Bagian [19]

13 0 0
                                    


Yeosang's POV

Dua jam telah berlalu sejak kejadian yang ada di taman dan kami memutuskan untuk menetap di kediamanku.

Mingi muncul setelah kami terjatuh dari jembatan es tersebut, mengatakan bahwa dia tidak dapat memberhentikan Yunho dan sekarang semuanya duduk di ruang tamu, kecuali Seonghwa yang sibuk mengurus San agar dia tidak pergi ketika bangun di kamar tamu. 

Aku juga tidak bersama yang lainnya, hanya sendirian di kamarku melihat matahari yang perlahan mulai tmenghilang dari gedung pencakar langit. Aku perlu waktu untuk berpikir.

Hwaseong... Tidak Seonghwa adalah dia. Dia adalah Blaze sejak awal. Dia yang menyelinap ke apartemenku dan dia yang menculikku, lalu menggendongku di lengannya... Lalu kemudian,, ketika aku menemukan dia di depan rumahku, itu juga Seonghwa yang dengan diam-diam masuk lalu mengambil kartu memori. 

Oh Tuhan.... Dia bahkan telah menciumku!!

Aku menggeram dan menyembunyikan wajahku dengan bantal. Aku sangat bodoh, bagaimana aku tidak menyadarinya sejak awal?!

Dan hal lainnya, aku telah memperlakukannya dengan buruk sejak awal. Bagaimana dia tidak membenciku sekarang?!

"Arghh... Aku membenci diriku." Aku kembali mengerang.

Seonghwa sangat kuat dan terlatih, juga aku hampir membuat ia kalah dalam pertarungan. Tidak ada keraguan bahwa dia bisa saja menghancurkan siapapun yang mengancamnya. Haruskah aku takut sekarang?

Sebenarnya, Aku sedikit takut, namun bukan rasa takut akibat kekuatan yang dimiliki oleh Seonghwa, tetapi hari dimana yang akan kami hadapi. Akan seperti apa nanti? Ada banyak kekuatan dibelakangnya baik dari air dan api yang masih tidak dia ketahui.. Bagaimana jika mimpiku dimasa lalu akan terulang di masa depan?

Aku tidak dapat membayangkan fakta bahwa Seonghwa akan melupakan siapa dirinya dan membunuh orang-orang. Gambaran yang aku miliki ketika aku tidak sadar di tempat penyadap itu jelas terlihat di hadapanku lagi.

Tidak ada keraguan bahwa Seonghwa yang menusuk Yunho... Sepupunya dia sendiri dan kemudian.... aku....

Bagaimana atau siapa yang cukup kuat untuk mengacaukan pikirannya seperti itu? Bagaimana dia bisa berubah seperti seorang monster seperti itu? Apakah itu kesalahan yang dilakukan oleh pria berambut putih yang aku lihat? Siapapun itu.... Dia berbahaya.

Tiba-tiba aku mendengar ketukan dari arah pintu.

"Masuk." Aku berkata dan hendak bangun dari kasurku, sebelum Seonghwa masuk melalui pintu. Aku cukup terkejut dia yang datang pertama menghampiriku dan untuk beberapa detik kami hanya saling menatap satu sama lain, tidak tau apa yang harus dikatakan. 

"Kenapa kamu disini???" Aku bertanya dengan nada yang sedikit marah. Aku harus marah kepadanya karena aku bukan satu-satunya yang melakukan kesalahan.

Sebuah rasa sakit tergambar di mata Seonghwa.

"Aku....Aku kesini untuk meminta maaf." Dia menjelaskan dan menutup pintu, namun Seonghwa masih menjaga jaraknya terhadapku.

"Minta maaf untuk apa? Berbohong kepadaku selama ini? Menarikku kedalam pertempuran antara klan? Bermain-main dengan perasaanku?!" Aku semakin meninggikan suaraku. Aku sangat frustasi atas semua ini, terutama perasaan yang aku miliki terhadapnya... Bagimana dia menciumku begitu saja saat itu, lalu di hari berikutnya seperti tidak ada hal yang terjadi karena dia menjadi orang lain....

Seonghwa tetap diam seolah kehilangan kalimatnya.. Itu sangat menyedihkan.

"Apa artiku untuk mu Seonghwa? Hwaseong? Blaze? Manajerku? Atau siapapun kamu. Apakah aku hanya pria yang kamu perlukan untuk memenuhi arti sebuah ramalan? Apakah aku bahkan berarti untukmu? Siapa dirimu sebenarnya?! Cukup katakan di hadapanku bahwa kamu membenciku dan berhenti bersikap baik untuk mengambil kepercayaanku!" Aku berdiri dan melemparkan selimut kelantai. Aku ingin mendengar kenyataannya. Dia pasti benar-benar membenciku, mungkin itu bahkan menyakiti dirinya berada di dalam satu ruangan yang sama denganku.

Blaze II SeongSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang