Selamat membaca ~
.
.
.
.
.
"Dek, Cici boleh pinjam bukunya?" Tanya Shani sambil menunjukkan lekukan di bibirnya. Gita memberikan buku tersebut pada Shani. Lalu ia berkata, "Ambil saja, ci. Kalo Gita yang nyimpen takut hilang" ujarnya.
Shani mengusap kepala adiknya itu, "Terimakasih, adik" ucapnya. Gita mengangguk saat Shani berucap seperti itu lalu kembali ke kamar.
Mz
Saat sudah sampai di kamar, ia terduduk di ujung kasur. Tak jelas ia memikirkan apa, hanya saja Gita saat ini sedang melamun sendiri.
Saat tersadar, ia berencana untuk tidur lagi hingga esok pagi. Ia merebahkan badannya ke kasur, dan mencoba memejamkan mata.
Tidurnya tenang, tanpa ada mimpi yang membuatnya terusik. Hanya saja mimpi mimpi absurd yang datang hingga pertengahan malam.
Saat pertengahan malam, ia terbangun karena perutnya berbunyi memberi isyarat meminta makan. Kesekian kalinya, tidurnya terusik.
Ia beranjak dari tidurnya. Padahal ia belum membuka pintu atau pun keluar dari kamar, tiba tiba ada suara langkah kaki yang membuatnya ketakutan sedikit.
Dug.. dug.. Gita membuka pintu sedikit untuk mengintip.Saat mengintip, terlihat bayangan seseorang yang terekam di mata Gita. Ia tak tahu itu siapa, tapi, dari postur tubuhnya ia kenal.
Ia melangkahkan kakinya untuk keluar kamar, ia mengikuti sosok tersebut dengan mengendap-endap. Sosok itu turun kebawah beriringan dengan Gita dibelakangnya, awalnya sosok tersebut tak sadar ada seseorang dibelakangnya, sampai,
Ctek.
Lampu dapur dihidupkan, terlihatlah sosok wanita yang ia kenal. Pantas, itu adalah Gracia yang turun ke dapur untuk mencari makanan.
"Dek?" Panggil Gracia. Gita terkejut saat Gracia memanggil dirinya.
"Ngapain?" Tanyanya Gracia.
Gita menggeleng, "Aku laper, ci" ucapnya. Sambil mengusap perutnya yang berbunyi terus menerus.
"Utututu kasian banget, yaudah Cici masakin aja ya" balas Gracia.
Gita mengangguk, ia berjalan menuju sofa. Menunggu sampai mie itu selesai dimasak.
Sembari menunggu, Gita menghidupkan TV untuk menonton film.
Gracia menyalakan kompor, dan juga mengambil sekotak mie yang terletak di lemari yang cukup tinggi.
Lemari cukup tinggi tersebutlah yang membuat Gracia kesusahan dalam mengambil mie.
Berkali kali ia berjinjit, hasilnya tak sampai.
Gita menghampiri Gracia, ia membantunya untuk mengambil sekotak mie tersebut.
"Makasih, dek" ucap Gracia. Gita mengangguk setelah mendengar ucapan terima kasihnya Gracia itu, "Iya kak" balasnya.
Gita pun lanjut menonton TV. Berkali kali juga perutnya berbunyi, "Udah kayak gak makan dua tahun nih perut" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungsu [END]
Random~ Hidup Sebagai Anak BUNGSU. By; Labirin Migs seorang anak bungsu, yang disayangi oleh ketiga kakaknya. Setelah kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orangtuanya, keempat saudaranya tahu jika si bungsu ada trauma. Dengan bersama sama, ketig...