[[CHAPTER 3]] : Orang yang Istimewa

795 68 19
                                    

"Kau akan melakukannya. "

Itu bukanlah sebuah pertanyaan. Nada bicaranya terdengar seolah pria itu yakin bahwa ia akan melakukannya.

"Bukankah ini tak merugikanmu dalam banyak aspek? Aku akan memenuhi semua keinginanmu selama berada di sini, dan kau bebas melakukan apapun selama tak menimbulkan kerugian untuk Kerajaan. Aku juga akan menjamin keselamatan dan kesejahteraanmu. Ini merupakan penawaran yang sangat menguntungkan. "

Dia masih diam, bahkan kalaupun pria di hadapannya terus berbicara mengenai segala macam keuntungan untuknya, ia masih tak mengalihkan pandangan dari sebuah buku usang yang berada di tangannya. Melihat sosok di hadapannya tak segera merespons, pria itu tampak memikirkan beberapa hal.

Kemudian kembali bersuara.

"Aku juga akan membiarkan Saudaramu tinggal disini bersamamu."

Mendengar hal itu, Jeong Jaeui pun akhirnya mengangkat kepalanya dan bertemu tatap dengan pemilik sepasang iris hitam legam yang dingin dan tak menyenangkan.

"Bahkan kalaupun para menteri dan Raja menentang hal itu, jika itu atas permintaanku, aku bisa berbuat sejauh itu. Dia akan tetap tinggal di istana ini bersamamu. Jadi kau tak perlu khawatir apakah kau dapat bertemu adikmu atau tidak."

Setelah terdiam beberapa lama, Jeong Jaeui akhirnya membuka mulutnya dan berbicara,

"Apakah kau dapat menjamin keselamatannya juga? "

Pria itu ganti terdiam.

"Kesejahteraannya, kehidupannya, dan keselamatannya. Apa kau bisa menjamin ketiga aspek itu sama seperti yang kau tawarkan padaku? "

Pria itu berwajah tak senang,

"Maaf, Tuan Jaeil. Tapi untuk ketiga permintaan ini akan sangat berat. Tempat ini adalah Istana dan Istana memiliki aturannya sendiri. Dan jika bukan atas persetujuan Raja, aku tak dapat melakukan hal sampai sebanyak itu. " Mata dingin itu berkilat, ada sensasi tak menyenangkan yang datang setiap kali matanya menelusuri wajah Jaeui.

"Aku bisa menjamin semua kemewahan itu untukmu karena itu atas Nama Raja. Tapi sebuah pertentangan besar jika aku melakukan hal yang sama untuk adikmu. Bukankah kau menjadi sedikit serakah hanya karena aku memberimu kemudahan dan kenyamanan? Dia seharusnya merasa beruntung bahkan jika hanya dibiarkan tinggal di Istana ini. "

Wajah Jeong Jaeui menjadi muram. Ada sorot ketidakpuasan yang terpantul jelas di matanya yang berwarna seperti emas. Namun bahkan jika Jaeui ingin menolak dalam banyak hal, semuanya jelas akan menjadi semakin rumit.

Di Istana ini, bahkan kalaupun pria ini memberinya kebebasan dan kenyamanan atas kemegahan Istana dalam negeri dongeng ini, Jeong Jaeui tetap tidak bebas.

Pria ini bermaksud mengikat dirinya. Dan pria ini adalah orang yang cerdik karena dia mengikat Jeong Jaeui dengan kelemahan terbesarnya.

Karena dia membawa nama Taeui, adiknya.

Jeong Jaeui menatap kembali ke arah buku di bawah telapak tangannya. Jemari kurus itu mengusap sampul kulit kusam yang hampir terkelupas.

Informasi mengenai dunia ini, sihir, dan segala macam aspek yang sulit dipercaya telah terangkum dengan sangat detil dan cermat. Jeong Jaeui sudah membacanya beberapa jam lalu ketika Pria bernama Rahman ini meninggalkannya di kamar setelah pamit sejenak untuk pergi ke suatu tempat.

Dan ketika kembali pria ini memberikan penawaran-penawaran itu.

Ini adalah sebuah transaksi yang cukup adil-- Tapi bagi Jaeui, hal ini sedikit memberatkannya. Karena Jaeui datang bersama Taeui, dia menginginkan keadilan juga bagi Sang Adik.

UNHOLY GRAILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang