11. Men's night

635 85 7
                                    

"Akhirnya ujian selesai, yuhuuuu!" Teriak Jimin setelah membanting gelasnya yang masih berisi setengah ke atas meja. "Meski aku tidak akan masuk 5 besar nanti tapi aku yakin tahun depan aku akan pindah ke lantai 5."

"Bagus, bagus, aku suka semangatmu Jimin." Kata Seokjin sembari menepuk-nepuk bahu Jimin yang duduk di sebelahnya. "Aku juga akan memastikan bahwa aku sampai lulus nanti akan tetap berada di lantai 7."

Taehyung tersenyum mendengar percakapan Jimin dan Seokjin yang terlihat sangat percaya diri dengan usaha yang mereka lakukan selama ujian. Yah, ia juga percaya sih bahwa nilai ujiannya kali ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.

"Besok, kita akan mulai class meeting. Aku sudah sangat siap menunjukkan hasil-hasil penelitianku."

"Aku yakin kau akan memenangkannya seperti tahun sebelumnya, Jimin."

"Hahaha, benar. Aku akan membuat kalian bangga padaku." Jimin mengangkat gelasnya ke atas yang sudah ia isi dengan alkohol kembali. "Ayo bersulang! Cheers!"

Seokjin dan Taehyung ikut mengangkat gelasnya ke atas untuk bersulang atas selesainya ujian mereka dan sebagai hadiah karena sudah mengikuti ujian dengan baik.

Mereka terus mengobrolkan banyak hal karena sudah lama tidak berkumpul bersama. Dari keseharian mereka selama ujian, membicarakan teman satu sama lain ataupun mendengarkan pendapat masing-masing mengenai guru tertentu.

Di sela-sela mendengarkan cerita yang lain Taehyung merasa bahwa ponselnya yang ada di atas meja bergetar. Sepertinya ada pesan yang baru saja masuk. Entah itu dari operator atau dari orang tertentu. Yang pasti bukan dari para sahabatnya karena ponsel mereka ada di atas meja dan tidak ada yang mengoperasikannya.

Karena takut pesan penting yang masuk Taehyung pun mengambil ponselnya dan melihat pemberitahuan di layarnya yang terkunci bahwa nomor yang tidak tersimpan di kontaknya mengiriminya pesan. Katanya; kau di mana?

Tahu siapa yang mengirim pesan, Taehyung membuka layar ponselnya yang terkunci dengan sandi yang sudah di aturnya. Ia membalas; kenapa?

Setelah beberapa saat pesan balasan dari nomor itu masuk; sudah aku bilang untuk bertemu setiap hari sabtu. ini sudah hampir tengah malam, kau di mana?

;aku sedang di luar.

;cepat kembali. aku akan menunggumu di depan asrama gedung 3.

;aku masih ingin minum.

;baiklah, biar aku yang ke sana.

;ah baiklah! aku akan segera kembali.

Taehyung menghela nafas kasar. Ini gara-gara Kim Mingyu. Jika saja anak itu tidak menyombongkan mempunyai nomornya dari Jimin pada Jungkook pasti Jungkook tidak akan meminta nomornya pada Mingyu. Ia ingat di pesan Jungkook kemarin bahwa Jungkook bilang agar Mingyu tidak mengolok-oloknya lagi karena tidak mempunyai nomor Taehyung akhirnya Jungkook mengancam Mingyu agar mau memberikan nomor Taehyung padanya.

Sekarang Taehyung hanya punya dua pilihan. Pulang ke asrama sesuai apa yang Jungkook katakan atau membiarkan Jungkook datang. Tapi Taehyung tidak ingin Jungkook datang ke tempatnya sekarang karena ia tidak ingin lelaki itu tahu di mana tempatnya biasa bersenang-senang bersama Jimin dan Seokjin. Maka dari itu ia menginterupsi percakapan Jimin dan Seokjin.

"Maaf, sepertinya aku harus kembali ke asrama sekarang."

"Kau mau kembali sekarang?" Tanya Jimin.

"Katanya kita akan menginap di luar. Tidak jadi?" Seokjin ikut bertanya.

"Heum, tidak jadi. Maaf."

"Apa kau mau menemui seseoarang?" Jimin kembali bertanya karena tadi sempat melihat Taehyung mengoperasikan ponselnya untuk beberapa saat.

Demon With Benefit || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang