9

481 29 303
                                    

Seperti biasa, bahasa Indonesia baku = bahasa asing

================================




SATRIA POV

"Ddaaa." Satria melompat-lompat dipangkuan ibu ketika ia melihat keluar jendela kecil yang baru dibuka oleh ibu. "Ddaa, Bbuu. Ddaa." Katanya memberitahu ibu bahwa burung besar yang mereka naiki kini sudah terbang di langit.

"Iya, Maas. Pesawatnya terbang." Kata ibu berusaha menenangkan Satria yang tak bisa menahan rasa senang di badannya. Rasanya seperti geli ketika digelitiki oleh ayah dan papa. "Mas nggak takut kan?"

Apa ibu bilang? Mas takut? Tentu tidak, Ibuu." Besshh, Bbuu."

"Iyaa. Mas pinter nggak takut naik pesawat tinggi." Kata ibu memperbaiki posisi berdiri Satria.

"Mmpah." Satria mencoba menyingkirkan tangan ibu yang memegangi sebelah kiri dan sebelah kanan badannya. "Bbu mpahh dassh!" Ah, ibuu. Mas bisa berdiri sendiri.

"Ibu pegangin, Maas. Biar nggak jatuh." Ibu memaksa untuk memegangi pinggang Satria.

Ya ampun ibu. Padahal kan Satria bisa berpegangan pada pinggir jendela ini supaya tidak jatuh. Lihat ini. Aunty lihat kan? Mas bisa kan berdiri sendiri sambil pegangan? Mas pemberani kan, Aunty?

"Nggak bisa, Maas. Harus dipegangin kalau nggak nanti mas jatuh loh."

"Mmpah!" Satria akhirnya mengucek wajahnya kesal.

"Kenapa ini cucunya oma?" Oma kini sudah berdiri di dekat kursi ibu.

"Ini loh, Oma. Mas nggak mau dipegangin katanya. Kan kalau nggak dipegangin nanti jatuh ya, Oma?"

Oma tersenyum. Ah cantik sekali senyum oma. Walaupun tak secantik ibu.

"Mmaa, mmpah."

"Ngomong apa dia?" Oma menatap ibu bingung.

Ya ampun oma. Mas Satria kan sudah berbicara dengan jelas. Mas minta tolong supaya oma membantu melepaskan tangan ibu yang menempel di badan mas. Mas sudah ingin segera melihat putih-putih yang seperti busa yang selalu dipakai mas dan Sakha mandi ituuu.

"Minta tolong dia, Mi. Biar aku nggak pegangin dia lagi."

Ya, walaupun hari ini ibu sedikit menyebalkan tapi memang cuma ibu yang paling mengerti mas. Oma sama saja seperti ayah dan papa Raka dan opa.

Oma mengulurkan kedua tangannya. "Jalan-jalan yuk? Keliling pesawat sama oma biar bisa ketemu aunty pramugari yang cantik-cantik tadi."

Apa? Ada yang lebih cantik dari ibu?? Tidak. Itu tidak boleh terjadi. Mas harus melindungi ibu supaya ibu tetap jadi yang paling cantik di dunia.

"Dassh, Mma." Satria tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya ke pelukan ibu sambil menatap kesal pada oma. Yaa walaupun ibu sedang menyebalkan hari ini tapi ibu tetap yang paling cantik di seluruh dunia raya ini.

SATRIA POV END.

.

.

SAKHA POV

Sakha yang duduk bersama ayah di kursi di seberang ibu dan mas Satria menatap heran. Memangnya apa yang dilakukan oma? Kenapa mas terlihat begitu kesal?

"Bbuu tash baah!" Kata mas menatap ibu, kemudian kembali memeluk ibu.

Ah iya. Benar juga kata mas. Ibu memang yang paling cantik di dunia raya ini. Walaupun aunty yang tersenyum di pintu masuk burung besar ini tadi cantik-cantik tapi tetap ibu yang tercantik.

FOR YOU 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang