8

558 109 53
                                    


Minji melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dengan senyuman lebar, sebelah tangannya menenteng plastik berisi pakaiannya yang basah dan plastik berisi obat obatan untuk hyein. Hujan di luar sana sudah mereda, dan waktu sudah hampir larut malam.

Ya, Minji menghabiskan waktu cukup lama bersama Hanni di mobil. Menunggu hujan mereda, juga menunggu jemputan Hanni datang.

Sampai saat ini Minji masih merasakan debaran yang membuatnya merasa seperti gugup sendiri, bahkan terkadang ia terkekeh geli. Kepalanya terus berputar berapa eratnya genggamannya dengan Hanni tadi, saling menatap seakan akan saling menghangatkan.

"erghh, aku rasa aku gila"gumam Minji sambil melangkahkan kakinya menaiki tangga, menuju kamar hyein.

Namun saat ingin membuka pintu kamar adik kesayangannya itu, sebuah tangan menarik lengan Minji dan langsung mendaratkan tamparan keras.

Plakkk

"adikmu sakit!, kemana saja kamu Minji?!"

Mata Minji terpejam sejenak merasakan panas pada pipinya, ia membukanya matanya dan mendapati sang ayah yang tengah menatapnya dengan penuh amarah.

Sebelah tangan Minji mengangkat plastik berisi obat kedepan wajah ayahnya.

"saya beli obat buat hyein"ujar Minji nada yang benar-benar pasrah.

"bodoh! karena kamu Taehyung tidak bisa mengikuti meeting pentingnya!!"bentak ayah Minji tak perduli.

"lalu siapa yang membeli obat untuk hyein?"balas Minji dengan nada datar, ayahnya pun hanya terdiam, mata Minji melirik didepan pintu kamar ada sang kakak yang hanya menunduk.

"Pecundang"lirih Minji sebelum langsung memasuki kamar hyein.

Ayah Kim hendak menyusul namun Taehyung dengan cepat menahan ayahnya itu, pria itu mengusap pelan punggung ayahnya.

"Jangan yah, biarin Minji"kata Taehyung lalu menarik ayahnya pergi.

Sedangkan didalam kamar, Minji menghela nafasnya kasar. Si Kim menatap hyein yang sudah tertidur dengan sebuah kain kompres di kening nya, menaruh obat obatan yang sudah ia beli di atas nakas, lalu duduk dipinggiran kasur sang adik.

Tangannya bergerak mengusap lembut puncak kepala hyein.

"kira kira, bunda bakal pulang lagi ga ya?"lirih Minji bertanya kepada dirinya sendiri, ia menatap lembut adik kesayangannya sebelum kepalanya terputar masa masa dimana keluarga mereka baik baik saja, tak ada kekerasan, bundanya selalu ada dirumah, semuanya kala itu baik baik saja.

Tapi semenjak Minji menjadi atlet muda, semuanya berantakan. Minji sendiri tak mengerti kenapa hal ini bisa terjadi, bundanya entah kemana, kadang pulang kadang tidak sama sekali, kalaupun pulang pasti bertengkar lagi dengan ayahnya.

Minji benar benar tak mengerti.

"Kak~"hyein bersuara dengan parau, matanya terbuka menatap Minji yang juga menatapnya bingung.

"Hey, kenapa? ada yang sakit?"tanya Minji dengan khawatir.

Hyein menggeleng kecil,"kangen bunda"jawabnya dengan cemberut.

Minji tersenyum,"nanti pasti ketemu bunda lagi, bunda mungkin masih sibuk dengan pekerjaannya"

"tapi udah dua bulan ini bunda ga pulang~"balas hyein, matanya berkaca-kaca, wajah memerah, nada bicaranya pun bergetar menahan tangis.

Gerakan mengelus puncak kepala hyein terhenti, Minji terdiam. Si Kim juga bingung harus bagaimana, pekerjaan ibu alias bundanya itu adalah seorang Desainer. Butiknya pun sangat terkenal di kotanya ini, tak heran jika bundanya sibuk dengan pesanan pesanan di butiknya.

Nice To Meet You • bbangsaz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang