"Tatapan yang kamu kasih buat kini minji, seharusnya buat aku, Hanni!"Teriakan itu membuat Hanni memejamkan matanya erat erat, tangisannya sama sekali belum berhenti. Ia terisak-isak mendengar bentakan yang pertama kali ia dapatkan, Hanni hidup dalam lingkup hangat dan tak pernah ada yang seperti ini padanya.
"aku, aku yang lebih dulu jatuh cinta sama kamu, Hanni. Jangan sama Minji ya? Dia itu bodoh, untuk apa jadi atlet? Padahal ayah sudah dari awal menyuruhnya melanjutkan perusahaan, tapi dia tidak mau."lirih Taehyung yang duduk dihadapan Hanni.
Keduanya duduk berhadapan, lebih tepatnya Taehyung membawa Hanni kekamar apartemen. Ia memerintah Hanni duduk dipinggir kasur, dan Taehyung sendiri duduk dikursi menghadap Hanni.
Hanni takut, takut hal yang tidak diinginkannya terjadi didalam sini.
"Aku tidak pernah melawan ayah, selama ini aku selalu menuruti kemauannya, ayah memberikan apapun yang aku mau, termasuk kamu, Hanni."lanjut Taehyung tersenyum, ia bangkit dan berdiri didepan Hanni yang ikut mendongak ketakutan, tubuhnya kaku dan sesenggukan.
Taehyung mendekatkan wajahnya pada Hanni, nafas mereka saling menerpa wajah saking dekatnya.
"ini masih pagi, tapi bukankah melakukannya di pagi hari itu menyenangkan, Hanni?"tanya Taehyung dengan senyuman yang melebar, kedua tangannya bergerak memindahkan rambut hanni kebelakang , hingga leher putih si Pham terekspos.
"j-jangan!"sentak Hanni dengan tenaga yang seadanya berusaha mendorong Taehyung menjauh, tapi tetap saja tidak bisa.
Taehyung terkekeh sambil menjauhkan tubuhnya dari Hanni,"aku bercanda! hahahahah!!"
Melihat itu Hanni semakin terisak, ia ingin secepatnya keluar dari sini. Tapi siapa yang bisa menolongnya sekarang? Semuanya tak bisa dihubungi.
Taehyung terus memandang Hanni yang terus terusan menangis, pria itu menghela nafasnya panjang sebelum tangannya bergerak mengusap lembut pipi Hanni yang basah.
"jangan menangis, maaf"gumam Taehyung terus menatap Hanni dalam, Hanni pun ikut menatap Taehyung. Seperkian detiknya, Hanni mengerang kencang begitu usapan Taehyung berubah menjadi cengkraman kuat di pipinya.
"Jangan menangis! Berhenti menangis!"bentak Taehyung yang benar benar membuat Hanni dengan cepat menahan tangis serta erangan kesakitannya, kedua tangan Hanni bergerak memegang pergelangan tangan Taehyung; berusaha melepas cengkramannya.
"h-hikss! l-lepas! Sakit arghhh!"
Taehyung masih diam, ia sama sekali tidak mengendurkan cengkramannya. Matanya terus mengscan seluruh wajah Hanni yang kini terlihat sangat berantakan, namun bagi Taehyung tetap imut. Apalagi wajah Hanni hampir sepenuhnya tertutup oleh telapak tangannya.
"aku gila? ya... aku gila! aku tergila gila sama kamu, Hanni. Kamu milikku, Mengerti?"tanya Taehyung tersenyum, ia perlahan melepaskan cengkramannya, tapi kini wajahnya kembali mendekat hingga hidungnya menggesek pelan hidung Hanni.
"answer me, Pham. Mengerti tidak?"
Dengan ragu Hanni mengangguk kecil, ia tak ingin Taehyung kembali mencengkramnya.
"Good, aku pergi kerja dulu okay?"pamit Taehyung setelah kembali menegapkan tubuhnya, si tertua Kim itu merapihkan kerah kemeja putihnya lalu kembali menatap Hanni.
"jangan lupa makan, hm? Bye~"Taehyung menepuk-nepuk lembut puncak kepala Hanni sebelum akhirnya pergi darisana.
Melihat Taehyung yang hilang dibalik pintu, Hanni seketika kembali meledakkan tangisnya. Si Pham dengan lemah menjatuhkan tubuhnya keatas kasur, tangannya bergerak menutup mulutnya sendiri;berusaha meredam suara tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice To Meet You • bbangsaz
Fanfiction"kamu hanya tamu di kota ini, tidak pantas untuk jatuh cinta kepada penduduknya"