chapter 11: hear me out!

142 49 8
                                    

[cerita ini dibuat bagi pembaca yang mau menghargai penulisnya, silakan vote dan komen]
⚠️

Makan malam yang Sehun tengah usahakan bisa berjalan dengan romantis dan damai, nyatanya berubah menjadi suasana canggung ketika Sejeong mempertanyakan perubahan sikapnya. Tak ada yang Sehun tutup-tutupi, ia mengatakan yang sebenarnya. Menghalangi Sejeong berharap lebih padanya sebelum perempuan itu makin terluka nantinya.

"Aku tidak mencintaimu Sejeong.."

"Kenapa kau percaya diri sekali? Aku tadi hanya bertanya apa kau serius mempertangungjawabkan bayi ini" Sejeong tergagap, ia tak mau dirinya semakin merasa rendah diri dimata Sehun. Meski hatinya kini kecewa karena ternyata tak ada yang berubah dari Sehun.

"Tentu saja, setelah dia lahir. Maka semua selesai. Aku akan mengembalikan hidupmu sebelum bertemu dengan aku, dan kita bercerai. Anak ini akan aku bawa"

Ucapan Sehun berhasil membuat Sejeong marah. Pria itu merencanakan hal-hal gila tanpa persetujuan nya. Sejeong tak setuju jika anak ini dimiliki oleh Sehun sendiri.
"Apa? Berani sekali kau mengatakan hal segila itu, Oh Sehun! Membawa anak ini? Aku menolaknya "

Kemudian Sehun menaikan bahunya. Ia terlihat seperti pria yang tak  peduli pada anaknya sendiri. 
"Baiklah kau akan membawanya kemudian kita selesai.."

Sejeong menganggap jika Sehun selalu melihat seseorang hanya karena membawa keuntungan jika tidak maka Sehun akan mengacuhkan nya. Seperti yang Sehun lakukan pada janin yang Sejeong kandung. Sehun hanya mementingkan reputasi dan nama besar keluarga yang perlu ia lindungi.
"Selama ini kau tak pernah peduli dengan kami kan, Oh Sehun?"

"Aku selalu peduli padamu, Sejeong. Aku selalu berusaha memprioritaskan mu dibandingkan dengan pekerjaan ku sendiri, aku selalu berusaha membahagiakan mu.." suara Sehun meninggi. Benci ketika Sejeong menuduhnya.
Padahal selama ini Sehun banyak berkorban untuk perempuan itu. Tapi Sejeong tak membuka mata dan menghargainya.

Bukannya tak mau menghargai Sehun tapi semua pengorbanan yang Sehun lakukan bukankah untuk dirinya dan anak ini melainkan untuk Sehun sendiri.
"Tapi kau tak mencintai aku, kau tak mencintai anak ini.."

"Aku memberimu kebebasan, Kim Sejeong. Sejak kau mengatakan kau bukan milikku maka aku juga bukan milikmu. Kita hanya menikah demi anak ini bukan demi diri kita sendiri"

Tak mau lagi berdebat untuk sesuatu yang sia-sia. Sejeong hanya mengangguk, tak pernah mengira jika hidupnya lebih menderita setelah hampir berharap dengan pria seperti Sehun.
"Tentu saja. Terima kasih"

Kepergian Sejeong membuat Sehun tertunduk. Ternyata bisa sejauh ini percakapan nya dengan Sejeong jika membahas masa depan mereka sebagai suami isteri. Melepas Sejeong? Entahlah Sehun tidak tau dirinya mampu atau tidak.

🤍🐚

Kandungan Sejeong sudah berusia lima bulan, tak ada lagi efek kehamilan yang Sejeong alami. Perempuan itu bisa menjalani keseharian nya dengan tenang meski sekarang pergerakan nya semakin terbatas mengingat perutnya makin buncit. Maklum saja Sejeong mengandung dua bayi jadi perutnya lebih besar dari kebanyakan wanita yang tengah mengandung.

"Bibi Sejeong!!" panggilan Yuan membuat kegiatan Sejeong menyiram bunga terhenti.

Perempuan itu menyipitkan matanya. Memastikan jika yang tengah memanggil dan melangkah mendekat itu adalah Yuan putra sahabatnya, Loey.
"Hai Sejeong! Selamat pagi"

"Loey, Yuan! Kenapa kalian sedang disini?" tanya Sejeong, tak menyangka akan melihat Yuan dan Loey sepagi ini di daerah tempat tinggalnya.

Ended With Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang