buram, kini semua terlihat buram. Mata hazel itu tetap terbuka walaupun pandangannya semakin memburam didalam air, nafasnya masih ia tahan. Namun tubuhnya semakin dalam terjatuh ke kedalaman kolam renang 7 meter itu, rasa sesak pada paru-parunya akibat kekurangan oksigen tak kalah sesak dengan dirinya yang sudah lelah dengan kehidupan yang ia jalani.Kim Minji, si atlet renang yang akan mengikuti olimpiade renang 4 bulan lagi. Namun staminanya menurun akhir akhir ini, tekanan latihan, tekanan keluarga, membuatnya sangat lelah.
Ingin sekali Minji melepaskan dirinya mati dibawah air, tapi ia tak ingin mati sia sia.
Minji tersadar, ia dengan sekuat tenaga kembali berenang menuju dasar kolam. Walau. Nafasnya terhela sangat kasar karena cukup lama menahan nafas, terengah-engah, dan matanya memerah. Smartwatch nya pun menampilkan bahwa pacuan jantungnya 2 kali lebih cepat.
Dengan lemas, Minji keluar dari kolam. Ia berjalan menuju kursi yang ada disana, lalu mendudukkan dirinya. Nafasnya masih terengah-engah, ia menumpu kedua tangannya diatas kursi, berusaha menetralkan nafas.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam, dan ia sudah berada di kolam renang sekitar 3 jam. Kulitnya mulai pucat, jari jarinya pun mengeriput.
Minji pun langsung segera merapihkan barang barangnya, lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai, ia kini hanya memakai celana training hitam serta Hoodie biru tua. Minji meneguk air minum nya sambil melirik ponselnya yang sudah 3 jam pula tak ia sentuh, disana ada banyak sekali panggilan telpon dari ayahnya, juga kakaknya, dan beberapa pesan dari teman teman atletnya.
Mata Minji menatap datar satu pesan dari ayahnya.
|Pulang, atau saya bunuh kamu
Decihan pelan terdengar dari mulut Minji, ia hanya tersenyum tipis dan menggeleng.
"Bunuh aja, ngapain ngancem"gumamnya dan segera pergi dari sana.
•
•
•
Minji menghela nafasnya lelah untuk ke sekian kalinya, begitu ia melihat ayahnya tengah mengobrol diteras rumah bersama sang kakak, dan satu wanita yang setau Minji adalah partner kerja kakaknya.
Dengan perlahan mobil Civic milik Minji berhenti di carport, ia turun dari mobilnya sambil menenteng tas renangnya. Awalnya Minji hendak langsung masuk saja kedalam rumah, namun suara berat dari ayahnya membuat langkahnya terhenti.
"gatau sopan santun kamu, Minji? Ada saya ayah kamu, ada Taehyung kakak kamu, dan ada partner kerja kakak kamu. Tau memberi salam?"ujar ayahnya dengan nada datar dan tetap fokus melihat berkas berkas di tangannya.
Minji pun langsung berbalik tepat didepan ayahnya, kakaknya, dan partner kerja ayahnya itu. Ia membungkuk sejenak, lalu kembali tegap.
"selamat malam, ayah, Taehyung, dan-"
Plakk
"Kakak! Sebut Taehyung dengan Kakak!, dia lebih tua dari kamu, Kim Minji!"
Mata Minji terpejam erat setelah merasakan panas pada pipinya akibat tamparan keras ayahnya, Taehyung sendiri terlonjak kaget, ia berdiri hendak memegang bahu Minji.
Namun Minji dengan cepat Minji menghindar dan menatap sinis Taehyung.
"saya minta maaf atas ketidak sopanan saya"Minji kembali membungkuk singkat lalu segera berjalan masuk kedalam rumah.
Ayah Minji sendiri sudah menatap Minji marah, ia hendak mengejar Minji, namun dengan cepat Taehyung menahannya.
"Yah, udah. Kasihan Minji"ujar Taehyung menggeleng pelan kearah ayahnya dan menuntun ayahnya kembali duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice To Meet You • bbangsaz
Fanfiction"kamu hanya tamu di kota ini, tidak pantas untuk jatuh cinta kepada penduduknya"