chapter 7: daisy smile

152 57 12
                                    

[cerita ini dibuat bagi pembaca yang mau menghargai penulisnya, silakan vote dan komen]
⚠️

Sejak Sejeong terluka dan hampir kehilangan bayi nya, Sehun menata hidupnya. Ia mulai berpikir jika dia bukan lagi pria yang bisa terus-terusan tinggal di kantor menyibukkan diri dengan pekerjaan nya, Sehun kini adalah seorang suami dan calon ayah, ia perlu pulang sesekali dan menengok Sejeong.

Pria itu kini tengah bersandar di tiang teras belakang rumah. Matanya yang tajam menjadi teduh ketika melihat Sejeong menanam beberapa bunga di pot dan menghias halaman kosong belakang rumah Sehun.

Untuk sekian detik Sehun memandangi Sejeong. Matanya tak beralih hingga pria itu beberapa kali berkedip ketika menangkap pemandangan yang lebih indah. Senyuman cerah dari Sejeong yang sebelumnya tak pernah ia lihat.
"Sehun! Kau sudah pulang?"

"Jangan lari! Biar aku kesitu!" ucap Sehun was-was. Takut jika Sejeong jatuh dan kembali terluka.

Pandangan teduh itu berubah menjadi dingin dan tajam ketika di hadapan Sejeong. Sehun bersedekap dada melihat betapa kotor nya Sejeong sore itu.
"Jangan terlalu dekat! Kau kotor!"

"Padahal kau yang mendekati aku_ahk!"

Mata Sehun melotot ketika Sejeong hampir saja terjengkang ketika bergerak menjauhinya. Pria itu dengan cekatan menarik tangan Sejeong dan menggenggamnya erat cukup kuat agar Sejeong menemukan keseimbangan nya lagi.
"Lihatlah sekeliling jika ingin bergerak!!"

"Kau menghancurkan mood ku, Oh Sehun! Padahal aku tadi bahagia menanam bunga di sini!" seru Sejeong. Ia tadi merasa bahagia karena menemukan hobi baru tapi karena kedatangan Sehun, rusak sudah kebahagiaan nya.

Bukannya marah diteriaki, Sehun terkekeh pelan. Jika Sejeong menemukan hobi baru dengan menanam bunga maka Sehun juga menemukan hobi barunya, membuat Sejeong kesal.
"Benarkah? Sebanyak apa kau bahagia tadi? Sangat bahagia hingga tersenyum seperti itu?"

"Tersenyum seperti apa?"

Tak mampu menjawab pertanyaan Sejeong. Sehun mengalihkan pembicaraan. Ia menggeleng pelan dan menarik Sejeong lagi.
"Ayo makan..."

"Lepaskan dulu Sehun!"

Sehun baru teringat jika tangan mereka masih bertaut. Terlalu nyaman mengenggam tangan Sejeong membuat Sehun lupa jika tangan nya ikut kotor dengan tanah liat karena Sejeong.
"Sial? Lihat! Tanganku ikut kotor!"

Lagi-lagi Sehun memulai pertengkaran dengannya. Padahal Sejeong tak menyuruh Sehun untuk memegang tangannya, itu niat Sehun sendiri. Sekarang pria itu jadi marah-marah.
"Aku tak menyuruhmu memegang aku, Sehun! Kau sendiri yang menggenggam aku!"

"Itulah kenapa jangan bertingkah ceroboh" lirih Sehun kemudian dengan sangat jahilnya mengusap baju Sejeong untuk membersihkan sisa tanah liat di tangannya.

"Oh Sehun!!!"

Tawa Sehun meledak karena Sejeong marah lagi. Pria itu segera pergi meninggalkan Sejeong yang sudah mengumpatinya. Sepertinya neraka yang Sehun maksud adalah kejahilan nya pada Sejeong. Tak membiarkan Sejeong bersenang-senang tanpanya.

🐚🤍

Kemanapun Sejeong pergi maka ia akan ditemani oleh dua bodyguard wanita dan satu bodyguard laki-laki. Tiga manusia asing itu akan selalu mengikuti Sejeong dan menjaganya. Inilah yang membuat Sejeong merasa seperti terkekang. Padahal ia bisa menjaga diri dan tak terluka hingga membahayakan calon bayinya. Tapi sepertinya Sehun tidak percaya, Sehun berusaha menjaga Sejeong dari jauh dengan mengandalkan orang-orang kepercayaan nya.

Ended With Him Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang