Bagian [9]

10 2 0
                                    


Yeosang's POV

Semua mata ke arahku dan tempat dimana Mars memberikan segelas americano sebelum dia berjalan ke luar ruangan seperti pengecut.

"Apa?" Aku berteriak di seluruh ruangan.

"Lanjutkan pekerjaan kalian." Dengan segera orang-orang berbalik dan akhirnya keheningan di dalam studio telah hilang.

Pft..Benar - benar bodoh. Mungkin dia akhirnya akan keluar dari pekerjaan ini dan berhenti membuatku kesal. Sebenarnya aku hampir terkesan bagaimana dia bisa bertahan sampai sekarang...hanya hampir.

Mars membuatku gugup tidak seperti orang lain, jadi itu adalah kesalahan dia karena tanganku sampai tergelincir sehingga aku menumpahkan kopi padanya. 

Tapi serius, setiap kali aku menyerangnya atau membuatnya melakukan hal-hal yang jelas tidak adil baginya, dia tetap menuruti hal itu tanpa kehilangan kesabarannya atau melawan ku kembali. Pria itu terlalu sempurna. Dia bahkan tidak membuat kesalahan tentang apa yang aku pilih dan karena itu aku jadi memicu lebih banyak hal lagi. Tanpa hasil.

Mars itu seperti sebuah buku yang tidak dapat dibaca karena terkunci di sebuah brankas dan kuncinya itu berada di gunung berapi yang tidak dapat di jangkau oleh siapapun. 

Tenggelam dalam pikiranku, aku duduk dengan americano panas dan dengan perlahan menyesapnya. Rasa nya sempurna dan aku dengan cepat merasa lebih segar kembali. 

Di sudut mataku, aku dapat melihat bahwa Mingi keluar dari lorong kamar mandi. Bukan kah itu tempat dimana Mars tadi pergi? Apakah dia mengikuti Mars? Tidak mungkin....


Tetapi apa yang aku pikirkan menjadi kenyataan, ketika Mars berjalan keluar dari koridor yang sama 1 menit kemudian. Aku hampir menumpahkan kopiku ketika aku menyadari bahwa dia menggunakan kemeja Mingi...Kemeja berwarna biru muda, dengan kancing di atasnya dan memiliki garis putih pada bagian ujung lengan bajunya. Tidak ada seorang pun yang tahu kemeja itu selain diriku, karena aku yang membelikannya untuk Mingi beberapa bulan yang lalu. Aku perlu penjelasan untuk ini.

"Mars!" Aku berteriak. "Kemari!"

Apakah Mingi benar-benar memberikan kemejanya ke dia? Bagaimana bisa dia mengganggu manajer ku?!

Dengan langkah yang cepat, Seonghwa berlari ke arah ku.

"Ya?" Mars dengan lembut bertanya dengan senyum palsu di wajahnya dan dari matanya aku tidak dapat melihat sedikitpun kemarahan.

Aku akan membuat dia kehilangan emosinya suatu hari nanti....aku yakini itu.

"Kenapa kamu menggunakan kemeja Mingi? Jika kamu perlu pakaian baru, datang dan bertanya kepadaku." Aku meminta nya dan menunggu untuk jawabannya yang ada dalam ekpektasiku.

ayo bilang kalau aku adalah orang yang menumpahkan kopi ke bajumu. Katakan bahwa aku harus meminta maaf....

"Tentu saja, selanjutnya aku akan meminta kepadamu."

Apa?! Tidak, dia tidak seharusnya bereaksi seperti itu. Untuk beberapa detik aku tidak tahu apa yang harus ku katakan.

"Bagus..."

"Yeosang, kita perlu cepat atau kamu akan terlambat untuk sesi wawancaramu." Mars dengan cepat menambahkan sambil melihat tabletnya. Tentu saja dia tidak akan lupa tentang janji temu ku. Terlalu sempurna.

*****

Setelah wawancara aku merasa lelah dan kesal. Jurnalis itu memiliki suara yang sangat menyebalkan yang pernah aku dengar dan pertanyaannya aneh serta tidak penting.

Blaze II SeongSangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang