chapter 6: Is that a face or a mask?

178 57 19
                                    

[cerita ini dibuat bagi pembaca yang mau menghargai penulisnya, silakan vote dan komen]
⚠️

Mengobrol bersama Loey membuat Sejeong tak lagi kesepian. Pria itu humoris, sangat berbeda dengan Sehun yang punya citra horor dan galak. Loey selalu membuat Sejeong tertawa, pria itu juga dewasa dan mengajari Sejeong cara menghadapi efek kehamilan.

Sejeong memandang Loey sebagai sahabat yang bisa ia andalkan. Sementara Loey, ia berbeda. Setelah kematian isterinya, lima tahun yang lalu. Loey merasa kesepian, ia butuh cinta dan ibu bagi Yuan. Loey melihat Sejeong lebih dari sahabat. Ia tau dirinya salah, tapi cinta nya ini tulus.

"Boleh aku menemui mu saat kau kesepian, Sejeong?"

"Tentu saja! Ajak Yuan juga, Loey!" seru Sejeong, senang jika bisa bertemu dengan Loey dan putra nya. Mereka pasti akan membuat hari-hari Sejeong menjadi lebih berwarna dan bahagia.

Tapi bukan itu yang Loey maksud. Tidak dengan Yuan atau orang lain. Melainkan hanya dirinya dan Sejeong.
"Bagaimana jika hanya ada aku dan kau?"

Senyuman Sejeong memudar. Ia tak bodoh dengan situasi yang tengah ia hadapi. Perkataan Loey mengarah pada satu tujuan dan Sejeong menyadari jika itu salah.
"Tidak bisa, Loey. Tidak bisa jika itu hanya berdua, aku sudah menikah. Sehun suamiku, suka atau tidak suka...aku ingin setia padanya"

Sejeong membenci Sehun. Rasanya tak mungkin menemukan alasan untuk mencintai Sehun. Tapi Sejeong bukan perempuan jahat, ia adalah wanita terdidik dan tau etika. Ia sudah menikah dan harus menghargai janji yang sudah ia buat.

Segera Sejeong melangkah lebih cepat dari Loey. Ia segera mencari kunci mobil untuk cepat-cepat pulang. Rasanya aneh bersama Loey, ia nyaman dan merasa aman.

Brak!!!

Loey berbalik ketika suara dentuman keras mengenai di parkiran bawah tanah. Loey melihat barang belanjaan Sejeong jatuh dan berhamburan keluar. Kemudian mendapati, Sejeong yang jatuh terduduk memegangi perutnya.

"Sejeong!"

Perempuan itu tak bisa menjawab. Ia sibuk memegangi perutnya yang terasa sakit dan panas. Sejeong juga merasakan basah di selangkangan nya, darah mengalir dari sana membuat Sejeong makin panik. Ia menangis, tidak boleh terjadi sesuatu pada calon bayinya.

Tak ada wajah panik dari Loey. Pria itu seakan sudah terlatih menghadapi hal seperti ini dulu. Jadi secepatnya Loey menahan tubuh Sejeong, menenangkan nya agar perutnya tak makin sakit.
"Tenang, Sejeong. Lihat aku! Aku disini! Kau akan baik-baik saja ..."

Ingin Sejeong menyuruh Loey menelfon Sehun atau siapapun agar membantunya. Tapi tak sempat, pria itu buru-buru mengendong tubuh Sejeong dan masuk ke mobil. Melaju ke rumah sakit. Yang Sejeong lakukan hanyalah mengeratkan genggamannya.

🐚🤍

Satu pekerjaan sulit baru saja Sehun selesaikan. Pria itu menarik nafas lega. Memejamkan matanya sebentar dan mengambil jas kerja nya. Sehun segera berjalan keluar dan mendapati Jaehyun yang berdiri di depan pintu nya dengan wajah khawatir.

"Ayo" Ujar Sehun tanpa basa-basi. Prinsipnya adalah tetap tenang dalam situasi apapun.

Jaehyun mengangguk, pria itu harus melebarkan langkahnya menyamakan langkah cepat Sehun. Pria itu terlihat tenang tapi langkah nya terburu-buru.

Ended With Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang