10; Akhir yang bahagia (+ epilog)

463 65 11
                                    

"Terimakasih.."

.

.

.


Aji kehilangan akal. Monitor ICU menunjukkan tidak ada tanda tanda kehidupan lagi.

Pria itu lemas tak berdaya lagi, rasa ingin menangis tak tertahan,

Seorang dokter pria disebelahnya, melirik kearah Aji yang sudah meneteskan air matanya.

Iya, Aji tau, Aji bukan siapa siapa Gita. Namun, ia menangis karena gagal menjadi calon kakak ipar yang baik.

Kenangan dirinya dengan Gita, taklah sedikit. Dari tahun 2019, hingga ia putus dengan Shani.

Aji berjalan menuju tempat Shani, Gracia, dan Feni menunggu.

Pria itu langsung memeluk tubuh Shani erat, sambil berbisik, "Maafin Aji, Shan. Aji gagal jadi dokter yang baik" air matanya berlinang seketika.

Mau dikatakan apa lagi? Gita mungkin sudah terbang entah kemana.

"Gausah minta maaf, Ji. Ini juga salah Shani, kenapa Shani harus nyembunyiin penyakit Gita?" Tutur nya.

"Kalo Shani gak nyembunyiin ini, Gita mungkin masih sama kita, Ji."

Feni, Gracia, dan Ariel, serta suaminya menghampiri Aji, dan menanyakan apakah Gita selamat?

Aji menggeleng.

Kedua teman Gita datang sambil berlari panik, Muthe langsung bertanya kepada Shani mengenai Gita.

"Ci! Gimana kabar Gita?" Tanyanya dengan nafas yang terengah-engah. Karena keduanya itu khawatir dengan keadaan sahabatnya.

Shani menggeleng, "Kalian bisa ngikhlasin Gita, kan? Cici gabisa ngomong yang sebenarnya.. maaf"

Tangisan keduanya pecah. Baru kemarin mereka maling mangga?! Kenapa Gita sudah meninggalkan mereka?

Shani memeluk Eli dan Muthe. Menenangkan keduanya sambil mengelus-elus punggung mereka,

Mereka tak bisa membuat lagi kenangan di komplek Atlantis, tempat mereka lahir, dan juga mereka besar disitu.
Harusnya, mereka semalam menginap saja dirumah Gita. Harusnya juga, ada seseorang yang menemani Gita saat itu.

Mengingat banyak kenangan bahagia dengan Gita, Gita adalah anak kuat. Ia murah senyum.

Mimpinya juga belum terkabul. Gita sudah mengimpikan hal tersebut dari lama.

Gracia pingsan di tempat. Tak mungkin! Gita yang sekecil itu harus kehilangan nyawanya?

Keluarga kecil itu, kehilangan tiga orang tersayang. Sekarang, mereka sisa bertiga saja.

"GEE?"

"CI GREE??"

Ponsel Aji berdering seketika. Ia mengangkat telpon tersebut,

"Halo, Mas Aji.. denyut jantung pasien kembali berdetak" ucap Pria dalam telpon. Aji tersontak kaget mendengar ucapan tersebut, ia berlari menuju ruang ICU kembali.

Disana, Aji melihat monitor ICU yang tadinya garis lurus, heart rate kembali stabil.

Aji menangis haru.

Pelan pelan, mata Gita terbuka. Matanya tertuju pada lampu yang terang diatasnya.

Pria kembali menghampiri Shani, Gracia yahg sudah tersadar, Feni, Ariel, serta Roneld untuk menyampaikan hal ini.

"Shan, Gre, Fen, serta Tante, Om. Gita, udah sadar kembali.. tapi, dia butuh di opname untuk beberapa minggu kedepan, bahkan visa sampai berbulan-bulan, untuk memastikan kesehatan Gita" Tutur Aji.

Bungsu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang