Hanni sedari tadi hanya menyimak pembicaraan dua orang didepannya, sebenarnya moodnya sudah sangat tidak bagus karena pemandangan didepannya ini. Tapi tak ada yang bisa ia lakukan selain menyimak.walaupun salah satu dari mereka berdua sedari tadi tengah meliriknya, seakan-akan memastikan Hanni baik baik saja.
Ya itu, Kim Minji.
Sedari tadi ia mengobrol dengan Haerin yang sangat khawatir padanya, sampai melupakan keberadaan Hanni. Hal itu tentu saja membuat minji jadi tidak enak, karena Hanni lah yang membuat nyeri kepalanya mereda.
"kamu udah makan, ji? Kalau belum aku beli-"
"Hanni, sudah makan?"
Pada akhirnya minji bertanya pada Hanni; memotong perkataan Haerin yang sudah menatap Hanni malas.
Mendengar pertanyaan Minji, kening Hanni mengernyit. Si Pham melirik Haerin tak enak
"y-ya, aku sudah makan"jawab Hanni meneguk ludahnya kasar tatapan Haerin sedikit membuatnya tidak nyaman.
Minji tersenyum dan mengangguk, ia beralih menatap Haerin.
"aku baik baik aja, kang. Mending kamu pergi latihan, aku sebentar datang bawa surat hasil pemeriksaan sekalian"ujar Minji.
Haerin mendengus kesal,"yaudah, aku sama Bae tunggu. Kalo ada apa-apa ngomong, okay?"
"iya iya"
Haerin menghela nafas panjang sebelum meraih tasnya yang ada di sofa ruangan, si marga kang menatap Hanni sinis.
"kamu kenapa ga pergi?"tanya Haerin.
Hanni tersentak,"u-uh? i-iya ini mau pergi"
Si Pham hendak pergi menyusul Haerin yang berjalan didepannya, tapi suara berat Minji membuat keduanya menghentikan langkah.
"Hanni tetap disini"
Mata Hanni membulat, ia menatap Haerin yang terlihat semakin kesal. Pada akhirnya Haerin menghentakkan kakinya kesal dan berjalan keluar dari ruangan, Hanni sendiri masih terdiam; tak berani berbalik untuk berhadapan dengan si Kim. Rasanya sangat canggung.
"Hann? Mau disitu terus?"kata Minji terkekeh kecil, Hanni pun kembali berbalik dan mendekatkan diri pada ranjang Minji.
Si Pham mendudukkan dirinya di kursi sebelah ranjang, pandangannya ke sembarang arah, membuat minji berdecak gemas melihat tingkah wanita mungil didepannya ini.
"boleh pinjam tangan kamu lagi?"tanya Minji sembari mengulurkan tangannya.
Akhirnya pandangan Hanni bertemu dengan Minji, keduanya kembali beradu tatap. Tatapan yang sama seperti semalam.
Hanni pun dengan sedikit gugup segera menaruh tangannya tepat diatas telapak tangan Minji yang terlihat lebih besar, dan Minji pun langsung menggenggam tangan mungil itu erat.
"kamu punya kekuatan ya?"tanya Minji tiba tiba.
"h-huh? maksud kamu?"Hanni menatap Minji bingung.
Senyuman Minji semakin melebar,"kamu spesial, Hanni"
Rona merah perlahan menghiasi pipi mulus Hanni, si Pham memalingkan wajahnya tak ingin Minji melihatnya malu. Tapi Minji justru tau, senyumannya melebar. Dengan berani, tangan Minji kembali bergerak mengelus puncak kepala Hanni.
"thankyou, hann"
Cklek
Suara pintu terbuka membuat minji dengan cepat menarik tangannya, juga menjauhkan tubuhnya dari Hanni. Si Kim dengan tegap mengarah kearah pintu yang menampilkan pria dengan kaos klub renang, itu coachnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice To Meet You • bbangsaz
Fanfiction"kamu hanya tamu di kota ini, tidak pantas untuk jatuh cinta kepada penduduknya"