Bagian [11]

8 2 0
                                    


Yeosang's POV

Otakku benar-benar penuh dengan banyaknya hal yang aku pikirkan sepanjang hari. Sial, sebenarnya apa yang salah dengan diriku dan bagaimana Blaze berhubungan dengan ini? Kenapa aku tidak menyadari bahwa aku telah diikuti dan kenapa ayam dari pengantar ini sangat enak? 

Sekarang adalah siang hari dan aku baru saja menyelesaikan kelas menari, jadi aku sedang menunggu Mars tiba. Aku meminta dia untuk menjadwalkan sebuah pertemuan dengan direktur dari drama yang aku mainkan, karena aku ingin Mingi mendapatkan perhatian yang lebih. 

Setiap dia punya kesempatan untuk wawancara atau menerima lebih banyak waktu di layar, anak laki-laki itu selalu diberhentikan dan aku kembali untuk menjadi fokus utama. Itu tidak seperti aku tidak menyukai perhatian, tetapi tidak wawancara dan melakukan hal-hal bersama Mingi tidak menyenangkan.

Berbicara tentang Mingi, aku tidak melihatnya hari ini.

Aku merasa seseorang menarik kemeja ku dan ketika aku menolehkan kepala ku aku menyadari bahwa ada seorang perempuan kecil sedang mengerucutkan bibirnya, rambut hitamnya terikat ke atas dan dia menggunakan rok berwarna merah muda. Dia sangat menggemaskan.

"Apa yang dilakukan gadis menggemaskan seperti mu berada di ruang tari gedung KQ?" Aku bertanya ke dia, tetapi ekspresinya tetap menyebalkan.

"Jangan panggil aku menggemaskan atau aku akan membunuhmu. Aku mencari sepupuku, jadi katakan dimana dia?" Dia membentak dan menendang tulang keringku. 

Itu tidak terlalu sakit tetapi aku juga tidak bisa menyangkal bahwa sakit itu sangat terasa ke seluruh pembuluh darahku.

Mungkin dia seperti beberapa artis lainnya... Setidaknya itu menjelaskan betapa buruk sikapnya.

"Ow, itu sakit. Kamu tidak boleh menendang seseorang seperti itu tanpa sebuah alasan." Aku mencoba untuk melawannya, tetapi hanya berakhir aku menerima pukulan lain. Kali ini diantara kaki ku dan itu....sakit.

"Kamu menumpahkan kopi ke dia!" Dia berteriak dan pada saat itu pintu terbuka dan Mars berlari ke dalam, dengan cepat menarik tangan gadis itu.

"Soyeon! Kamu tidak bisa berkeliaran seperti ini dan menghukum orang! Bukan kah kamu seharusnya tetap tinggal dengan orang tuamu?" Suara manajer itu sangat berbeda dari apa yang biasanya aku dengar. Kelembutan dan kepedulianya tidaklah palsu tetapi seluruhnya adalah kejujuran.

"Pfft, mereka membiarkan aku pergi untuk melihatmu." Soyeon dengan senang melingkarkan lengannya ke sepupu nya. Aku memiliki perasaan yang campur aduk tentang semua ini...

Dengan perlahan Mars membiarkan gadis yang menunjuk aku dengan mata yang marah.

"Seong- Maksudku Hwaseong, kamu harus memukul pria kurang ajar ini!"

Tetapi alih-alih membelanya, Mars justru mendorong perempuan itu dari belakang dan memberikanku senyuman permohonan maaf. Seolah-olah itu akan berguna.

"Aku minta maaf atas nama nya. Aku sudah menjadwalkan pertemuanmu lusa." Dia dengan cepat memberitahukan aku dan aku menatap mereka berdua dengan tidak percaya.

Bagaimaan bisa setan kecil seperti Soyeon menyukai seseorang yang terlihat canggung dan gaya yang buruk seperti Mars?

"Tidak masalah, lagipula aku sudah terbiasa mendapatkan ancaman pembunuhan..." Yang sebenarnya tidak sepenuhnya salah.

Pada saat itu pintu terbuka lagi memunculkan sosok Wooyoung yang diikuti oleh seseorang yang tidak diketahui, pria berambut hitam yang dengan sopan membungkuk di hadapan kami. Aku harus akui bahwa dia sangat tampan, tetapi bukan tipe ku... Sebenarnya dia benar-benar tipe Wooyoung. Tunggu...

Blaze II SeongSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang