The Asystole Sound

106 13 0
                                    

Setelah upacara penerimaan mahasiswa baru selesai, Pharita, Asa, Rami dan Doyoung pergi bersama menikmati waktu luang mereka di halaman utama kampus. Mereka mengobrol santai sambil membicarakan topik yang membuat mereka semakin mengenal satu sama lain dan membuat hubungan mereka semakin akrab.

"Asa aku heran dengan mu mengapa kamu memanggil Doyoung dengan sebutan Oppa? Apakah Doyoung lebih tua dari mu? " Tanya Pharita yang penasaran dengan hubungan Asa dan Doyoung
"Oh, sebenarnya Doyoung oppa lebih tua 2 tahun dari ku dan dia sangat pintar sebenarnya sudah lulus kuliah dengan sangat cepat dengan jurusan kedokteran di Columbia University, namun dia kuliah lagi untuk belajar management perusahaan karena dia akan mengelola rumah sakit keluarga ku di sini" Jawab Asa
"Wow" Pharita dan Rami merasa terkesan
"Tidak tidak aku bisa lulus cepat karena sejak sekolah menengah pertama aku selalu ikut kelas akselerasi dan aku sangat suka dengan pekerjaan ibuku sehingga meminta ibuku untuk mengajariku itu semua berkat ibuku dan keluarga Asa yang mendukung kami" Jawab Doyoung yang merendahkan dirinya
"Tapi tidak semua orang bisa seperti itu itu sangat hebat Doyoung, aku sangat ingin menjadi seseorang yang dapat diandalkan seperti mu" Jawab Pharita membanggakan prestasi Doyoung
"Ya itu hebat aku tidak percaya aku mengenal orang yang sangat keren" Tambah Rami
"Jadi aku lebih tampan dan keren kan dari pada laki-laki yang kalian tunjuk tadi" Doyoung dan candaannya
"Oppa! Itu hal yang berbeda!" Teriak Asa dengan imut
"Baiklah baiklah" Doyoung tertawa
"Sebagai kenang-kenangan hari ini bagaimana kalau kita berfoto? " Asa memberikan pendapatnya
"Setuju! " Pharita dan Rami menjawab
"Baiklah aku yang akan mengambil foto kalian " Doyoung menawarkan diri
Kemudian Asa, Pharita, dan Rami memberikan handphone miliknya kepada Doyoung.

Doyoung kemudian mengambil foto dengan handphone mereka secara bergantian dari jarak yang agak jauh karena para tuan putri meminta agar kampus dan pemandangan dibelakang mereka masuk pada gambar. Pada saat Doyoung akan mengambil foto dengan handphone Pharita, tiba-tiba terdapat notifikasi panggilan dari Junghwan. Karena handphone Pharita dalam keadaan silent Pharita tidak menyadari jika ada panggilan masuk. Doyoung yang mengetahui siapa orang yang menelfon tersebut dengan sengaja menolak panggilan tersebut hingga 2 kali, dan kemudian menghapus notifikasi serta riwayat telfonnya.

Di sisi lain Junghwan yang dipaksa untuk menelfon Pharita oleh Jeongwoo merasakan sedikit kekesalan.
"Buahahahaha kau sudah dibuang Junghwan" Tawa haruto sangat puas dengan keadaan telfon temannya yang ditolak
"Shit! Shut up! ...(Junghwan terdiam sebentar dan berfikir) Tapi bukankah bagus jika dia membuangku? Setidak nya aku dapat lepas dari salah satu belenggu yang mengikat leherku"
"Jika demikian maka kesepakatan akan gagal, aku akan menelfon Junkyu Hyung untuk membatalkan rencana kita" Sambut Jeongwoo
"Wait, wait, wait tuan putri itu tidak mungkin membuangku aku akan menghubungi nya lagi"

Haruto yang masih tertawa
kemudian berdiri dan dan memandang kebawah dari balkon rooftop gedung dekat aula untuk memberhentikan tawanya. Saat melihat sekeliling dia melihat Pharita yang sedang berada di halaman aula dengan teman-temannya
"Hei Junghwan kurasa Pharita tidak mengangkat telfon mu karena dia sibuk dengan teman-temannya"
"Apa dimana? " Junghwan menghampiri haruto dan haruto menunjuk kepada tempat Pharita berada
"Shit that cocky princess! Kalau bukan karena kesepakatan dengan Jeongwoo aku tidak akan mau melakukan ini"
"Tapi Jeongwoo...bukankah wanita disamping Pharita itu adalah wanita yang ada difoto semalam kau tunjukkan kepada kami? " Ucap Haruto
"Coba ku lihat" Jeongwoo berdiri dari kursi dia duduk dan menghampiri Haruto dan Junghwan yang sedang berdiri melihat kearah halaman aula "ya itu dia Asa, dia adalah misi utama mu Ruto" Setelah memastikan Jeongwoo berbalik badan dan bersandar pada pembatas balkon
"Sepertinya tugasku akan lebih mudah karena ada Pharita, tapi itu jika si brengsek ini (sambil mendorong pundak Junghwan yang masih melihat ke arah Pharita dan kawan-kawan nya) belum dibuang oleh Pharita hahaha...apakah kau perlu bantuan kawan?" Haruto mengatakan itu sambil bercanda karena dia tahu Junghwan sangat tidak suka diremehkan
"Iya bantu aku" Jawab Junghwan dengan serius

Immature Clan: Goodness, Boldness, ProwessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang