan penawaranku dahulu" Sehun berusaha menenangkan Nayeon. Ia meneguk ludahnya, libidonya naik saat melihat penampilan kacau Nayeon namun masih terlihat seksi dengan mengenakan hotpants dan kaos oversize yang terlihat seperti -tidak menggunakan dalaman.
Sadar apa yang dilihat Sehun, Nayeon langsung menyilangkan kedua tangannya di dada. "Sebutkan penawaranmu dan pergi dari sini!"
Sehun menarik tangan Nayeon dan mendorong tubuh gadis itu ke tembok. Ia tahan kedua tangan Nayeon menggunakan satu tangannya.
"Batalkan pernikahanmu dan bilang pada Kyungsoo kalau kau sudah pernah melakukannya dengan ku"
"Hentikan" rengek Nayeon menggeliat ketika Sehun mengecup lehernya.
"Atau..." Sehun menjeda ucapannya. Ia begitu menikmati membuat kissmark di leher gadis itu.
"Jadilah budak sex ku dan aku akan tetap merahasiakannya dari kekasihmu"
Membayangkan Kyungsoo menatap jijik ke arah Nayeon saja sangat mengerikan.
"Ka-kalau aku pilih yang pertama tapi dengan alasan ber-"
"Tidak bisa!" bantah Sehun. "Atau kau butuh bantuan ku untuk mengatakannya dengan jujur? Hm?"
Sungguh pilihan yang sulit bagi Nayeon.
"Ngh..."
Satu desahan lolos dari mulut Nayeon ketika jari Sehun menari di gunung kembarnya.
"Kau suka?"
Nayeon menggeleng, ia menggigit bibirnya agar tidak mendesah lagi.
"Be-berih akuh waktu berpikir"
"Tidak usah berpikir panjang, aku tau kau akan memilih yang mana" ucap Sehun. "Karena tubuhmu mulai menikmati permainanku"
Sehun kembali menghujani kecupan basah dan membuat tanda di tubuh Nayeon, satu tangannya masih setia menahan tangan gadis itu dan tangan satunya asik memainkan salah satu puting di balik baju.
"Bagaimana? Nikmat bukan?" tanya Sehun, ia melirik wajah Nayeon sekilas yang terlihat kesusahan menahan desahan. "Keluarkan saja desahanmu itu"
Nayeon tetap menahan mulutnya. Ia gigit bibir bawahnya kuat hingga berdarah kecil. Kedua matanya tertutup menikmati permainan Sehun yang membuatnya kehilangan akal sehat.
"Mmhhh..." Sehun langsung menyerbu bibir Nayeon dan melumatnya hingga bengkak.
"Jadi, opsi mana yang kau pilih?" desis Sehun.
"Keduaaahh"
"Nice!"
Tangan Sehun langsung merayap masuk ke dalam kaos yang digunakan Nayeon. Ia tarik kaos itu keatas hingga memperlihatkan gunung kembar idamannya. Ia suruh Nayeon untuk menggigit ujung kaos itu agar dirinya puas bermain di bagian sana.
"Mendesahlah sayang"
"Ahhh"
Terlintas ide licik di kepala Sehun, ia langsung mengambil ponsel dari sakunya dan memotret pemandangan yang sangat indah di hadapannya ini.
"Apa yang kau lakukan?!" teriak Nayeon terkejut.
Sehun menjilat bibirnya, "mengabadikan penampilanmu yang sexy"
"Hapus!"
"Tidak bisa, ini sebagai jaminan kau tidak bisa lari dari ku"
"Tolonghh hapush..." Nayeon kembali mendesah kenikmatan saat Sehun melanjutkan aksinya.
"Aku tidak bisa, hmmm. Kau harum sekali sayang". Sehun menempelkan hidungnya pada kulit payudara Nayeon, menghirupnya dengan rakus.
"Sampai kapan kesepakatan ini berakhir?"
"Tidak akan berakhir, selamanya" tatapan menusuk ia lemparkan ke manik mata Nayeon agar perempuan itu mengerti bahwa dirinya serius.
tbc.