AAAAAAAH! Aku benar-benar sudah gila.
Taehyung merenungi tindakannya semalam yang menurutnya seharusnya tidak perlu terjadi. Kenapa ia bisa berakhir tidur dengan Jungkook?
Padahal kejadian malam itu di mana Taehyung mencium Jungkook untuk pertama kalinya masih terbayang-bayang. Benar, Taehyung ingat dengan jelas bahwa malam itu dengan mengira halusinasi berakhir dengan mencium Jungkook. Lalu semalam ia dan Jungkook—
"AAAAAAAH!"
Apa yang harus aku lakukan saat bertemu dengannya?
Saat itu saja sudah terang-terangan menghindar dari Jungkook sampai ketahuan. Apa sekarang harus menghindar dari lelaki itu lagi? Ah, konyol sekali rasanya.
"Kau kenapa?" Jimin yang melihat Taehyung berjongkok di depan meja kerjanya sambil mengacak-acak rambutnya bertanya. Ia sudah tidak tahan melihat Taehyung yang bertingkah aneh sejak masuk ke dalam ruang penelitiannya.
Taehyung berdeham. Ia menatap Jimin yang sedang menatapnya dengan raut wajah penuh tanda tanya. "Eum, ngomong-ngomong setelah kau tidur dengan seseorang apa yang akan kau lakukan?"
"Hmmm, tergantung orang itu. Jika dia bisa memuaskanku aku akan mengajaknya tidur lagi."
Taehyung menghela nafas pelan. Berusaha agar tidak dicurigai Jimin.
Jawaban Jimin barusan sesuai dengan dugaan Taehyung. Jika mengacu pada perkataan itu maka Taehyung harus mengajak Jungkook untuk melakukannya lagi. Karena, meskipun Taehyung merasa malu dengan apa yang dilakukannnya semalam tapi melakukannya dengan Jungkook terasa luar biasa. Maksudnya lelaki itu benar-benar bisa memuaskannya. Di mana lagi bisa menemukan 'barang' sebesar dan sepanjang milik Jungkook. Ditambah sikap Jungkook padanya yang sangat lembut dan perhatian. Meski tak mau mengakuinya pengalaman bercinta dengan Jungkook adalah yang terbaik dari one night stand nya selama ini.
Hah.
"Kenapa kau tanya begitu?" Tanya Jimin sembari mencampurkan beberapa cairan yang memiliki warna berbeda ke dalam sebuah gelas. "Apa kau baru saja melakukannya semalam dan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan orang itu?"
"Mana mungkin aku jatuh cinta padanya! Maksudku— kami tak sengaja melakukannya. Itu pasti karena pengaruh alkohol."
"Aku tidak tahu kalau kau ternyata bisa menjadi bodoh dalam beberapa hal."
"Apa maksudmu?"
"Maksudku adalah jika kau tidak sengaja melakukannya kenapa kau harus repot-repot memikirkannya?" Tanya Jimin sambil menatap Taehyung yang terlihat diam membatu. "Bilang saja jika kau tidak bisa melupakannya karena kau sangat menyukainya. Kau suka tidur dengannya, kan?"
"Ti—tidak." Taehyung memalingkan wajahnya ke samping untuk menghindari tatapan Jimin yang terlihat mulai mencurigainya. Ia berusaha untuk tetap tenang dalam menjawab pertanyaan Jimin. "Bagaimana bisa aku langsung menyukainya sedangkan itu adalah pertama kalinya kami melakukannya."
"Kalau begitu tidurlah lagi dengannya untuk menemukan jawabannya."
Taehyung terdiam beberapa saat. Ia ingin menjawab perkataan Jimin tapi merasa apa yang akan dikatakan nanti adalah hal bodoh lagi jadi ia memilih diam saja.
"Aku mau ke kantin. Mau aku belikan sesuatu?" Tanya Taehyung mengubah topik pembicaraan setelah selesai merenung.
"Belikan aku makan siang saja. Aku lapar."
"Baiklah. Aku akan kembali lagi nanti."
Taehyung pun keluar dari ruangan yang digunakan untuk penelitian Jimin yang berada di gedung 3 lantai 8 yang hanya berisi ruangan-ruangan yang disulap menjadi ruang serbaguna untuk digunakan bersama para penghuni di gedung 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demon With Benefit || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Alih-alih demi menghindari masa depannya dengan seorang iblis bernama Jeon Jungkook, Kim Taehyung siswa tahun ke lima di Noir Academy malah harus menjadi teman tidur sang demon. Akankah Taehyung dapat benar-benar menghindar dari masa depa...